Search

Kaledioskop Kretek Indonesia

Tahun 2015 tak lama lagi berlalu. Ada cukup banyak cerita tentang pertembakauan yang mewarnai nusantara sepanjang tahun. Isinya masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, pro dan kontra. Isu pertembakauan nusantara memang sangat dinamis disetiap tahunnya, selalu ada perdebatan-perdebatan yang muncul, baik isu yang direproduksi ataupun isu baru.

Berikut Komunitas Kretek membuat sebuah catatan isu pertembakauan sepanjang tahun 2015, yang dirangkum dari berbagai media, sosial media ataupun berbagai kegiatan di lapangan. Kami hadirkan catatan tersebut dalam Kaledioskop Kretek Indonesia.

RUU Pertembakauan Ditolak Mahasiswa (Februari)

Dalam agenda pembahasan prolegnas 2015, diwarnai aksi protes dari belasan mahasiswa yang menggunakan jaket almamater Universitas Indonesia. Para mahasiswa yang hadir menyuarakan penolakan pada RUU tentang Pertembakauan. Para mahasiswa tersebut langsung diamankan oleh Pamdal DPR. Rekan-rekannya yang berjumlah 14 orang juga diajak untuk turun meninggalkan balkon ruang paripurna.

Mahasiswa Universitas Indonesia itu sepertinya tidak memahami bagaimana pertembakauan Indonesia mampu memberikan penghidupan bagi jutaan orang yang terlibat dari hulu sampai hilir. RUU Pertembakauan juga diinisiasi oleh para stakholder pertembakauan termasuk diantaranya adalah dari kalangan petani tembakau, yang bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi pertembakauan nasional. Jika mereka menolak RUU Pertembakauan, maka mereka menolak perlindungan terhadap nasib para petani tembakau.

Mensos Berikan Rokok Pada Orang Rimba (Maret)

Kasus kelaparan yang mengakibatkan meninggalnya 11 orang rimba dari Suku Anak Dalam di Jambi sempat menghebohkan media massa dan sosial media. Pasalnya Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa yang datang memberikan bantuan pangan digugat oleh YLKI dan kawanannya karena memberikan rokok kepada Suku Anak Dalam. Gugatan tersebut mengaburkan subtansi dari tanggung jawab pemerintah terhadap kondisi suku anak dalam, karena yang disorot adalah perihal pemberian rokok.

YLKI menafikan bahwa rokok yang diberikan Mensos tersebut adalah bagian dari komunikasi sosial yang menjadi bagian dari kebudayaan negeri ini. Bukan rokok bentuk bantuan yang diberikan oleh Mensos, melainkan pangan sebagai bagian dari tanggung jawab Negara.

Tribute to Kretek (Mei)

Tanggal 31 Mei diperingati sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Indonesia salah satu negara yang cukup rajin memperingati hari ini, dan YLKI adalah salah satu pionir dari gerakan ini. Namun dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, YLKI tidak merayakannya sendiri. Komunitas Kretek selalu hadir juga di tanggal tersebut dengan memberikan perspektif yang berbeda tentang pertembakauan.

Bagi YLKI tentunya tembakau adalah buruk dan buruk. Ini disebabkan YLKI hanya memandang tembakau dengan kacamata kuda. Tak mau melihat tembakau dalam berbagai dimensi. Menegasikan berbagai manfaat positif dari tembakau, baik dari sisi kesehatan, sosial, ekonomi, budaya. Tribute to Kretek adalah sebuah acara besar yang digagas oleh berbagai komunitas untuk memberikan perspektif lain bagi publik tentang tembakau.

Baca Juga:  Ada Apa dengan Ahok?

Eksploitasi Pemberitaan Robby yang Meninggal Karena Kanker (Juni)

Roby Indra Wahyuda adalah seorang pemuda yang meninggal dunia karena kanker laring. Wajahnya banyak menghiasi sosial media dan bahkan berita-berita di media massa. Videonya juga banyak tersebar dan menjadi viral.

Meninggalnya Robby selalu dikaitkan dengan rokok, karena dia dulunya adalah seorang perokok. Sangat disayangkan memang, Robby yang telah meninggal terus dieksploitasi untuk kepentingan kampanye anti rokok, dengan terus mengulang kabar yang menekankan bahwa Ia meninggal karena rokok.

Logikanya, jika memang kanker yang Ia derita itu disebabkan oleh rokok, maka akan ada 62 juta orang perokok di Indonesia yang juga akan meninggal karena kanker laring. Seperti biasanya, kelompok anti rokok memang selalu menafikan faktor lain dari sebuah penyakit dan semata-mata hanya menyebutkan rokok sebagai penyebab utamanya.

Sosok Dibalik Bungkus Rokok (Agustus)
Tak pernah ada yang tahu siapa sosok yang ada di dalam bungkus rokok. Usut punya usut ternyata foto orang yang berada di bungkus rokok adalah orang dari Thailand. Ya, gambar itu memang telah menempel di bungkus rokok di Thailand sejak tahun 2012. Ketika tahun 2014 pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan peringatan bergambar dalam bungkus rokok, maka gambar tersebut diadopsi dalam bungkus rokok di Indonesia. Entah tak ingin repot atau tidak kreatif sehingga hanya mencuplik gambar tersebut.

Seorang Ibu Diusir Perokok di J-Co Pluit

Masih di bulan yang sama, seroang ibu beserta kedua anaknya yang masih balita diusir dari ruang bebas asap rokok di J-Co Pluit Mall. Perempuan bernama Elisabeth Ongkowijoyo beserta anaknya itu diminta pergi dari tempatnya duduk oleh petugas J-Co karena ada seseorang yang ingin merokok di tempat yang biasa digunakan untuk merokok.

Kejadian ini lantas saja menjadi heboh dan viral di media sosial juga media massa. Elisabeth juga membuat sebuah petisi online yang isinya meminta agar peraturan kawasan tanpa rokok ditegakkan dengan benar. Bak gayung bersambut, para aktivis anti rokok pun segera menyebarkan tautan petisi tersebut dan meramaikan isu ini di media sosial.

Isu ini bisa dikatakan simpang siur, karena dikemudian hari juga berkembang isu bahwa sebenarnya si ibu tersebut juga adalah perokok dan peristiwa yang terjadi di mall tersebut tidaklah persis seperti yang disampaikannya dalam petisi.

Kenaikan Cukai Rokok (September)

Kebijakan ini selalu muncul setiap tahun. Pemerintah memang cukup mengandalkan pendapatan negara dari hasil cukai rokok yang angkanya dalam beberapa tahun belakangan selalu diatas 100 triliun. Kementerian keuangan mengusulkan kenaikan sebesar 15% walau pada akhirnya disepakati kenaikan tahun 2016 sebesar 11%.

Baca Juga:  Merayakan Hari Kemenangan Dengan Senantiasa Memberi Teladan Kesantunan

Cukup ironis memang, disatu sisi pemerintah selalu berkoar-koar bahwa rokok merugikan kesehatan dan membuat kebijakan anti rokok. Namun disisi lain pemerintah dengan senangnya mengambil uang yang sangat besar dari cukai rokok dan terus mendorong agar pendapatan dari cukai rokok terus meningkat setiap tahunnya.

Pemerintah tidak memikirkan dampak yang mungkin sekali terjadi akibat dari kenaikan cukai rokok, semisal dampak gulung tikarnya industri kecil menengah serta hilangnya pekerjaan orang yang bekerja di industri tersebut.

Panen Raya Tembakau (September)

Sepanjang bulan September, para petani tembakau mendapat berkah yang luar biasa dengan hasil panennya yang melimpah. Dapat dikatakan panen ini adalah salah satu panen terbaik yang dialami oleh petani tembakau diseluruh belahan Nusantara. Bahkan di Temanggung, Jawa Tengah, tercipta rekor baru harga tembakau Srintil yang mencapai 1 juta rupiah perkilonya.

Faktor cuaca yang cukup bagus bagi pertanian tembakau memang menjadi hal yang penting bagi panen raya tahun ini. Bukan hanya petani tembakau yang kebagian rezeki dari setiap panen raya, orang-orang yang menjadi buruh tani, pedagang, pekerja di gudang, penjual keranjang tembakau, dan berbagai sektor lain turut terangkat kehidupannya selama panen raya tembakau berlangsung.

Hari Kretek (Oktober)

Sepanjang panen raya tembakau, Komunitas Kretek bersama dengan komunitas-komunitas lain membuat beragam acara. Mulai dari jelajah tembakau di Lombok selama dua kali dengan mengajak para bloger Nusantara, sampai dengan menyelenggarakan Workshop Nyethe pada Festival Literasi Selatan. Semua dikerangkan sebagai balutan peringatan Hari Kretek Nasional yang jatuh setiap tanggal 3 Oktober 2015.

Marlboro Rilis Rokok Ganja (Oktober)

Beberapa media sempat menuliskan berita ini, salah satunya adalah tempo.co yang kemudian juga menyebar di sosial media. Sayangnya mereka tidak melakukan verifikasi atas pemberitaan ini karena ternyata informasi tersebut hanyalah Hoax.

Jogja Tertib Rokok (Desember)

Pemerintah Kotamadya Jogja menggagas Jogja Tertib Rokok dengan berbagai program kampanye di dalamnya. Sebuah gerakan yang melibatkan kelompok-kelompok anti tembakau di Jogja, dengan tujuan untuk membuat para perokok di Jogja tertib dalam merokok.

Hal ini seolah bagus, namun partisipasi publik yang terlibat justru dari kelompok anti tembakau. Seperti juga berbagai kebijakan lain tentang pertembakauan, kelompok yang selama ini mampunyai posisi pro tembakau atau juga stakeholder pertembakauan tidak pernah dilibatkan dalam gerakan ini.

Komunitas Kretek
Latest posts by Komunitas Kretek (see all)