Press ESC to close

Penyebab Kanker Adalah Polusi; Pengakuan Dosa WHO

Selama ini, produk tembakau dinilai menjadi penyebab kanker paru-paru, bahkan menyebabkan kematian. Selama bertahun-tahun tembakau telah dianggap meningkatkan risiko individu untuk berbagai penyakit penyakit pernapasan dan jantung. Demi kepentingan bisnis, oleh World Health Organization (WHO), isu miring yang menyerang tembakau ini diproduksi secara massal di berbagai Negara.

Syahdan, sepandai-pandainya menyimpan bangkai, suatu saat baunya akan tercium juga. Seiring banyaknya penelitian-penelitian serius mengenai penyebab kanker paru-paru, isu tembakau sebagai penyebab penyakit pernapasan semakin diragukan. WHO pun tak bisa berkelit dibalik tabir ilmiah.

Bulan ini, 18 Oktober 2013, untuk pertama kalinya akhirnya WHO secara resmi mengklasifikasikan bahwa polusi udara luar sebagai penyebab utama kanker-paru-paru, karena mengandung zat yang sangat karsinogenik (penyebab kanker). Udara yang dihirup sehari-hari sudah sangat tercemar dengan zat-zat yang memicu kanker.

Dr Kurt Straif, dari International Agency for Research on Cancer (IARC), cabangan dari WHO yang dispesialisasikan pada masalah kanker, dalam Medical Daily mengatakan polusi udara adalah faktor utama penyebab kanker. Polusi udara, inilah sebab paling utama mengapa kanker paru-paru dapat terjadi. Sumber polusi berupa asap dari knalpot mobil, asap dari pembangkit listrik, emisi pertanian dan industri, serta proses pemanasan yang dihasilkan oleh rumah-rumah penduduk.

Sekarang WHO melalui IARC akhirnya mengakui, bahwa polusi udara bukan hanya penyebab penyebab utama kematian akibat kanker, namun juga resiko utama dari kesehatan secara umum. Meskipun komposisi polusi udara dan tingkat paparannya bisa amat bervariasi di setiap negara, IARC mengatakan kesimpulan tersebut berlaku untuk semua wilayah di dunia.

Baca Juga:  Jika Iklan Rokok Dilarang, Kenapa Iklan Minuman Berenergi Tidak?

Studi ini dilakukan oleh IARC karena munculnya banyak fakta penelitian yang meragukan bahaya tembakau. Kesimpulan IARC ini merupakan rangkuman dari sekitar 1.000an penelitian lain yang dilakukan di lima benua di dunia. Sebelumnya, polusi udara diidentifikasi menyebabkan penyakit jantung dan gangguan paru-paru lain. Namun kini sudah terbukti bahwa polusi udara lah faktor utama yang menyebabkan kanker dan gangguan kesehatan secara umum.

Perkembangan industri yang tidak mengindahkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan beredarnya kendaraan tanpa pembatasan sangat berdampak buruk pada kesehatan masyarakat. Selain sebagai penyebab utama kanker paru-paru, polusi udara juga mengancam kesehatan dengan kemungkinan kanker kandung kemih.

Pengakuan ini praktis mengggugurkan berbagai kampanye anti tembakau yang hingga kini masih beredar di kalangan masyarakat. Kampanye anti tembakau kehilangan pijakan dan tidak relevan. Ini artinya, bila kelompok-kelompk anti tembakau masih terus menerus mengatakan tembakau sebagai penyebab kematian akibat kanker paru-paru, mereka tengah melakukan pembodohan masyarakat. Lebih jauh, bahkan bisa dikatakan sebagai penebar kebohongan.

Baca Juga:  Industri Kretek Bukan Sebatas Pabrik Rokok

Poin yang saya ingin tekankan bukanlah isi hasil studi IARC, melainkan terbukanya kebenaran. Bahwa WHO yang sebelumnya mengatakan tembakau sebagai penyebab utama kanker paru-paru, akhirnya harus mengakui kebenaran bahwa polutanlah yang menyebabkan kanker paru-paru dan gangguan kesehatan secara umum.

Pengakuan ini sejalan dengan fakta bahwa semakin meningkatnya kendaraan, semakin meningkat pula penderita kanker-paru-paru. Inilah yang menjelakan kenapa penderita kanker paru-paru meningkat tajam. Ini pula yang menjelaskan mengapa penderita kanker paru-paru adalah mereka yang hidup di perkotaan. Sementara masyarakat desa, yang banyak mengkonsumsi tembakau, tidak terserang penyakit kanker mematikan ini.

Konsekuensi logis dari fakta ini, kelompok anti tembakau yang selama ini mengkampanyekan bahaya kanker, harus mengkampanyekan pengendalian kendaraan bermotor. Dan sebagai pengakuan dosa, mesti mengklarifikasi kampanye-kampanyenya tentang bahaya tembakau.

Rifqi Muhammad

Rifqi Muhammad

Tukang baca. Tukang ketik. Tukang online. Tukang udud. Itu sudah.