Press ESC to close

Pembodohan Kaum Anti Rokok

Merokok itu berbahaya. Merokok itu membunuhmu. Merokok itu apalah, beserta semua embel-embel lain terus saja dikampanyekan oleh kelompok anti rokok. Tujuannya jelas satu, mematikan budaya kretek pada kehidupan masyarakat. Dan untuk mencapai tujuan ini, mereka akan terus-menerus melakukan kampanye dan kegiatan lainnya yang bakal mematikan budaya kretek.

Sebagai dalih, mereka biasa bilang bahwa merokok itu berbahaya, akan menyebabkan penyakit mematikan, sebuah produk konsumsi yang membahayakan masyarakat. Setiap ada waktu, mereka bakal sibuk menghajar kretek dengan asumsi itu. Tujuan yang mereka anggap mulia.

Tapi di sisi lain, mereka melupakan penyebab penyakit mematikan tersebut juga berasal dari produk konsumsi yang lain. Mie instan serta makanan instan dan cepat saji lainnya tak pernah mereka hajar, padahal, sebagaimana harusnya mereka tahu, produk konsumsi itu juga berbahaya bagi masyarakat.

Dalih lainnya mereka melawan kretek untuk melindungi anak-anak. Bahwa anak-anak harus dijauhi dari produk berbahaya ini sejak dini, agar nantinya tidak bakal mengkonsumsi rokok kretek. Jutaan dollar digelontorkan untuk kampanye anti rokok, untuk melindungi nasib anak-anak tersebut.

Namun, mereka yang katanya ingin melindungi anak-anak itu lupa, bahwa melindungi anak-anak tak sebatas menjauhinya dari rokok. Di luar sana, begitu banyak anak-anak kurang gizi yang hidup di bawah garis kemiskinan. Banyak anak-anak yang terpaksa putus sekolah karena tidak memiliki biaya. Dan orang-orang yang mengaku anti rokok itu, hanya menggelontorkan dananya untuk kampanye bahaya rokok. Tapi lupa kalau anak-anak tadi butuh makan, butuh sekolah.

Baca Juga:  Menangkap Potensi Pasar Rokok Ilegal dan Kemungkinan Lain

Lalu dalih yang lain, mereka melakukan kampanye anti rokok untuk mewujudkan hak masyarakat yang sehat dan ingin menghirup udara yang segar, bebas polusi. Mereka menolak keberadaan rokok yang membuat udara segar mereka tercemar. Tapi sekali lagi, mereka menolak rokok sambil menaiki mobil sendirian di jalan. Menyebabkan macet, tentunya juga polusi. Dan ini tak pernah mereka tolak.

Begitulah hidup kaum anti rokok. Hampir separuh hidupnya digunakan untuk menolak keberadaan rokok. Hingga mereka lupa, masih banyak hal lain yang harus dikerjakan. Masih ada hal lain yang memabahayakan. Dan masih banyak hal lain yang harusnya jadi prioritas.

Mereka menolak rokok karena menjadi barang konsumsi yang berbahaya tapi tak pernah menolak makanan instan yang sama membahayakannya. Mereka menolak rokok untuk melindungi anak-anak tapi membiarkan banyak anak kelaparan dan putus sekolah. Dan mereka ingin menghancurkan rokok karena menolak polusi tapi tidak menolak keberadaan mobil juga motor, serta keberadaan pabrik-pabrik penghasil polutan.

Pada tahap inilah, anti rokok lebih fokus mengurusi rokok ketimbang hal lain. Mereka menolak rokok di satu sisi tapi tidak melakukan apa-apa pada makanan instan juga kendaraan yang menciptakan polusi bagi mereka. Dan mereka terlalu sibuk menghajar rokok sampai lupa memperhatikan anak-anak yang kelaparan. Kampanye anti rokok telah membutakan mereka.

Baca Juga:  Upaya Bea Cukai Memberantas Rokok Ilegal Dan Isu Naiknya Cukai Rokok

Kenapa begitu? Jelas karena uang bloomberg diberikan untuk kampanye anti rokok, bukan kampanye anti mie instan dan lain-lain.

Aditia Purnomo

Aditia Purnomo

Bukan apa-apa, bukan siapa-siapa | biasa disapa di @dipantara_adit