Press ESC to close

Perkara Etika Tongkrongan Perokok bagi Orang Madura

Mungkin bagi sebagian dari kretekus sekalian menganggap, bahwa meletakan korek dan rokok ketika sedang nongkrong merupakan hal yang tidak dianggap penting bagaimana tata letaknya. Ada yang meletakan rokok dan koreknya secara terpisah, ada yang meletakan HP di atas rokok sedangkan koreknya terdapat di dalam bungkus rokok, ada juga yang meletakan korek di atas bungkus rokok.

Hal-hal tersebut sangat lumrah kita temukan dan lakukan dalam tongkrongan sehari-hari. Namun, tahukah kretekus sekalian, bahwa tata letak rokok dan korek bagi sebagian orang menjadi hal yang penting dan memiliki nilai-nilai tersendiri?

Ya, bagi orang Madura peletakan rokok dan korek tak bisa dianggap sepele. Sebab, merokok atau ngudud bagi orang Madura memiliki banyak makna. Pulau Madura yang merupakan sentra pertanian tembakau di Indonesia, menjadikan rokok sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari orang Madura. Maka, jangan heran, jika perkara salah meletakan rokok dan korek ketika sedang nongkrong akan menjadi urusan runyam bagi orang Madura karena rokok dan orang-orangnya sudah menjadi budaya dan kearifan lokal.

Meletakan korek di atas bungkus rokok adalah hal yang lumrah para kretekus lakukan. Akan tetapi, bagi orang Madura hal tersebut pantang untuk dilakukan. Sebab, bagi orang Madura, jika meletakan korek di atas bungkus rokok ketika sedang nongkrong atau berkumpul, sama saja dengan tidak mengizinkan orang lain untuk menghisap rokoknya. Sementara bagi orang Madura, ketika rokok sudah diletakan, maka rokok tersebut boleh diambil dan dihisap oleh siapapun yang ada di tongkrongan tersebut.

Baca Juga:  Review Rokok Gudang Garam Filter, Rokok Sejuta Umat

Jadi, tata letak rokok dan korek dianggap sebagai bagian dari etika ketika sedang berkumpul bersama. Dan tentu saja etika itu menjadi penting, sebab orang Madura sangat menjunjung tinggi harga diri. Bagi orang Madura, tata letak rokok dan korek yang baik dengan meletakannya secara terpisah, dan lebih baik lagi jika bungkusnya dibiarkan terbuka. Hal tersebut bagi orang Madura merupakan etika tongkrongan yang baik.

Pernah suatu kali saya bertanya kepada teman saya, “apa yang terjadi jika ada orang yang meletakan korek di atas bungkus rokok ketika sedang berkumpul?” teman saya yang orang Madura ini menjawab, “Ya bisa ditegur atau paling parahnya kamu bisa sampai dipukul.”

Banyak hal yang menjadikan rokok sebagai bagian dari kearifan lokal orang Madura. Seperti rokok sebagai suguhan wajib tuan rumah bagi tamu, rokok dijadikan sebagai undangan pernikahan yang istimewa bagi kerabat terbaik si shahibul hajah, dan etika meletakan rokok dan korek ketika sedang nongkrong atau berkumpul. Begitu dekatnya orang Madura dan rokok hingga adanya guyonan terkait rokok. “Bhede kalambhi, bhede songkok. Bhede kopi,i ya bhede rokok” (ada baju, ada songkok. Ada kopi ya ada rokok).

Baca Juga:  Penghilangan Bantuan Kesehatan kepada Perokok hanya Tafsir Hukum

Dari etika tata letak rokok, korek dan guyonan orang Madura tersebut, merupakan komponen wajib yang ada ketika para kretekus sekalian nongkrong. Komponen wajibnya yaitu rokok, korek, dan kopi. Letakanlah ketiga komponen tersebut dengan baik. Sebab, meletakan korek di atas bungkus rokok selain dari berlawanan dengan etika orang Madura, juga rawan terjadinya pencurian korek. Apalagi jika kretekus meletakan korek di atas bungkus rokok atau bungkus rokoknya ditaruh di atas secangkir kopi, wah itu sudah bukan melanggar etika lagi, tapi juga melanggar akal sehat.

Thohirin

Thohirin

Mahasiswa UIN Jakarta, aktif di Lembaga Pers Mahasiswa Institut