Press ESC to close

4 Pelatih Sepak Bola Tersohor yang Punya Kebiasaan Merokok

Merokok dicap sebagai kebiasaan yang kontroversial di dalam dunia sepak bola. Dengan berbagai dalil kesehatan mengenai dampak buruk merokok, berimbas kepada persepsi publik yang menganggap bahwa merokok bertentangan dengan sepak bola. Desas-desus performa di lapangan akan menurun atau merusak konsentrasi pesepak bola santer terdengar.

Bagi para pelatih sepak bola, persoalan merokok para pemainnya menuai reaksi yang berbeda. Ada yang menegur dengan keras karena dianggap sebagai kebiasaan yang buruk. Tetapi ada juga yang cuek saja, karena yang terpenting adalah performa di atas lapangan serta perilaku di luar lapangan, jika dua hal tersebut dijalani, merokok tak jadi permasalahan.

Namun bagaimana jadinya bila ada sosok pelatih yang merokok? Apa serta-merta publik dapat menuduhnya sebagai kebiasaan yang menyebabkan nir-prestasi? Mari kita ungkap sosok empat pelatih sepak bola tersohor yang punya kebiasaan merokok di bawah ini.

Johan Cruyff

​”Bermain sepak bola itu sangat sederhana, tapi bermain sepak bola sederhana itu yang tersulit.”

Sepenggal kalimat di atas mengingatkan publik kepada sosok legendaris sepak bola dunia, Johan Cruyff. Karirnya sebagai pemain dan pelatih sepak bola sangat gemilang. Sebagai pemain, Cruyff sukses merebut 21 gelar bersama Ajax Amsterdam dan Barcelona. Di level tim nasional Belanda, Cruyff membawa Belanda mencapai final Piala Dunia dua kali berturut-turut, masing-masing di Jerman 1974 dan Argentina 1978.

Sosok yang gahar di atas lapangan ketika menjadi pemain, dibaliknya terdapat kebiasaan yang dianggap ‘cacat’ oleh publik. Ya, kebiasaan merokoknya seringkali dituding sebagai aib. Namun hal tersebut seperti tidak diperdulikan oleh Cruyff. Aktifitas merokoknya cuek saja Ia teruskan hingga menjadi seorang pelatih. Cruyff bahkan ketahuan merokok 20 batang sehari saat pertama kali melatih Barcelona.

Sebagai pelatih, kapasitas Cruyff sudah tidak diragukan lagi. Kesuksesan Cruyff mengikuti jejak sang mentor Rinus Michels, dengan mempersembahkan trofi European Cup Winners’ Cup pada 1987 untuk Young Ajax di awal karirnya. Dia juga sukses mengoleksi 12 trofi ketika menangani Ajax dan Barcelona. Ketika melatih di Camp Nou sepanjang 1988 hingga 1996, Cruyff dianggap sebagai penyelamat Barcelona.

Arsene Wenger

Siapa yang tak mengenal Arsene Wenger? Sosok pelatih yang memiliki julukan The Proffesor ini lekat dengan klub Arsenal. Dimana orang menyebut Arsenal, nama Arsene Wenger pasti didengungkan.

Baca Juga:  Betapa Rewelnya Negara Kita pada Rokok

Wenger merupakan seorang perokok, meski pun menurut pengakuannya Ia bukanlah seorang perokok berat. Aktifitas merokok Wenger sudah dimulai semenjak masa mudanya sebagai seorang pemain di Prancis. Hal tersebut bukan tanpa alasan, pada saat dia masih menjadi pemain di Prancis, tidak ada orang yang melarang atlet merokok, dan hal yang jamak pesepak bola merokok.

Setelah menjalani karir sebagai seorang pemain, Wenger menjajaki dunia kepelatihan sepak bola. Karir pertamanya sebagai pelatih tim senior adalah saat melatih Nancy, di mana dia bergabung pada tahun 1984. Karirnya sebagai manajer semakin menjulang ketika menangani AS Monaco pada tahun 1987. Dia memenangkan gelar liga pada tahun 1988, dan itu adalah musim pertama dia menjadi pelatih Monaco, lalu berlanjut memenangkan Piala Prancis tahun 1991.

Pertengahan tahun 1996 Arsenal memboyong Wenger untuk diplot sebagai pelatih kepala. Selama periode antara 1996 dan 2006, Arsenal memenangkan Liga Premier sebanyak tiga kali, termasuk catatan bersejarah memenangkan liga (2003-2004) tanpa terkalahkan, Piala FA empat kali, dan lolos hingga final Liga Champions.

Apakah ketika menjadi pelatih kebiasaan merokok Arsene Wenger berhenti? Wenger tidak membantah dia merokok saat baru-baru menjadi pelatih. “Waktu saya masih pelatih muda, asisten saya banyak yang merokok. Dan pada pukul 03.00 setelah mengalami kekalahan besar, saya mengisap sebatang rokok,” ujarnya.

Marcelo Lippi

Tak banyak pelatih yang berani yang seperti Marcelo Lippi, menghisap cerutu di tepi lapangan ketika pertandingan dengan sangat khidmat. Ya, Marcelo Lippi adalah sosok pelatih tersohor yang lekat dengan cerutu yang diapit diantara dua jarinya.

Sebagai mantan pesepakbola yang mengawali karir pada 1963, Lippi melanjutkan karirnya di lapangan sebagai seorang pelatih. Semasa berkarir menjadi pelatih, Lippi adalah manajer tim pertama yang memenangi kompetisi internasional paling bergengsi untuk klub (bersama Juventus memenangi Liga Champion dan Intercontinental Club pada 1996). Dan di tim nasional Italia sejak 16 Juli 2004 hingga 12 Juli 2006, Lippi berhasil membawa Italia meraih trofi Piala Dunia 2006.

Sebuah rekor yang baru bisa disaingi dengan capaian yang sama oleh manajer Vicente del Bosque. Pada 2007, Lippi terpilih masuk dalam 50 daftar manager terbaik sepanjang waktu versi The Times. Masih meragukan hisapan cerutu Marcelo Lippi di tepi lapangan?

Baca Juga:  Review Rokok Djarum Istimewa, Seistimewa Namanya

Carlo Ancelotti

Ada yang tak biasa pada pertandingan Real Madrid versus tuan rumah Espanyol di Stadion Power pada pekan ke 37 La Liga. Kala itu di bench tim Real Madrid tak tampak sosok pelatih. Tak ada yang berteriak di tepi lapangan untuk mengatur tim.

Madrid yang ditukangi oleh pelatih anyar Carlo Ancelotti akhirnya menang telak dengan skor 4-1. Hanya sebuah sorotan kamera yang waktu itu mengetahui keberadaan Ancelotti yang tidak ada di bench. Pelatih Real Madrid ini tertangkap kamera sedang duduk di area private. Menyimak aksi para penggawa Madris sembari merokok.

Sebagai seorang pelatih, kepiawaian Ancelotti memang tidak diragukan. Meski sering dikecam karena aktifitas merokok yang dilakukannya, Ancelotti menepis kecaman tersebut dengan segudang prestasi yang dipersembahkan kepada tim besutannya.

Carlo Ancelotti menjadi fenomenal ketika memutuskan pindah ke AC Milan. Kesuksesannya di Ac Milan diraihnya pada musim 2002-2003, Ancelotti meraih gelar Liga Champions dan Copa Italia. Selang semusim, Piala Super Eropa, dan Scudetto. Total saat melatih Milan, Ancelotti meraih 2 gelar Liga Champions, 1 gelar scudetto, 1 Copa Italia, 1 Piala Super Italia, 2 Piala Super Eropa, dan 1 Piala Dunia Antarklub. Di akhir musim 2008-09 Ancelotti mundur dari jabatan melatih AC Milan dan melanjutkan karirnya di Chelsea, Paris Saint-Germain (PSG), Real Madrid, dan kini ia menukangi Bayern Muenchen.

Kabar terbarunya, Ancelotti kini dilarang untuk merokok di lapangan oleh klub Bayern Muenchen. Sebagai seseorang yang menjunjung tinggi sportifitas, Ancelotti menghormati keputusan klub untuk tidak merokok. Ah, Ancelotti memang fenomenal, sebab merokok atau tidak merokok Ia anggap bukanlah alasan untuk meraih sebuah kejayaan.

 

Azami Mohammad

Doyan aksi meski sering dipukul polisi