Search
industri rokok elektrik

Beda Perlakuan Pada Dua Jenis Rokok

Ada dua jenis rokok yang umum diketahui. Pertama, rokok konvensional. Yakni rokok yang penggunaannya dengan cara dibakar. Kedua, rokok elektrik, rokok modern yang penggunaannya dengan cara dipanaskan.

Rokok konvensional terbagi lagi menjadi dua jenis; kretek dan putihan. Kretek adalah jenis rokok konvensional yang berbahan tembakau dengan campuran cengkeh. Kretek memiliki sejarah panjang dan merupakan produk asli nusantara. Sedang putihan adalah jenis rokok berbahan dasar tembakau tanpa campuran cengkeh.

Rokok konvensional sering kali dikampanyekan buruk. Kita bisa dengan mudah menemukan narasi yang menjelek-jelekkan rokok konvensional di berbagai media dan internet. Kampanye antirokok sangat masif menyerang eksistensi jenis rokok ini. Serangan demi serangan dilakukan oleh antirokok dalam agenda bertajuk ‘pengendalian tembakau’.

Di tengah hiruk pikuk agenda pengendalian tembakau, muncul rokok elektrik yang dicitrakan sebagai win-win solution. Wajah rokok elektrik didandani sedemikian rupa agar layak menyandang status low risk, atau rendah risiko–kita tahu, antirokok selalu menyebut rokok konvensional sebagai produk berisiko tinggi alias berbahaya.

Baca Juga:  PMK Belum Keluar, Menkeu Baru Perlu Pertimbangkan Kenaikan Tarif Cukai

Citra yang menempel pada rokok elektrik selalu berkebalikan dengan rokok konvensional. Maka dipakailah istilah ‘tembakau alternatif’. Tujuannya apa? Ya jelas agar laris manis tanjung kimpul tidak dibenci seperti rokok konvensional yang dibakar. Hasil dari pencitraan ini jelas, publik kini lebih permisif terhadap produk ‘tembakau alternatif’ ini.

Ada banyak lembaga kesehatan yang mencoba mengampanyekan sisi positif dari tembakau alternatif ini. Mulai dari rendah risiko hingga dijadikan alat untuk berhenti merokok. Mereka bahkan terang-terangan menepis rumor negatif tentang tembakau alternatif ini. Kalau soal rokok konvensional, ya jelas mereka lawan. Diskriminatif, memang.

Tapi, tembakau tetap tembakau. Ia mengandung nikotin; zat yang selalu dijadikan alasan mengapa rokok konvensional mereka anggap berbahaya–selain tar, tentunya. Pertanyaannya: mengapa nikotin pada rokok konvensional mereka sebut berbahaya, sedang rokok elektrik mereka dukung?

Beda perlakuan ini jelas nampak dan kentara. Jadi, wajar saja jika ada yang mempertanyakan apa kaitan beberapa lembaga antirokok bertema kesehatan dengan eksistensi rokok elektrik.

Sudah banyak artikel yang menjelaskan perbedaan sikap lembaga kesehatan pada dua jenis rokok ini, salah satunya bisa dibaca di sini. Yang jelas, situasi ini adalah win-win solution; win bagi antirokok, win bagi rokok elektrik. Rokok kretek? Wallahualam.

Komunitas Kretek