Press ESC to close

Kenaikan Tarif Cukai Rokok di Bawah 5% Harga Mati

Mungkin inilah kali pertama pengumuman besaran kenaikan tarif cukai rokok molor hingga akhir November. Biasanya, dan seharusnya, kenaikan tarif cukai sudah diumumkan pemerintah sejak awal Oktober. Hal ini dilakukan sebagai upaya sosialisasi kepada pabrikan agar mereka mempersiapkan diri dengan tarif baru di tahun depannya.

Namun, kali ini, tarif cukai belum juga diumumkan. Berdasar kabar, ada beberapa pertimbangan kenapa tarif cukai masih belum diketuk palu besarannya. Mengingat di antara hingar-bingar kenaikan tarif cukai rokok, terdapat juga penolakan yang cukup masif dari stakeholder juga pemerintah daerah.

Suka atau tidak, pun diakui atau tidak, negara sedang membutuhkan duit keras untuk pendapatan negara tahun depan. Berbagai macam sektor penerimaan menjadi kendor karena krisis ekonomi yang hadir berbarengan dengan kondisi pandemi. Jadi, insentif harus diberikan kepada berbagai sektor industri, tapi tidak untuk sektor industri kretek.

Salah satu andalan utama negara dalam mendapatkan anggaran untuk tahun depan tentu saja adalah cukai rokok. Meski kemudian, beragam penolakan dan kondisi ekonomi juga harus menjadi perhatian pemerintah. Mengingat keadaan industri rokok tahun sedang benar-benar tidak baik.

Baca Juga:  Baik Dan Buruknya Rokok Tergantung Pola Hidup Anda

Untuk pertama kalinya sejak 1 dekade terakhir, produksi rokok serta penjualannya turun lebih dari 10%. Bahkan menurut Gappri, penurunan bisa ada di angka lebih dari 30%. Dampak dari kenaikan tarif cukai yang siginifikan tahun ini masih begitu terasa, sementara kondisi tersebut diperparah kehadiran pandemi yang membuat daya beli masyarakat semakin berkurang.

Hal ini tentu saja membuat para stakeholder meminta kenaikan tarif tahun depan ditunda. Atau, jika pun naik, setidaknya hanya ada di angka yang wajar. Menurut perhitungan kami, kenaikan tarif cukai harus ada di bawah 5% agar industri tetap bisa bertahan. Jika di atas itu, maka pabrikan mungkin tak lagi sanggup menahan beban ekonomi yang buruk.

Perlu diingat, tahun ini dengan kenaikan tarif yang eksesif, produksi dan penjualan yang turun drastis, seluruh stakeholder industri ikut menjadi tumbal. Petani cengkeh dan tembakau kesulitan menjual hasil panen mereka. Kalau pun ada pembelian, jumlahnya tidak sebanyak tahun lalu dan harganya pun ikutan turun.

Ada juga sebagian perusahaan yang menutup operasional pabriknya mengingat produksi telah berkurang atau bahkan tidak ada produksi. Hal ini membuat para pekerja di tempat itu juga ikut diberhentikan dari aktivitasnya. Seandainya ada satu pabrik besar berisi 1000 karyawan yang tutup, harus berapa banyak buruh yang kena PHK akibat kenaikan tarif cukai?

Baca Juga:  Menolak RUU Pertembakauan, Membiarkan Rakyat Baku Hantam

Dan semua ini akan bertambah buruk jika kenaikan tarif cukai berada di atas angka 5%. Pertama, pabrikan tidak lagi sanggup menahan beban produksi hingga terjadi efisiensi di berbagai sektor. Misalnya, pembelian bahan baku akan kembali dikurangi bahkan lebih rendah dari tahun ini. Pun sangat mungkin pabrikan akan bangkrut dan buruh kehilangan mata pencaharian.

Komunitas Kretek
Latest posts by Komunitas Kretek (see all)

Komunitas Kretek

Komunitas Asyik yang Merayakan Kretek Sebagai Budaya Nusantara