Press ESC to close

Hari Terimakasih Tembakau Indonesia

Tanggal 31 Mei banyak dikenal sebagai hari tanpa tembakau sedunia (World No Tobacco Day). Lembaga yang pertama kali menyelenggarakan peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia adalah WHO, pada tahun 1988.  Pengambilan tanggal 31 Mei juga bukan dalam rangka memperingati momen historis tertentu, melainkan disematkan begitu saja karena kebetulan tanggal 31 mei belum ada peringatan hari apapun. Awalnya WHO menetapkan tanggal 7 April 1988 sebagai “hari tidak merokok sedunia”, tapi penyelenggaraannya kurang ramai.

Kemudian WHO didorong oleh donornya untuk menyelenggarakan ulang dengan dana yang lebih besar, maka pada tahun 1988 itulah ditentukanlah tanggal 31 Mei sebagai “hari tanpa tembakau sedunia” melalui nota WHA42.19. Jadi pengambilan tanggal 31 itu ditetapkan satu bulan sebelum hari tanpa tembakau sedunia untuk pertama kali diperingati. Bisa kita bayangkan, betapa sangat dadakan dan betapa penuh rekayasa peringatan hari tanpa tembakau sedunia ini.

Sejak saat itu orang lebih mengenal “hari tanpa tembakau sedunia” pada tanggal 31 Mei daripada peringatan “hari tidak merokok sedunia” tanggal 7 April. Semangat yang diusung dalam peringatan hari tanpa tembakau sedunia pun sangat bergeser. Tujuan awal dari hari tanpa tembakau sedunia adalah mendorong para konsumen tembakau agar berpuasa tidak merokok selama 24 jam pada tanggal itu. Namun kini isunya jauh melenceng, bukan berpuasa merokok selama 24 melainkan mengintervensi orang agar berhenti merokok seterusnya.

Baca Juga:  Kretek, Foucault dan, Kesehatan

Bagi WHO merokok memang menyebabkan banyak gangguan kesehatan. Wajar, para punggawa di WHO adalah orang-orang yang memiliki kepentingan bisnis atas industri farmasi, yang berkepentingan juga terhadap produk tembakau. Bahkan dalam website resmi WHO dikatakan dengan sangat hiperbolis, bahwa saat ini penggunaan tembakau merupakan penyebab kedua kematian global, di mana 1 dari 10 orang dewasa di seluruh dunia meninggal karena penggunaan tembakau. WHO menyelenggarakan peringatan hari tanpa tembakau dengan agenda penyebarluasan informasi kepada masyarakat terhadap resiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan tembakau. Serta, menghasut masyarakat untuk meninggalkan tindakan konsumsi atas barang legal, tembakau.

Di Indonesia sendiri kondisinya relative sama. Peringatan hari tanpa tembakau sedunia jatuh pada tanggal 31 Mei, bukan tanggal 7 April. Tujuan utama kampenye yang dibawa pun bukan berpuasa merokok selama 24 jam melainkan mengintervensi orang agar berhenti merokok seterusnya. Karenanya tema-tema yang dipakai setiap tahunnya pun mengintervensi orang agar meninggalkan hal-hal yang berkaitan dengan tembakau untuk selama-lamanya. Tema untuk hari tanpa tembakau sedunia 2013 adalah: larangan tembakau iklan, promosi dan sponsorship.

Hari tanpa tembakau di Indonesia sebetulnya kurang begitu pas diselenggarakan Indonesia, sebagai negara penghasil tembakau nomor enam terbesar di dunia. Tembakau pun menyumbang minimal 70-an Triliun kepada negara. Sumbangan tembakau terhadap penciptaan tenaga kerja juga sangat banyak. Data International Labour Organization (ILO) menyebutkan, jumlah teraga kerja yang terlibat langsung dalam sektor tembakau mencapai 10 juta orang. Jumlah yang sangat besar karena mencapai 30 persen jumlah tenaga kerja sektor formal, dan 10 persen dari tenaga kerja Indonesia secara keseluruhan. Dari sisi industry, Industri kretek dan tembakau merupakan satu-satunya industri nasional yang terintergrasi dari sektor hulu sampai hilir.

Baca Juga:  Menafsirkan Uskup Soegija Merokok

Dari penjabaran di atas, ketimbang merayakan hari tanpa tembakau sedunia yang asal-usulnya pun simpang siur dan pelaksanaannya sudah melenceng, maka sebetulnya yang pantas dirayakan di Indonesia adalah Hari Terimakasih Tembakau Indonesia.

Rifqi Muhammad

Rifqi Muhammad

Tukang baca. Tukang ketik. Tukang online. Tukang udud. Itu sudah.