Press ESC to close

Etika dalam Perang Tembakau

Negeri ini seakan tak hentinya dengan perdebatan dan peperangan. Bukan perang dengan senjata, tapi perang pandangan dan pemikiran. Salah satunya tentang rokok dan tembakau.

Perang yang satu ini seakan tak menemukan solusi sampai saat ini. Pihak pro dan kontra nampak tak mau menyelesaikan masalah bersama. Bersikukuh dengan pandangan dan alasannya masing-masing.

Banyak acara yang mengulas persoalan ini, tapi jarang yang bisa menghadirkan pandangan kedua belah pihak. Kalau pun ada, hanya terjadi debat kusir yang tak menyelesaikan masalah. Jadinya, hanya saling menampilkan kecerdasan berbicara dan ingin menang.

Beberapa waktu yang lalu, ada sebuah seminar yang diadakan di UIN Jakarta oleh kelompok anti-rokok. Sama seperti seminar lainnya, seminar ini pun hanya menampilkan pandangan dari sebelah pihak. Acara yang diberi nama diskusi terbuka ini, lebih sebagai acara diskusi satu arah dari satu pihak bagi saya.

Dalam acara tersebut  saya bertanya tentang adakah diskusi yang benar antar kelompok pro dan kontra, jawabannya adalah tidak bahkan terkesan tidak mau dan melecehkan. Jujur, saya kecewa. Perlu diketahui saya pun bukan seorang yang pro-rokok tapi jawaban pemateri itu bagi saya tak mencerminkan etika seorang yang berpendidikan.

Baca Juga:  Merayakan Hari Kretek, Merayakan Produk Budaya Bangsa

Tak ada salahnya berargumen dan berbicara dengan lantang. Namun, dalam forum seperti itu tak sepantasnya ia bicara saperti itu. Padahal, yang saya inginkan adalah sebuah jawaban yang solutif dari acara tersebut. Nyatanya, ekspektasi saya terlalu besar dan tak sesuai realita.

Baik, pihak pro maupun kontra selalu menjadikan petani tembakau sebagai tamengnya. Pun dalam acara tersebut. Kelompok anti-rokok mengatasnamakan petani tembakau yang juga toh  tidak sejahtera dengan menjamurnya rokok di bangsa ini.

Namun, selama ini belum terlihat pihak mana sebenarnya yang ingin mensejahterakan petani tembakau. Pro atau kontra? Anti-rokok selalu bilang bahwa industri rokok tak ada hubungannya dengan kesejahteraan tpetani tembakau. Lantas, apakah kelompok itu bisa memberikan solusi bagi petani tembakau secara nyata?

Kisah peperangan ini sudah seharusnya berakhir. Apa salahnya duduk bersama dan mencari solusinya. Puluhan tahun masalah ini terus bergulir. Tak pernah ada solusi yang pasti. Masalah rokok dan tembakau ini kompleks dan tak bisa jika hanya dipandang dari satu sisi.

Terlalu banyak pihak yang terlibat dalam instri bernama rokok. Terlalu banyak kepentingan di antara kelompok pro dan kontra. Maka, rasanya akan bijak jika solusinya dipikirkan bersama buka didebatkan bersama. Jika memang selama ini mengatasnamakan petani tembakau, maka ayo bersama berikan solusi untuk kesejahteraan mereka.

Baca Juga:  Setelah Cukai, Kini PPN Dinaikkan

Peperangan ini seharusnya lebih memikirkan etika, karena yang terjadi adalah perang pemikiran di antara orang-orang yang katanya pintar. Gelar selalu berderet di antara nama pembicara acara-acara tentang rokok dan tembakau. Namun, adakah solusi dari acara tersebut? Lebih sering yang ditemukan adalah masalah lagi yang lebih besar.

Sudah saatnya kini kita berpikir dewasa dan menyelasaikan masalah secara nyata. Bukan seperti anak kecil yang bicara ke sana ke mari tanpa dipikir dahulu. Bukan lagi anak kecil yang selalu ingin menang dan unggul dari teman sebayanya.

Erika Hidayanti

Erika Hidayanti

Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta. Aktif di lembaga pers mahasiswa dan akun @erikaekaa