Press ESC to close

Tribute To Kretek Bagian Dari Perlawanan dan Kegembiraan

Pada tanggal 31 Mei 2015, 14 komunitas yang peduli terhadap tanaman tembakau mengadakan acara “Tribute To Kretek” yang bertepatan dengan peringatan Hari Anti Tembakau Sedunia, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.  Acara ini dikemas dengan knsep yang sederhana, dengan mengangkat tema, “Sehat. Tertawa. Bahagia.”

Kretifitas Komunitas Kretek dan 13 Komunitas (Pipe and Tobacco Club Indonesia (PTCI), Kombinasi Klub, Mojok Dot Co, Komunitas Gila Batu, Kopi Marginal, Ultimus Bandung, Komunitas Cethe Sale Rembang, Tanam Ide Kreasi, Jakarta Pipe Club, FORMASI (Forum Mahasiswa IISIP), Kanita (Gerakan Wanita) IISIP, Komunitas Gila Bola, Neutralist Revolution) lainnya, mengemas acara secara kreatif, mendidik, dan menghibur. Mereka melakukan perayaan tandingan terhadap hari anti-tembakau sedunia yang mengancam kedaulatan bangsa. Komunitas Kretek menyuarakan tentang poin positif dari tanaman tembakau. Mereka menilai, bahwa hari peringatan anti tembakau sedunia telah melukai hati para sebagian buruh petani dan buruh pabrik kretek yang mencari nafkah dari hasil tembakau di tanah air.

Kampanye anti-tembakau tidak bisa dibiarkan dan dijadikan hal sepele. Berbagai kepentingan asing ikut andil dalam mematikan sektor tembakau dan indusri rokok nasional. Gerakan anti-tembakau adalah bentuk penghinaan terhadap harga diri bangsa yang dibangun atas devisa dari tembakau. Seharusnya Pemerintah Indonesia menetapkan 31 Mei sebagai Hari Terimakasih Tembakau. Hari Anti-Tembakau Sedunia yang didanai konglomerat Amerika bernama Bloomberg tidak relevan diperingati di Indonesia. Negeri ini lebih butuh peringatan Hari Terima Kasih Tembakau Indonesia sebagai simbol perlawanan terhadap neoliberalisme asing yang ingin membunuh budaya kretek dan meruntuhkan kekuatan ekonomi nasional.

Baca Juga:  Diskriminasi Gender Terhadap Perempuan Merokok Oleh Lembaga Akademis

Tapi fakta memang seringkali lebih absurd ketimbang fiksi. Dalam sepuluh tahun belakangan, peringatan dan perayaan Hari Anti Tembakau skalanya setiap tahun semakin membesar dan massif. Semakin trengginas menginjak-injak harapan para petani dan buruh, semakin ganas mengupayakan pemusnahan kretek sebagai pusaka bangsa. Kampanye anti tembakau itu seolah-olah ingin mengatakan, matilah para petani tembakau dan buruh kretek Indonesia.

Kalau didiamkan, bukan tidak mungkin orang-orang yang berteriak lantang dengan topeng kesehatan itu akan semakin menggila. Beberapa orang perlu memulai perlawanan balik, agar aksi mereka diminimalisasi atau kalau bisa tidak lagi perlu ada.

Acara ini sendiri telah diadakan sejak 2014 lalu, untuk melawan arus besar kampanye anti-tembakau sedunia.  Event ini sejatinya dirintis oleh Komunitas Kretek menjadi ajang untuk menjelaskan seluk beluk lain mengenai rokok. Komunitas Kretek juga memperkenalkan sisi lain dari industri rokok itu sendiri yakni, industri rokok dari hulu sampai hilir, buruh industri  rokok, para petani tembakau, kesenian-kebudayaan, dan mereka yang menggantungkan hidupnya pada sektor tembakau.

Sekjen Komunitas Kretek, Alfa Gumilang, membuka acara Tribute to Kretek 2015. “Kita ingin sajikan wacana yang berbeda dari yang didapat publik tentang tembakau kretek, kepada warga mengenai rokok tembakau kretek, karena ini mempunyai aspek prospektif.  Pajak pemerintah saja sebagian besar diperoleh dari rokok, petani tembakau, cengkeh pabrik. Industri tersebut sudah banyak menghasilkan pundi-pundi kas negara,” ujarnya.

Baca Juga:  Beda Dengan Menkeu, Bea Cukai Justru Berterimakasih Pada Industri Tembakau

Menyatakan tembakau sebagai sesuatu yang tidak ada manfaatnya adalah simbol kedunguan manusia dalam memaknai hakikat ciptaan Tuhan. Satu hal prinsip yang patut kita ingat, bahwa Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Setiap ciptaan Tuhan selalu memiliki manfaat positif dan membawa serta efek negatifnya.  Maka mengeksploitasi efek negatif suatu ciptaan Tuhan tanpa mau melihat sisi positifnya sama saja dengan melakukan pengingkaran terhadap kebesaran Tuhan.

Tuhan memberikan banyak berkah bagi manusia dengan seluruh ciptaannya. Bisa kita lihat bagaimana nyamuk bisa memberikan rejeki dan penghidupan bagi  pengusaha obat nyamuk dan buruh-buruhnya. Penyakit yang ada, bisa memberikan rejeki dan penghidupan bagi dokter, paramedis, pengusaha farmasi, dan pengusaha rumah sakit atau klinik.  Selalu ada sisi positif dari segala sesuatu hal, tergantung bagaimana kita memandang hal tersebut. Namun demikian, kedunguan dan kepentingan sempit manusia sendiri itulah yang menghalangi cara pandang mereka. Sebab mereka menolak melihat hal-hal yang tidak ingin mereka lihat.

Ketika pemerintah tidak memiliki inisiatif untuk melindungi topangan hidup bagi jutaan rakyatnya, maka saatnya bagi masyarakat untuk mengambil peran. Tribute To Kretek adalah perlawanan dan kegembiraan.

 

Komunitas Kretek
Latest posts by Komunitas Kretek (see all)

Komunitas Kretek

Komunitas Asyik yang Merayakan Kretek Sebagai Budaya Nusantara