Search

Menghargai Perokok, Menghargai yang Tidak Merokok

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan pengampunan bagi umat muslim.Berbeda dengan 11 bulan lainnya, bulan ini menjadi momen bagi umat muslim untuk berlomba-lomba beribadah. Puasa adalah salah satu amalan wajib di Bulan Ramadhan. Namun, tak semua berpuasa. Karena memang tak semua beragama Islam dan tak semua memiliki kemampuan berpuasa.

Sebagai umat beragama yang tinggal di negeri dengan aneka ragam latar belakang kita pun harus belajar menghargai. Menghargai dan menghormati adalah harga mati untuk hidup damai di negeri ini. Bagi mereka yang berpuasa tentu harus menghargai bahwa ada di antaranya yang tidak berpuasa, begitu juga sebaliknya mereka yang tidak berpuasa harus menghargai yang berpuasa.

Hal yang sama bisa kita terapkan dalam hal lain, misalya merokok. Seorang yang merokok harus menghargai orang yang tidak merokok, pun sebaliknya. Dalam hal ini sebenarnya sudah ada pembagian ruang bagi  mereka yang merokok dan tidak merokok. Perokok dan non-perokok pun harusnya tahu dan saling menghaormati hak masing-masing.

Bagi perokok yang baik, seharusnya mengerti jika merokok di tempat publik yang sempit dan penuh sesak harus mematikan rokoknya. Misalnya dalam angkutan uum atau ruangan ber-AC, tentu tak boleh ada asap rokok. Atau di depan ibu hamil dan anak-anak juga tak baik merokok. Itu semua adlah contoh penghargaan perokok pada non-perokok.

Baca Juga:  Komunitas Kretek dan Regulasi Soal Rokok

Begitu juga sebaliknya, orang yang tidak merokok tak semata-mata menjadi judes atau bersikap tak adil pada mereka yang merokok. Saya bukan seorang perokok, tapi saya merasa risih jika melihat ada orang yang tak menghargai mereka yang merokok. Misalnya di angkutan umum jika ada seorang perokok kerap kali malah disindir dan diberi sikap negatif, kalau tidak suka ya sebaiknya ditegur dengan sopan dan baik. Dengan begitu orang tidak akan tersinggung dan semua bisa mendapatkan haknya.

Selain itu, cara yang buruk bukan solusi. Orang-orang yang diberi sikap negatif malah takakan mengacuhkan apa yang kita minta. Coba saja jika kita memintanya dengan baik, menegurnya denganbaik, ia pun akan mengerti dan meghargai kita. Jika ingin dihargai sebaiknya kita juga menghargai orang lain.

Sulit rasanya jika kita ingin memaksakan kehendak pada orang lain apalagi dengan cara yang buruk. Perokok pun manusia, maka perlakukanlah seperti manusia pada umumnya. Begitu pula dengan non-perokok jangan sampai perokok juga tak menghargai haknya dan merokok seenaknya. Berbagi ruang jauh lebih baik daripada bermusuhan.

Baca Juga:  Sutopo dan Ide Religiusnya Soal Peringatan di Bungkus Rokok

Belajarlah dari Bulan Ramadahan untuk saling menghargai. Tak perlu saling bersitegang, pakailah kepala dingin jangan lakukan perang dingin. Negeri ini sudah sejak lama memiliki keragaman dan sudah sejak lama juga toleransi adalah harga mati untuk hidup damai di sini. Jika ingin merubah negeri ini menjadi lebih baik, gunakan cara yang baik pula, tak perlu bersitegang yang malah menambah masalah yang memang sudah banyak tanpa perlu dibuat.

Anda ingn dihargai? Maka hargailah orang lain. Anda ingin solusi? Maka berpikirlah dengan kepala dingin. Anda ingin megeri ini mejadi lebih baik?  Maka berhentilah bertarung dan cari jalan keluarnya dengan baik.

Erika Hidayanti