Press ESC to close

Musim Berat Petani Tembakau

Memasuki pertengahan bulan juni, kondisi cuaca yang masih basah membuat musim tanam kali ini menjadi berat bagi para tembakau. Sudah menjalani musim tanam bertepatan dengan bulan ramadhan, lebaran, dan tahun ajaran baru, mereka juga harus berhadapan dengan kemarau basah yang membuat kualitas tanaman mereka turun.

Meski telah memasuki musim kemarau, namun curah hujan yang mengguyur nusantara masih terbilang tinggi. Bahkan di beberapa daerah curah hujan ini menyebabkan banjir yang menenggelamkan lahan pertanian tembakau.

Ini tentu kondisi yang tidak mudah, dan harus dihadapi oleh para petani. Bukan hanya kualitas tanaman yang tidak maksimal, tapi juga penurunan jumlah produksi tanaman dan ancaman gagal panen semakin terbayang di hadapan mereka.

Kondisi ini memang sudah diperkirakan, mengingat terjadinya fenomena El Nino pada tahun lalu. Siklus yang normal terjadi apabila setelah terjadi El Nino maka curah hujan di kawasan tersebut akan menjadi tinggi. Namun, sekalipun sudah diprediksi tetap saja tidak banyak mengubah keadaan karena tidak adanya perhatian pemerintah terhadap para petani.

Baca Juga:  Pro Kontra Kawasan Tanpa Rokok di Bandung

El Nino adalah kondisi cuaca yang gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut. Pada fenomena cuaca ini, curah hujan menjadi minim akibat suhu udara yang menghambat pembentukan awan hujan. Karenanya kondisi cuaca akan menjadi sangat kering.

Tembakau adalah tanaman yang tidak memerlukan banyak air. Karenanya, pada musim lalu saat El Nino terjadi kualitas tanaman tembakau menjadi sangat bagus karena kondisi cuaca yang kering. Untuk tembakau, kondisi cucaca seperti saat El Nino itulah yang cocok dengan tanaman ini. Cuaca yang benar-benar kering serta curah hujan yang sangat rendah adalah kondisi cuaca yang dibutuhkan tembakau untuk menghasilkan daun-daun terbaik.

Maka saat cuaca basah dan curah hujan tinggi, kadar air berlebih akan membuat kualitas tanaman dan produksi tembakau menjadi berkurang. Hal ini tentu merugikan para petani. Kondisi semacam ini diperburuk dengan sentimen dan kampanye negatif terhadap tembakau yang semakin membuat pusing para petani. Bukannya memberikan bantuan, malah menambah beban saja.

Baca Juga:  Risiko Merokok Meningkat di Masa Pandemi, Benarkah?

Semoga curah hujan menjelang panen raya nanti akan berkurang dan kondisi cuaca menjadi lebih kering. Lebih bagus lagi, sebenarnya, jika pemerintah mau memperhatikan nasib pertanian tembakau yang ikut menyumbangkan anggaran ke kas pemerintah pusat maupun daerah. Jangan Cuma mau ambil untungnya, tapi ketika petani kesulitan malah ditinggal.

Aris Perdana
Latest posts by Aris Perdana (see all)

Aris Perdana

Warganet biasa | @arisperd