Pengendalian. Itu kerja utama dari kelompok antirokok. Mereka menggunakan dalih kesehatan masyarakat untuk mengendalikan tembakau. Banyak orang mati karena rokok, karena itu mereka merasa tembakau perlu dikendalikan oleh aturan mereka. Pertanyaannya kenapa mereka hanya mendorong pengendalian, bukannya penghapusan?
Ini cuma persoalan logika sederhana. Jika memang mereka benar-benar hendak melindungi masyarakat dari ancaman mesin pembunuh, kenapa selama ini mereka tak mendorong penghapusan industri rokok? Selama ini kerja-kerja kampanye yang mereka lakukan hanya mendorong pengendalian yang sesuai dengan aturan yang mereka kehendaki.
Dalam perjanjian internasional andalan mereka, Framework Convention on Tobacco Control, kata kunci kerja mereka adalah pengendalian. Mereka hendak mengendalikan konsumsi masyarakat atas rokok. Bukan menghapus keberadaan rokok agar masyarakat tak lagi mengonsumsinya.
Sekilas memang tak ada beda dalam kerja pengendalian. Makna kerja mereka di hadapan masyarakat tetap saja melindungi kesehatan anak bangsa. Namun jika kita telaah lebih dalam, ada perbedaan makna yang begitu mendasar dalam tujuan kerja pengendalian mereka.
Satu hal penting yang perlu diketahui, tembakau adalah komoditas penghasil uang besar. Bukan uang dalam jumlah recehan. Karenanya jika kelompok kesehatan mampu mengendalikan (perdagangan) tembakau, mereka bakal mendapat keuntungan besar. Hal ini sudah mereka tunjukan dengan jualan produk alternatif tembakau mereka.
Asal tahu saja, rokok elektrik yang sekarang marak dikonsumsi masyarakat itu adalah produk yang dipromosikan kelompok kesehatan. Mereka bilang rokok elektrik lebih sehat dari rokok konvensional, karenanya lebih baik pakai produk ini saja. Produk ini saja diproduksi orang kesehatan.
Atau kalau Anda tahu produk-produk lain seperti Koyo Nikotin atau Permen Nikotin, semua ini adalah produk buatan orang kesehatan. Kedua produk ini seakan menjadi bagian dari terapi menghentikan kebiasaan merokok, tapi nyatanya produk-produk ini adalah jualan agen farmasi untuk meraup untung yang tidak sedikit.
Karenanya, ketimbang menolak seutuhnya keberadaan tembakau, alangkah lebih baik jika (perdagangan) tembakau dapat dikendalikan oleh mereka. Tembakau adalah komoditas penghasil laba besar, sayang jika harus mereka musnahkan begitu saja. Toh, produk-produk alternatif nikotin bisa laku dengan kampanye anti rokok terebut.
Kalau pun harus memusnahkan, mereka dengan senang hati bakal memusnahkan kretek Indonesia. Dorongan untuk mengaksesi FCTC adalah bukti jika mereka memang ingin memusnahkan kretek. Apalagi selama ini kretek terlalu kuat untuk digoyahkan produk rokok putih asing, karena itu harus dibuat aturan untuk menghancurkan kretek. Misalnya, pembatasan Tar dan Nikotin.
Itulah kenapa selama ini kelompok antirokok tak pernah berani mendorong pemberangusan tembakau. Mereka juga memiliki kepentingan terhadap terhadap komoditas ini. Dan yang terpenting, jangan sampai rokok diberangus lebih dahulu, karena kampanye antirokok ini menggunakan banyak uang. Jadi kalau rokok sudah benar-benar diberangus dan kampanye antirokok tak lagi dibutuhkan, uang-uang yang jumlahnya tidak sedikit itu tak akan masuk lagi ke kantong mereka.
- Merokok Di Rumah Sakit, Bolehkah? - 27 October 2022
- Sound Of Kretek, Wujud Cinta Bottlesmoker - 4 October 2022
- Membeli Rokok Itu Pengeluaran Mubazir? - 12 September 2022