Press ESC to close

Potret Perempuan-Perempuan Tangguh Pembuat Rokok

Dalam menyambut Hari Perempuan Internasional, kurang lebih 1000 orang dari sejumlah elemen masyarakat bergabung aksi Women’s March dari Jalan Thamrin ke Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta pada Sabtu (3/3) lalu. Presiden Jokowi turut mengucapkan selamat untuk sejumlah perempuan yang mengikuti aksi tersebut guna menyambut Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret. Melalui postingan di Instagram, Presiden Joko  Widodo menulis caption: Membangun Indonesia, kita butuh perempuan-perempuan yang tangguh. Ada yang langsung terjun ke lapangan ada yang menjaga tatanan keluarga. Perempuan tangguh dalam hidupku adalah Ibu Iriana.

Ngomong-ngomong soal perempuan tangguh, siapa sih perempuan tangguh dalam hidup kretekus sekalian? Nah berbicara perempuan tangguh, ada nih perempuan-perempuan yang tak kalah tangguh nan hebat. Mereka memegang peran penting dalam produksi rokok jenis Sigaret Kretek Tangan (SKT). Yak, rokok yang setiap hari ada di tangan kretekus sekalian. Pernah enggak sih membayangkan bagaimana proses membuat rokok yang setiap hari kretekus nikmati? Saban hari mereka menjalani aktivitas melinting, membatil, serta mengemas rapi rokok-rokok yang akan didistribusikan ke seluruh penjuru Indonesia.

Ada yang bilang, kalau perempuan tangguh itu perempuan yang menghiasi hidup mereka dengan kesabaran. Perempuan-perempuan pekerja di SKT sudah barang pasti memiliki kesabaran tingkat tinggi. Bagaimana tidak, dari pagi sampai siang hari tangan mereka asyik mengolah tembakau dan bahan baku lainnya sehingga menjadi beribu batang rokok.

Baca Juga:  Tingwe Massal di Harlah NU ke 97

Dengan kesabaran ekstra, ketekunan, dan keuletan, perempuan-perempuan ini menyulap bahan baku kretek menjadi lintingan demi lintingan rokok. Setelah menjadi lintingan-lintingan rokok, pekerja yang lainnya bertugas untuk merapikan rata tidaknya rokok tersebut. Sampai pada proses akhir, yaitu pengemasan. Mereka fokus dengan job desk masing-masing. Sekali meleng, dapat mengurangi jumlah lintingan rokok yang mereka buat. Dalam sehari kerja, satu pekerja perempuan ini dapat menghasilkan 4 sampai 5 ribu batang rokok. Jari-jari mereka bekerja dengan amat cepat.

Di Kudus sendiri ada banyak industri rokok SKT, salah satu yang paling terkenal adalah PT. Djarum. Pemandangan yang terlihat kali pertama masuk ruang kerja adalah ribuan perempuan-perempuan mengenakan seragam biru yang duduk rapi, dengan jari-jemari mengolah tembakau menjadi batang demi batang rokok yang siap disuguhkan kepada penikmat kretek. Sekilas pekerjaan mereka terlihat mudah, namun ternyata tak semudah yang dibayangkan. Pekerjaan tersebut memerlukan kesabaran yang luar biasa. Perempuan-perempuan ini tangguh bukan?

Bahkan salah satu pengawas dari PT. Djarum mengatakan, alasan kenapa perempuan yang banyak dilibatkan dalam proses pembuatan SKT, ya lantaran perempuan-perempuan ini memiliki keuletan yang tak dimiliki oleh laki-laki. Tentu para pekerja perempuan ini bukan hanya tangguh dan hebat karena dapat melestarikan salah satu budaya Indonesia, tapi mereka juga tangguh bagi keluarga mereka. Pagi hari mereka penuh semangat untuk mengais rezeki, membantu ekonomi dalam keluarganya, serta menjadi perempuan mandiri. Siang harinya, mereka dapat berkumpul dengan keluarga tercinta.

Baca Juga:  Perda KTR Bogor Menuai Kritik dari Kementerian Dalam Negeri

Maka benar yang ditulis oleh Pak Jokowi, bahwa membangun Indonesia, kita butuh perempuan-perempuan yang tangguh. Mereka para pekerja perempuan di SKT membangun serta menjaga salah satu budaya Indonesia, yaitu kretek, itu semua menjadi bukti nyata bahwa mereka adalah perempuan-perempuan tangguh.

 

 

Ika Puspitasari

Ika Puspitasari

Perempuan dari pelosok negeri dengan sejuta mimpi