Press ESC to close

Analisis Konflik Maia vs Mulan Soal Merokok

Apapun masalahnya, rokok biang keroknya. Sepertinya hal ini berlaku mutlak bagi para anti-rokok. Mereka (anti-rokok) selalu punya cara untuk menempatkan rokok dan perokok pada posisi terjepit dan laik disalahkan dalam setiap konflik yang ada. Entah karena keterbatasan data atau keterbatasan kreativitas, menyalahkan rokok selalu jadi isu artifisial yang diandalkan.

Yang terbaru, konflik Maia Estianty dan Mulan Jameela juga mulai memunculkan rokok sebagai biang kerok. Seperti yang kita tahu, konflik Maia vs Mulan berawal dari perceraian Duo Ratu yang terjadi menyusul perceraian Maia dengan Ahmad Dhani pada medio 2000-an. Saya anggap kita tahu, karena dramanya memang heboh dan (seakan) tak berkesudahan. Apalagi, setelah resmi bercerai, Ahmad Dhani malah menikahi Mulan Jameela. Meminjam istilah Alm. Sutan Bhatoegana, drama pun makin ngeri-ngeri sedap.

Sudah, sampai sini saja kisah seputar selebritis. Kembali menyoal rokok.

Rokok kini menggantikan peran Ahmad Dhani dalam pusaran konflik Maia vs Mulan. Maia sendiri nampak sudah menikmati kehidupannya tanpa Dhani, tapi ‘perang’ belum usai. Penggemar Mulan menuding Maia juga bukan perempuan yang baik karena Maia merupakan seorang perokok. Maka, isu-isu moralis mulai berkembang. Perempuan merokok tidak lebih baik dari pelakor (perebut laki orang). Kira-kira begitulah yang ingin disampaikan oleh penggemar Mulan.

Baca Juga:  Mengapresiasi Prestasi Pesepak Bola yang Merokok

Saya agak ragu untuk menyalahkan penggemar Mulan. Begini, saya gak tau latar belakang para penggemar Mulan yang banyak itu. Yang saya tau, isu-isu negatif tentang rokok itu dibuat dan diwacanakan oleh mereka yang anti-rokok. Anti-rokok itu banyak dan menyebar, bisa ada di barisan penggemar Maia, Mulan, Melly, bahkan Lucinta Luna dan publik figur lainnya. Saya curiga, anti-rokok sengaja memunculkan rokok dalam kisah perseteruan Maia vs Mulan, memanfaatkan impresi yang tinggi dari masyarakat pada konflik ini.

Para anti-rokok melihat konflik ini sebagai titik terang pengendalian rokok. Kebetulan Maia yang merokok, maka Maia yang jadi terdakwa. Andai saja Mulan yang merokok, bisa jadi anti-rokok di barisan penggemar Maia juga akan bermanuver yang sama. Eh, Mulan merokok gak, sih? Entahlah. Intinya, sampai sini kita harus melihat dengan terang: masalah ini bukan karena kejumudan penggemar Mulan, tapi akal-akalan anti-rokok.

Para anti-rokok melihat konflik ini sebagai titik terang pengendalian rokok. Kebetulan Maia yang merokok, maka Maia yang jadi terdakwa. Andai saja Mulan yang merokok, bisa jadi anti-rokok di barisan penggemar Maia juga akan bermanuver yang sama.

Hal ini bukan fenomena baru. Banyak artis yang memiliki fanbase besar pun bisa diserang oleh haters dengan isu yang sama: rokok. Wong artis sekaliber Dian Sastro yang punya pendukung fanatik internesyenel juga keserempet isu negatif rokok. Saya lebih heran kalau si Eni, teman kuliah saya dulu, diserang gerombolan netizen karena merokok. Siapa Eni? Nama panjangnya saja gak ada yang tau. Gak menarik bagi anti-rokok.

Baca Juga:  Kiat Mengurangi Risiko Penyakit Jantung

Perihal perempuan merokok, saya rasa sah-sah saja, asal sudah berusia 18 tahun, tidak sedang hamil dan tidak merokok dekat anak-anak. Kalau Maia kepergok merokok waktu mengandung Al-Ghozali yang rupawan itu, saya pasti sudah ikut nyinyir. Sekadar informasi, kemampuan nyinyir saya mendekati level penggemar Mulan, eh, anti-rokok, maksudnya.

Anti-rokok menggong-gong, kretekus santun berlalu. Masalah moral, masalah akhlak, biar kami cari sendiri. Urus saja moralmu, urus saja akhlakmu.

Sudah, tak usah pakai nada!

Aris Perdana
Latest posts by Aris Perdana (see all)

Aris Perdana

Warganet biasa | @arisperd