Penyakit impotensi seringkali disebut-sebut sebagai salah satu dampak yang ditimbulkan dari kebiasaan orang merokok. Bahkan dulu pada bungkus rokok terdapat peringatan yang menerakan jenis penyakit ini. Namun faktanya itu menjadi peringatan yang menakut-nakuti perokok belaka.
Apa sih impotensi itu sebetulnya? Berdasar kebetan yang didapat dari jagat google. Disebutkan bahwa Impotensi adalah penyakit disfungsi seksual yang dialami laki-laki, atau disfungsi ereksi yang menyebabkan seseorang tidak mampu ereksi kemaluannya, sehingga kegiatan seksual terhambat.
Dari berbagai sumber yang ada, terutama yang mengangkat tema-tema kesehatan. Kerap kali disebutkan faktor terjadinya impotensi pada laki-laki disebabkan konsumsi rokok, alkohol serta obat-obatan terlarang. Padahal jika kita lihat pada kehidupan sehari-hari, sebut saja grup band legendaris macam Slank yang mendaku insyaf dari konsumsi itu semua. Toh mereka tetap bisa punya anak, seorang Ariel juga seorang bapak yang tokcer dari hubungannya dengan istri pertamanya. Duh, kok jadi rada nggosip gini.
Kenapa antirokok masih merepetisi hoax impotensi yang dihubungkan dengan kebiasaan merokok? Yang dalam keseharian kita jelas-jelas hal itu terbantahkan adanya. Termasuk pula soal penyakit-penyakit lain yang dikait-kaitkan akibat mengonsumsi rokok. Tanpa membawa penjelasan lain bahwa ada faktor gaya hidup dan pola konsumsi yang lebih perlu pula disoroti.
Saya tidak bisa membayangkan jika seorang paatje Agus Salim terkena impotensi gara-gara kegemarannya merokok kretek pada masa itu. Mungkin Ia akan mengalami frustasi yang mendalam jika itu terbukti benar.
Namun fakta sejarah berkata lain, seorang Dolly putri tertua Haji Agus Salim, pada usia 15 tahun saja sudah mampu ambil bagian dalam sejarah penting republik ini. Mengiringi WR Supratman bermain biola melantunkan lagu Indonesia Raya.
Sementara para gedibal antirokok, yang tak jemu merepetisi mitos kesehatan, memangnya tidak melihat fakta di lingkun pergaulannya, bahwa impotensi juga bisa menyerang orang yang bukan perokok.
Hoax tentang bahaya penyakit dari kebiasaan merokok ini memang bukan hal baru. Sejak era Hitler pun sudah digelorakan demam antitembakau, kebencian Hitler terhadap rokok pun tak pandang bulu. Bukan semata kepada laki-laki maupun kakitangan militernya. Eva Braun, teman hidupnya, tak elak mendapat kecaman dan pembatasan dari Hitler.
Nazi Jerman sangat berkeyakinan bahwa wanita yang merokok dituding rentan terhadap penuaaan dini dan hilangnya daya tarik fisik. Dipandang tidak cocok lagi untuk menjadi istri dan ibu dalam keluarga Jerman yang mereka klaim sebagai ras unggul.
Dan di era milenial ini segala mitos kesehatan warisan Hitler itu masih saja direproduksi. Brengseknya lagi, dikait-kaitkan dengan perilaku buruk yang digambarkan ada pada orang Negro. Menikmati tembakau sama dengan degenerasi rasial. Sebunyi dengan kampanye antirokok di Indonesia yang bicara tentang dampak bonus demografi.
Haiya, kembali lagi ke soal penyakit impotensi, Anda semua mestinya sudah tahu bahwa seorang Tulus Abadi yang orang YLKI itu loh, dulu bapaknya kan seorang perokok berat. Dan itu pernah disampaikan Tulus secara terbuka. Duh, jadi rada nggosip lagi nih. Kalau memang kebiasaan merokok mengakibatkan impotensi, mungkin populasi penduduk Indonesia tidak sepadat sekarang.
- Kesalahan Antirokok dalam Memandang Iklan Rokok dan Paparannya Terhadap Anak - 4 June 2024
- Pengendalian Tembakau di Indonesia dalam Dua Dekade - 3 June 2024
- HTTS Hanyalah Dalih WHO untuk Mengenalkan NRT - 31 May 2024