Hal apa yang terlintas di pikiran anda ketika mendengar kata “tembakau”? Berdasarkan uji sederhana yang saya lakukan dengan bertanya pada beberapa responden, hampir semua menyebut “rokok”. Bagaimana dengan anda? Saya yakin anda pun sama.
Selama ini tembakau memang sangat identik dengan rokok. Hal ini tentunya bukan tanpa alasan mengingat bahwa tanaman yang dijuluki “emas hijau” ini adalah bahan baku utama pembuatan rokok. Lalu, apakah fungsi tembakau hanya sebagai bahan baku rokok? Adakah khasiat lain dari tembakau? Jawabannya tentu banyak.
Beberapa penelitian sebelumnya pernah menemukan fakta bahwa tembakau memiliki khasiat positif terutama yang berkenaan dengan kesehatan. Seorang ilmuwan, Robert L. Erwin, dalam seminar American Cancer Society untuk penulis sains, pernah menjelaskan bahwa tembakau dapat dijadikan tanaman alternatif untuk obat kanker. Kelompok anti rokok tentu tidak mau menerima penelitian ini.
Para anti rokok selama ini selalu menggunakan isu kesehatan sebagai andalan untuk memusnahkan rokok, khususnya kretek di Indonesia. Meski ada banyak fakta yang menjelaskan tentang khasiat tembakau (bahan baku rokok) untuk kesehatan, mereka tetap menganggap bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan. Fakta-fakta ilmiah semacam ini (manfaat tembakau), menurut saya, harus diungkap ke publik seluas-luasnya. Mengabaikannya justru dapat menyebabkan kebingungan bahkan ketakutan di tengah masyarakat. Pada titik tertentu, akan ada petani yang enggan menanam tembakau akibat kampanye hitam para anti rokok.
Baru-baru ini, ada dua kelompok riset mahasiswa Universitas Jember (Unej) yang berhasil mengungkapkan fakta lain tentang khasiat tembakau. Mereka menilai selama ini pemanfaatan tembakau hanya terfokus pada daunnya saja untuk dijadikan rokok. Sedangkan, bagian lain dari tembakau seperti gagang, batang, bunga, kulit dan akar belum dimanfaatkan secara maksimal.
Berangkat dari latar belakang tersebut, mereka berinovasi dan menemukan manfaat dari limbah tembakau. Melalui penelitian yang bertema “Analisis Kelayakan Usaha Produksi Asap Cair Organik Dari Batang Tembakau sebagai Pengawet dan Biodisinfektan”, tim pertama menyampaikan ide bahwa batang tembakau yang selama ini dianggap limbah dapat dimanfaatkan menjadi asap cair untuk jadi bahan pengawet dan penghilang bau. Sungguh penemuan yang tidak biasa.
Tim riset yang kedua mengambil tema “Kelayakan Bisnis Tobaccos Perfume Dengan Konsep Zero Waste Guna Meningkatkan Eksistensi Jember sebagai Kota Tembakau”. Melalui penelitian itu mereka memaparkan ide bahwa kuncup basah tembakau dapat dimanfaatkan menjadi bahan atau campuran parfum. Menurut mereka parfum tembakau ini dapat didorong menjadi ikon Kota Jember sebagai salah satu penghasil tembakau.
Senin, 30 April 2018 kemarin, tim riset mahasiswa Unej telah merilis buku penelitian yang berjudul “Agribisnis Tembakau”. Dalam buku tersebut mereka menyampaikan gagasan-gagasan tentang manfaat tembakau yang tidak banyak diketahui orang, diantaranya dapat dijadikan obat luka diabetes hingga obat HIV/AIDS.
Dari penelitian mahasiswa Unej tersebut kita mempelajari beberapa hal, yaitu: pertama, semakin banyak produksi tembakau akan semakin menggerakkan potensi ekonomi negara. Kedua, fakta tentang khasiat tembakau membuat isu kesehatan dan wacana pengendalian tembakau ala anti rokok semakin absurd dan kontraproduktif.
- Merokok Di Rumah Sakit, Bolehkah? - 27 October 2022
- Sound Of Kretek, Wujud Cinta Bottlesmoker - 4 October 2022
- Membeli Rokok Itu Pengeluaran Mubazir? - 12 September 2022