Press ESC to close

Pentingnya Memahami Alasan Untuk Tidak Merokok di Kawasan Pendidikan

Merokok adalah hak bagi setiap orang, tentu syarat dan ketentuan berlaku. Hanya orang yang telah berusia dewasa, atau 18 tahun ke ataslah yang diperbolehkan untuk merokok. Ada beberapa faktor yang memengaruhi, tapi utamanya adalah: karena merokok adalah aktivitas yang menuntut tanggung jawab penuh.

Rokok adalah sebuah barang konsumsi yang memiliki potensi mengganggu kenyamanan orang lain. Karenanya, agar tidak ada masyarakat yang terganggu, hanya orang dengan mental dewasa lah yang diperbolehkan merokok. Apalagi persoalan terkait rokok ini juga rentan dikaitkan pada faktor kesehatan, jadi lebih baik hanya orang dewasa yang boleh memilih untuk merokok atau tidak.

Karena itu, larangan merokok di area pendidikan menjadi salah satu upaya untuk menghindari keberadaan anak-anak di bawah umur yang merokok. Selain agar para pelajar tidak merokok di area pendidikan, hal ini juga dilakukan agar para guru untuk memberikan contoh yang baik kepada muridnya.

Selama ini memang ada satu dua alasan yang dikemukakan ketika seseorang di bawah umur merokok, lantaran melihat gurunya merokok di area sekolah. Seorang guru memang sebenarnya boleh-boleh saja merokok. Hanya saja, ketika Ia merokok di area sekolah, maka Ia memiliki potensi membuat anak didiknya ingin melakukan apa yang dilakukannya: merokok.

Baca Juga:  Perempuan Perokok di Dunia Hiburan Terbelenggu Moralitas Umum

Seperti yang tadi telah saya katakan, anak-anak yang merokok itu rentan dengan segala hal buruk. Bukan terkait kesehatan sih, lebih ke arah rentan mengganggu kenyamanan orang lain. Secara mental mereka belum cukup dewasa untuk memahami ketidaknyamanan orang lain, karenanya banyak sekali kejadian yang mengganggu kenyamanan orang lain disebabkan oleh anak-anak yang merokok.

Sejauh yang biasa kita lihat, orang-orang yang merokok di angkutan kota biasanya dilakukan para pelajar. Pun dengan merokok sembari berkendara, juga hal-hal menyebalkan lain yang membuat orang lain terganggu kenyamanannya, dan menjadikannya semakin membenci perokok.

Agar hal-hal semacam itu dapat dihindari, maka harusnya para guru mulai menaati aturan bebas rokok di lingkungan pendidikan. Semua agar para murid tidak merasa iri kepada sang guru yang dengan asyik merokok di hadapan mereka. Juga, agar para guru menunjukkan contoh baik dengan kesadaran etik sebagai perokok yang santun.

Lebih dari itu, para guru harus mulai mengajarkan beberapa hal terkait rokok kepada muridnya. Seperti yang tadi telah dijelaskan di atas, para guru baiknya mengajarkan kepada para murid agar tidak merokok sebelum usianya dewasa. Berikan pemahaman bahwa merokok adalah aktivitas yang penuh dengan tanggung jawab. Jadi hanya orang bermental dewasa yang boleh melakukannya.

Baca Juga:  Nicotine War: Tembakau Sebagai Bahan Bakar Masa Depan

Tidak-tidak, kita tidak sedang mengajarkan para murid untuk merokok. Justru, edukasi terkait ini memang harus dilakukan agar para pelajar dapat memahami pentingnya menghargai orang lain. Jelaskan pada mereka, tentang seluk-beluk rokok, juga soal faktor risiko kesehatannya. Agar, kelak mereka dapat memilih apakah rokok itu benar-benar baik untuk dirinya atau tidak.

Wahyu Heri

Wahyu Heri

Banyak buku, sedikit nyender, tapi tidak oleng.