Press ESC to close

Melecehkan Kewarasan Publik, Seputar Kontroversi Gambar Pria Merokok di Bungkus Rokok

Kontroversi mengenai Dadang pria asal Kuningan yang protes terkait gambar pria merokok sambil menggendong anak yang beredar selama ini di bungkus rokok. Telah menjadi bahan pemberitaan yang cukup ramai beberapa waktu lalu. Dadang mendaku bahwa gambar di bungkus rokok tersebut adalah dirinya yang saat itu tengah menonton bola di lapangan kampungnya, sekira tahun 2012.

Pengakuan ini telah dia adukan ke sejumlah pihak, mulai dari orang-orang di lingkung daerahnya sampai pada pihak Kementrian Kesehatan. Protes Dadang terkait penggunaan foto dirinya tanpa izin ini juga menyasar pada tuntutan terhadap pihak industri rokok. Yang dianggapnya adalah termasuk pihak yang turut bertanggung jawab, karena disebutnya telah melakukan penyalahgunaan foto tanpa izin.

Terkait hal ini sebetulnya sudah ditanggapi oleh Ketua Umum GAPPRI (Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia), Ismanu Soemiran, “kita sih nggak tahu menahu, kalau benar ya hukum harus ditegakkan.” Ujarnya pada Rabu (25/07) kemarin. Diterangkan pula bahwa pihak GAPPRI sendiri tidak terlibat mengenai pemilihan gambar peringatan kesehatan di bungkus rokok.

Bahkan oleh pihak Kemenkes melalui Kepala Subdit, Advokasi dan Kemitraan, Direktorat Promosi Kesehatan, Ditjen Kesmas, Kementerian Kesehatan, Sakri Sab’atmaja, SKM, Msi, gambar yang digunakan selama ini didapat dari Tobacco Labelling Resource Centre Thailand. Semua gambar peringatan kesehatan yang ada di bungkus rokok telah melalui prosedur yang legal sejak 2005. Ada bank datanya yang bisa diakses semua orang.

Baca Juga:  Bungkus Rokok, Narkoba dan Menteri Sosial

Pengakuan kontroversial ini memang cukup mengejutkan banyak pihak. Apalagi sampai dilariskan pula oleh berbagai media daring, sehingga bagi sebagian masyarakat awam hal ini menimbulkan pergunjingan tersendiri. Kok ya bisa segitu cerobohnya pihak Kementrian Kesehatan, seakan tidak memahami prosedur yang legal. Main asal pasang saja.

Jelas hal itu menciptakan preseden buruk terhadap institusi sekelas kementrian. Pikiran publik seperti diarahkan akan adanya ketidakbecusan di tataran teknis pada kerja-kerja kementrian. Lebih jauh lagi, Dadang bahkan ingin membawa perkara ini sampai ke ranah hukum melalui kuasa hukumnya yang bernama Dudung.

Bagi saya—tanpa pretensi membela siapapun dalam perkara ini—kontroversi terkait pengakuan Dadang ini hanyalah akal-akalan belaka. Akal-akalan yang terlalu sempurna untuk dipercaya. Jikapun ini dilakukan untuk menguatkan kesan cerobohnya para pihak yang diprotes oleh Dadang, justru ketololan yang kelewat lebay ini membuktikan betapa piciknya pihak yang menskenariokan akal-akalan tersebut. Bagaimana tidak picik, yang dimanfaatkan orang lugu model Dadang, yang mungkin terhasut atas iming-iming tertentu.

Wong fotonya saja sudah ada sejak 2005 kok, sementara berdasar pengakuan Dadang, foto dirinya ini diambil pada tahun 2012. Di tahun yang sama PP 109/2012 disahkan. Curiga saya, Dadang tergiur benefit effect (karena terhasut agensi isu gorengan)—yang di antaranya adalah populeritas isu—siapa tahu gitu ya, Dang, ada program tipi yang segera mempopulerkan kamu.

Baca Juga:  Inflasi di Sumatera Utara Karena Terlalu Banyak Orang Merokok?

Ehiya, gaes, hal penting lainnya ini, kabarnya pada Selasa (24/07) kemarin, tak lebih dari 3 jam setelah Ia menandatangani surat kuasa untuk menempuh gugatan hukum, yang dilakukannya pada jam 07.00 WIB, namun pada sekitar jam 10-an Dadang justru segera mencabut kuasa itu. Membatalkan proses gugatan hukum yang akan ditempuhnya. Katanya sih, Mang Dadang ini hanya ingin minta perhatian (((minta perhatian))) saja. Jadi uhuk saya, gaes.

Dang, Dadang, banyak loh di negeri ini yang wajahnya mirip-mirip gitu, dari yang mirip Jokowi jago main bass di konser musik rock, sampai yang mirip Obama yang jadi model iklan sebuah kampus di Indonesia. Buanyak, Dang. Iya kalau cuma mau sekadar tenar dua-tiga hari di pemberitaan media daring juga bukan cuma Dadang saja sih. Tapi akhirnya kentara sudah upaya apa yang tengah dimainkan oleh pihak yang menungganginya. Lagi-lagi ini upaya yang melecehkan kewarasan publik.

 

 

 

 

 

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah