Press ESC to close

Siapa Bilang Tokoh Agama Tidak Merokok?

“Muslim di Indonesia yang taat beribadah, maksudnya di sini seperti salat 5 waktu cenderung tidak merokok” Renny Nurhasana, peneliti dari Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI).

Kutipan di atas diambil dari salah satu tulisan yang dimuat di beritasatu.com . Sebuah tulisan yang menimbulkan banyak pertanyaan, terutama pada kalimat ‘orang yang taat beribadah, cenderung tidak merokok’. Benarkah demikian?

Tunggu dulu. Kita perlu bahas satu per satu ulama yang taat beribadah dan menjadi panutan banyak orang di seluruh penjuru nusantara. Lalu kita simpulkan bahwa pernyataan tersebut tepat atau tidak.

“Setiap manusia harus tahu sehat atau tidak, yang tahu manusianya bukan produknya. Yang salah filosofi kita, dokter itu konsultan, kita yang tahu diri kita sendiri. Sehingga kita selama ini tergantung dokter tapi kalau kamu menjelek-jelekkan rokok maka saya akan belani, siapa saja yang teraniaya, saya cenderung menemani dia”

Pertama, Emha Ainun Nadjib atau akrab dipanggil Cak Nun. Beliau salah satu tokoh panutan umat Islam di Indonesia. Selain diakui sebagai budayawan, beliau juga dipandang layak sebagai ulama yang taat beribadah. Pandangan-pandangan permasalahan yang beliau bahas dikemas dari sisi filsafat, kebudayaan, juga agamis. Sosok sederhana ini mempunyai jadwal rutin mengaji bersama jamaahnya, Maiyah, setiap bulan di berbagai kota. Pengikutnya sampai sekarang sudah mencapai jutaan orang. Dan yang harus digarisbawahi, beliau merokok yang adil. Apakah karena beliau merokok, lalu tidak taat beribadah?

Baca Juga:  Politik Anggaran DPR Yang Mengkambinghitamkan Rokok

Oke. Jika Cak Nun dipandang sebagai budayawan, bukan ulama, kita lihat KH Mustofa Bisri atau Gus Mus sebagai ulama yang merokok. Beliau adalah ulama yang karismatik. Banyak orang yang menaruh hormat kepada beliau sebagai ulama  yang tidak mau terlibat dalam politik. Beliau lebih fokus mengurus umat. Karena beliau merokok, apakah beliau tidak taat beribadah?

Habib Luthfi, ulama asal Pekalongan ini mempunyai jamaah dari berbagai penjuru Indonesia, bahkan luar negeri. Habib Luthfi sangat disegani karena ilmunya yang luas dan soleh. Beliau merokok dan tidak menjadi alasan bagi beliau untuk tidak taat beribadah karena merokok.

‘Mereka kan tokoh-tokoh NU, ya wajar saja kalau mereka merokok’. Siapa bilang? Tokoh Muhammadiyah, sebagai ormas Islam yang mengharamkan rokok pun merokok. Adalah mantan menteri agama Malik Fadjar yang dikenal sebagai perokok aktif. Hal ini saya ketahui dalam cuitan Mahfud MD di twitternya, “Gus Dur tak merokok tuh. Merokok/tidak itu bukan ukuran NU atau bukan. Tokoh Muhammadiyah Malik Fajar merokok”.

Siapa lagi? Habib Bahar, habib muda nan energik ini diketahui sebagai perokok aktif. Tak hanya mahir berceramah dan menyiarkan ajaran Islam, beliau juga pandai bermain musik. Ya, hampir sama lah kemampuannya seperti Habib Luthfi.

Baca Juga:  Harga Rokok Bukan Faktor Penentu Jumlah Perokok

Ulama-ulama tersebut merokok dan taat beribadah. Taat atau tidak taat beribadah itu bukan tergantung rokok melainkan seberapa sering berbuat kebaikan. Apabila ada yang menjelek-jelekkan rokok, apalagi tembakau maka sikap Cak Nun perlu ditiru. Kita mengadu kepada Tuhan, “Ini lho ciptaan Sampeyan dielek-elekno (dijelek-jeleklan)”.

Sampai sekarang, hukum Islam mengenai rokok memang masih diperdebatkan. Ada ormas Islam yang mengharamkan rokok, ada juga yang membolehkan. Intinya, banyak ormas Islam yang sudah mengambil sikap tentang hal ini karena menyangkut orang banyak. Apalagi Indonesia menjadi kerajaan kretek terbesar di dunia. Hukum Islam tentang rokok tentu menjadi perhatian khusus dan tentunya fatwa-fatwa dari ormas islam sangatlah berpengaruh.

Furqon Nazali

Bergembira sebelum negara api menyerang