Press ESC to close

Vape Hanyalah Satu Bagian dari Agenda Penguasaan Bisnis Nikotin

Pernah mendengar kampanye merokok itu membunuhmu? Pernah mendengar penyataan bahwa rokok itu menyebabkan berbagai macam penyakit? Atau pernah dengan rokok adalah zat adiktif karena mengandung nikotin dan sebagainya? Yak selamat datang pada masa penuh tipu-tipu.

Tentu saja saya tidak akan mengatakan bahwa rokok merupakan suatu barang konsumsi yang menyehatkan. Karena rokok adalah barang konsumsi yang punya faktor risiko terhadap penyakit tertentu, sama seperti barang konsumsi lain seperti nasi atau sate kambing. Meski begitu, tentu menjadi tidak benar apabila rokok disebut sebagai sumber dari segala macam penyakit yang ada.

Apalagi, dengan segala kampanye masif yang digaungkan dengan konotasi mematikan, tidak pernah kita mendengar sebuah upaya untuk mengilegalkan rokok dari bumi nusantara. Yang selama ini terdengar paling hanya bagaimana menaikkan harga rokok atau cukai setinggi-tingginya. Dalihnya, karena berbahaya mari kita kendalikan peredaran rokok.

Hal inilah yang kemudian menjadi satu bukti penting bahwa kelompok antirokok tidak pernah benar-benar serius mengurusi kesehatan masyarakat. Kalau memang rokok berbahaya, rokok itu mematikan, ya ilegalkan saja rokok. Larang peredaran rokok secara total, tutup semua pabrik rokok, musnahkan semua tanaman tembakau dari negara ini. Selesailah sudah semua ancaman berbahaya dari produk bernama rokok.

Tapi sekali lagi, yang selama ini digaungkan hanyalah upaya mengendalikan rokok. Tentu saja, bukan hanya pengendaliannya yang dikendalikan, tetapi juga bisnisnya. Hal ini telah dilakukan di banyak negara, salah satunya India. Dengan dalih pengendalian tembakau, perusahaan rokok di sana kemudian jatuh hingga diakuisisi oleh perusahaan multinasional. Itulah kenapa dalam banyak kesempatan, perusahaan rokok internasional juga ikut terlibat dalam kampanye antitembakau.

Baca Juga:  Rokok ilegal: Merugikan Negara, Menguntungkan Konsumen, dan Memperkaya Mafia

Tidak hanya itu, penguasaan bisnis tembakau ini juga hendak dilakukan oleh para penguasa industri farmasi. Bagaimana caranya, ya dengan menciptakan produk alternatif dari tembakau seperti rokok elektrik, koyo tembakau, atau permen tembakau. Meski kemudian, produk-produk tersebut tidak mendapat respon baik dari para perokok.

Karena tidak laku, maka mereka menciptakan mitos-mitos bahwa semua produk alternatif itu lebih sehat. Padahal ya barangnya sama-sama tembakau, sama-sama mengandung nikotin. Tapi agar bisnis sukses, harus dibuatkan narasi baru bahwa, ya pokoknya rokok itu lebih berbahaya. Titik. Meski, tetap saja produknya tidak laku. Paling hanya vape yang masih agak diterima oleh pasar.

Sialnya, para pengguna vape (yang sebagian juga pelaku bisnisnya) juga menggunakan narasi tersebut. Karena rokok lebih berbahaya, lebih baik konsumsi vape. Tujuannya, ya agar laku. Seperti tadi telah dibahas, jelas bahan bakunya sama mana ada lebih sehat lebih berbahaya.

Justru, produk alternatif seperti vape lah yang paling membahayakan kelangsungan hidup para petani. Jika ada yang beranggapan bahwa keberadaan vape atau produk alternatif lainnya tidak bakal mengganggu hidup para petani tembakau, jelas cara pandang tersebut pasti keliru. Asal tahu saja, tembakau yang diserap produk alternatif jelas lebih sedikit ketimbang serapan dari rokok yang kita isap. Jika serapannya saja berkurang, tentu saja kesejahteraan para petani dipertaruhkan.

Baca Juga:  Mari Mengkaji Ulang Kampung Tanpa Rokok

Dan yang paling terdampak dari upaya penguasaan bisnis nikotin itu adalah petani cengkeh. Mengingat hampir seluruh serapan produksi cengkeh diambil untuk kretek, maka keberadaan produk alternatif hanya menjadi jalan untuk mematikan mereka. Persis seperti apa yang bakal terjadi jika FCTC diaksesi oleh pemerintah.

Dengan memahami konteks politik ekonomi yang ada dibalik pengendalian tembakau, akhirnya kita tahu bahwa segala upaya pengendalian tembakau hanyalah menjadi dalih penguasaan bisnis tembakau. Dan vape hanyalah satu diantara sekian produk alternatif tembakau yang menjadi jalan untuk mewujudkannya. Maka, setelah kita memahami maksud buruk tersebut, mana bisa kita berpaling dari kretek dan memuluskan langkah mematikan para petani.

Aditia Purnomo

Aditia Purnomo

Bukan apa-apa, bukan siapa-siapa | biasa disapa di @dipantara_adit