Search
Benarkah IQ Perokok Rendah? Einstein Aja Gak Tau!

Benarkah IQ Perokok Rendah? Einstein Aja Gak Tau!

Jangan merokok kalau gak mau goblok! Kira-kira begitu pesan yang mau disampaikan oleh jurnal Addiction yang dilaporkan oleh Telegraph pada 2010 lalu. Riset ini menyebut bahwa perokok memiliki rata-rata IQ 94, sementara mereka yang tidak merokok memiliki rata-rata 101. Lebih parahnya lagi, mereka yang merokok lebih dari satu bungkus rokok per harinya memiliki IQ rata-rata 90 saja. Intinya, IQ perokok itu rendah.

“Tuh, kan, perokok itu goblok. IQ-nya jongkok.”

Penelitian yang dilakukan di Israel ini mengklaim menemukan fakta bahwa orang-orang yang merokok memiliki IQ yang lebih rendah ketimbang orang-orang yang tidak merokok. Bahkan, para ilmuwan yang melakukan penelitian tersebut menemukan bahwa kepintaran seseorang akan semakin menurun jika semakin banyak merokok. Ilmuwannya merokok gak, ya? Hehe.

Begini. Saya perokok. Saya pernah beberapa kali ikut tes IQ dan saya lupa hasilnya. Yang pasti, saya gak mau mengklaim angka-angka besar biar dibilang pintar. Masalahnya, banyak juga orang besar yang merokok. Ya, mosok mereka besar karena kegoblokannya? Gak gitu, kan?

Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia yang pertama adalah seorang perokok. Kita bisa dengan muudah menemukan gambar beliau sedang asyik merokok di mesin pencarian. Masih ragu? Coba sekarang anda buka google dan ketik “Soekarno merokok”. Anda akan takjub melihat pose Soekarno dan Nikita Khruschev ngubar alias ngudud bareng sambil berbagi bara api. Keren, Cuy!

Sekali googling, dua tokoh besar ditemui. Ternyata gak cuma Soekarno, Nikita Khruschev sang legenda Uni Sovyet juga jadi contoh orang besar lainnya yang merokok. Ada anti rokok yang berani menyebut IQ Bung Karno (juga Khruschev) itu rendah?

Baca Juga:  Cukai Rokok Naik Resmi Pada 1 Februari, Apa Saja Dampaknya?

Selain dua pemimpin dunia tersebut, ada juga diplomat ulung yang fasih beragam bahasa, Haji Agus Salim, yang merupakan kretekus sejati. Atau ada seorang penulis hebat yang karyanya diakui dunia, dan seseorang yang masih meminta Djarum Super tatkala sakit di akhir usianya, Pramoedya Ananta Toer namanya. Mereka adalah contoh-contoh orang hebat yang merupakan seorang perokok.

Saya tidak mau lebay dengan menyebut bahwa kehebatan mereka didapat dari aktivitas merokoknya. Bukan. Mereka hebat bukan karena merokok. Soekarno besar karena kerja-kerja revolusionernya, juga fakta sejarah bahwa dialah yang membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pramoedya Ananta Toer besar dan hebat juga karena semangat perlawanannya melalui sastra. Setidaknya, mereka membuktikan bahwa orang yang merokok juga bisa menjadi orang besar dan hebat.

Satu lagi tokoh dunia yang akan membuat anti rokok nguap-nguap gelagapan setelah tahu kalau orang ini juga merokok. Yap! Albert Einstein, manusia jenius yang digadang sebagai makhluk tercerdas sepanjang sejarah umat manusia. Sang penemu Teori Relativitas ini tukang ngudud alias perokok. Walaaah, agak repot kalau ada yang menguji IQ-nya.

Baca Juga:  Kekonyolan yang Berulang, Mustahik yang Kedapatan Merokok Dicoret dari Haknya

Mark Weiser, pemimpin penelitian tentang IQ perokok, menyebut bahwa biasanya dunia kesehatan menduga kalau perokok kemungkinan besar adalah orang-orang yang tumbuh besar di lingkungan yang sulit, atau mereka yang kurang mendapat pendidikan. Namun faktor sosial ekonomi akhirnya dikesampingkan karena penelitian mereka juga memasukkan data dari subjek dengan latar belakang sosial ekonomi yang beragam. Atau mungkin karena sungkan menyebut Einstein kurang mendapat pendidikan.

Riset tentang IQ perokok ini dihimpun berdasarkan data lebih dari 20 ribu pria berusia 18 hingga 21 tahun di Israel. Iya, Israel. Kemudian didapatkanlah tesis IQ perokok itu rendah. Hmm, perokok gak perlu sibuk ngumbar-ngumbar angka persentase yang sulit dipahami, kecerdasan seseorang itu tumbuh kembang beriringan dengan kemauan belajar dan berlatih. Bukan begitu, Bung?

Konon, ada sebuah kutipan fenomenal dari Albert Einstein, “Saya percaya bahwa merokok memiliki kontribusi akan suatu perdamaian dan keakraban”. Jadi, buat lo-lo yang sering banget merendahkan orang, coba deh merokok, barangkali hati dan pikiran lo bisa agak damai. Hihihi

Aris Perdana
Latest posts by Aris Perdana (see all)