Press ESC to close

Polemik dan Bahaya Rokok Elektrik

Ketika rokok elektrik pertama kali mulai diperkenalkan, banyak pihak yang tertarik dengan produk tersebut. Ramai-ramai publik menyebutnya sebagai alternatif baru yang tepat untuk menandingi hadirnya rokok tradisional yang sudah beredar sejak lama. Narasi-narasi positif pun muncul, ada yang menganggap bahwa rokok elektrik disebut lebih sehat, fleksibel, bahkan irit. Pokoknya tidak ada bahaya rokok elektrik itu.

Rokok elektrik dengan sebutan ilmiahnya Elecronic Nicotine Delivery Systems atau e-Cigarette mulai dikembangkan pertama kali melalui perusahaan yang berbasis di Beijing, Tiongkok. Kala itu rokok elektrik dianggap sebagai penolong atau penyembuh bagi para perokok tradisional yang sudah kecanduan. Kendati di beberapa negara produk rokok elektrik sudah dianggap legal dan masih diatur dalam undang-undang seperti di Indonesia, tak sedikit negara yang juga mengharamkannya.

Pertanyaan kemudian muncul, jika rokok elektrik dianggap memiliki keunggulan dan lebih menyehatkan lantas mengapa kehadirannya dilarang di beberapa negara? Apakah produk tersebut nyatanya sesuai dengan semangatnya yang hadir dan bahkan dilabeli sebagai sebuah produk yang sehat?

Jawabannya, sudah pasti adalah belum tentu. Salah satu negara yang melarang adalah Singapura dengan dalih bahwa mereka ingin masyarakatnya terhindar dari produk tembakau. Rokok elektrik bukan sama sekali tak menggunakan produk tembakau, sejatinya ia menggunakannya namun dalam bentuk yang telah diekstrak menjadi cairan, meski kita tak akan begitu paham berapa persen yang digunakan. Sebaliknya dalam rokok tradisional kita akan tahu produk tembakau yang akan digunakan.

Baca Juga:  Siapa Bilang Tokoh Agama Tidak Merokok?

Kembali pada peraturan di atas maka logika yang diasumsikan oleh pemerintah Singapura adalah rokok elektrik sama dengan rokok tradisional dan merupakan barang yang musti dihindari. Sangat menyedihkan mengingat semangat awal rokok elektrik yang katanya hadir sebagai barang yang menyehatkan dan lebih baik dari rokok tradisional.

Publik tak akan lupa dengan berbagai kasus meledaknya rokok elektrik belakangan ini. NBC News menyebutkan bahwa awal Februari ini seorang pria berusia 24 tahun harus meninggal akibat mengkonsumsi rokok elektrik. Jelas alasannya adalah rokok elektriknya meledak ketika ia berada di dalam mobil. Disebutkan dalam berita tersebut ledakannya mimpu melelehkan dasbor milik si korban.

Kejadian meledaknya rokok elektrik juga terjadi di tanah air. Cecep Cahyadi seorang pria yang berdomisili di Bali adalah korbannya. Kasus tersebut mungkin cukup memberikan trauma baginya. Akibat rokok elektrik, mulut dan tangannya mengalami luka bakar yang serius dan juga membakar baju serta celananya saat itu. Ragam meledaknya rokok elektrik juga sebenarnya terjadi di berbagai negara. Hal tersebut yang membuatnya diharamkan, bahkan juga dalam dunia penerbangan. Sebuah catatan akan bahaya rokok elektrik.

Lagi-lagi rokok eleltrik yang tadinya hadir dan mencoba membangun sekat dengan rokok tradisional seakan-akan tembok tersebut kembali runtuh. Dalam dunia penerbangan, statusnya bersifat sama dengan rokok tradisional di mata peraturan. Ada larangan yang tak membolehkan rokok elektrik dan tradisional dihisap dalam penerbangan. Meskipun rasanya asap yang hadir dari rokok elektrik terlihat lebih pekat, ngebul, dan mengganggu ketimbang rokok biasa.

Baca Juga:  Membantah Rokok sebagai Penyebab Kemiskinan

Asap pekat hadir dari pembakaran uap dalam rokok elektrik, sedangkan wangi-wangian berasal dari zat-zat yang ada dalam liquid. Kelihatannya memang menarik, sekali lagi apakah itu menyehatkan? Jawabannya masih jadi perdebatan. Dr. Nauki Kunugita dari National Institute of Public Health di Jepang menyebutkan dalam salah satu rokok elektrik ditemukan 10 kali tingkat karsinogen (kelompok zat yang secara langsung dapat merusak DNA, mempromosikan atau membantu kanker) dibandingkan satu batang rokok biasa.

Bukan hanya Dr. Nauki Kunugita yang mengeluarkan hasil temuan dari penelitiannya tentang bahaya rokok elektrik terhadap kesehatan. Tentu ada juga ragam pendapat ilmuan lainnya yang menilai rokok elektrik baik untuk kesehatan. Namun, jika melihat dari berbagai kasus rokok elektrik yang meledak di atas dan isu kesehatan yang masih jadi perdebatan, masihkah anda tetap ngotot mengkonsumsinya, atau tetap bergabung bersama kami para perokok konvensional? Hehehe.

Indi Hikami

Indi Hikami

TInggal di pinggiran Jakarta