Press ESC to close

Debat Cawapres Memang Tak Perlu Membahas Perkara Rokok

Jelang, debat calon wakil presiden akhir pekan lalu, isu-isu terkait pengendalian tembakau diembuskan oleh kelompok antirokok. Maklum, tema debat cawapres kala itu membawa isu kesehatan dalam isinya. Jadi, sudah pasti wacana pengendalian tembakau pun didorong menjadi bahasan jelang agenda debat tersebut.

Beberapa hari jelang debat, masing-masing Tim Sukses akhirnya terpancing wacana tadi dan melontarkan hal-hal yang berkenaan dengan isu rokok dan kesehatan. Mudah ditebak, setiap tim sukses sama-sama mencitrakan kepeduliannya pada wacana kesehatan terkait rokok. Mulai dari soal menaikkan harga rokok sampai soal skema diversifikasi di hulu industri rokok. Sejumlah laman berita menyoroti hal itu. Bahkan mungkin menjadi perdebatan menarik di lingkup kedua pendukung.

Bukan lagi rahasia kalau di kedua kubu Timses terdapat orang-orang yang membawa kepentingan ‘titipan’ rezim antitembakau. Isu rokok dibunyikan seakan jauh lebih krusial dibanding perkara kesehatan lainnya. Sudah bisa ditengarai implikasi dari jualan program itu. Apalagi kalau bukan menggeser keberadaan sektor pertembakauan di Indonesia.

Konyolnya, ketika bahasan rokok dan kesehatan ini menggelora dan menjadi semacam barang sundulan yang mengarah pada keberadaan industri hasil tembakau (IHT), justru pada saat debat cawapres berlangsung sama sekali tidak terbahas oleh masing-masing cawapres, pun oleh pertanyaan dari para penelis. Perlu diketahui, saat debat berlangsung Cawapres nomor urut 01 mendapatkan pertanyaan soal pendidikan dan kesehatan, sementara Cawapres nomor urut 02 terkait ketenagakerjaan, sosial dan budaya.

Baca Juga:  Cukai Naik, Lonjakan Pengangguran Memukul Pemerintah

Secara umum, Sandiaga Uno maupun Ma’ruf Amin sama-sama menyikapi isu kesehatan secara normatif saja. Kalaupun menyinggung soal yang penting semacam BPJS, argumentasinya mengarah pada pembenahan dan tata kelola. Selain itu paling terkait promosi program-program layanan kesehatan.

Artinya, isu yang menjadi sundulan para timses sama sekali tak ‘dimakan’ oleh Ma’ruf Amin maupun Sandiaga Uno. Karena memang permasalahan kesehatan di Indonesia bukan ada pada persoalan konsumsi merokok di masyarakat. Masih ada begitu banyak persoalan kesehatan yang perlu dibenahi dan diluangkan waktu serta tenaga untuk memikirkannya.

Mungkin, bagi kalangan yang mendorong isu rokok untuk dibahas serius pada tema kesehatan, debat cawapres kemarin tidak berjalan seperti keinginan mereka. Dengan demikian, kandas juga harapan untuk mendorong komitmen dari para kandidat demi agenda teratifikasinya FCTC di Indonesia. Ya semoga saja agenda semacam ini memang bukanlah perhatian mereka dalam membenahi permasalahan kesehatan di Indonesia.

Atau, kedua Cawapres memang paham betul dampak dari barang ‘sundulan’ itu, yang jika disikapi serampangan akan mempengaruhi elektabilitas masing-masing kandidat. Seperti yang kita ketahui, stakeholder pertembakauan dari hulu sampai hilir tidak sedikit sedikit jumlahnya. Namun, menggantungkan harapan akan masa depan sektor pertembakauan pada mereka juga bukan suatu hal yang bisa kita lakukan. Mungkin mereka hanya tidak peduli pada hal lain kecuali kekuasaan.

Baca Juga:  Saatnya Cukai Sigarete Kretek Tangan Dihapus

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah