Raisa Andriana selain dikenal sebagai penyanyi dan menjadi idola di berbagai kalangan. Ia terbilang sosok yang mampu bijak dalam merespon isu perokok pasif. Seperti yang kita ketahui, beberapa waktu lalu isu perokok pasif di-framing antirokok melalui pernyataan mendiang Sutopo Purwo Nugroho, sosok yang pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Dalam pekara rokok yang kerap menjadi kontroversi. Raisa penyanyi yang kerap mempesona para pemggemarnya ini justru mampu menyikapi berdasar persfektik etika lingkungan. Persefektif ini jika dibahasakan secara sederhana, bahwa kita sebagai makhluk sosial dituntut untuk senantiasa menghargai hak satu sama lain demi terjaganya lingkungan bersama.
Berbeda dengan pandagan masyarakat yang kadung terjangkit kebencian. Lantaran termakan isu negatif tentang rokok dengan hanya melihat dari sisi kesehatan. Kalangan semacam ini melulu menyudutkan perokok sebagai golongan yang harus dimusuhi. Rokok kerap diposisikan sebagai musuh bersama lewat berbagai kampanye kesehatan.
Tentu kita punya basis argumen untuk membantah segala tudingan negatif itu. Bahwa ada faktor lain yang jauh lebih signifikan dalam persoalan lingkungan serta kesehatan. Di antaranya asap kendaraan bermotor yang berkontribusi lebih membahayakan bagi kesehatan. Sejumlah ahli telah menyatakan hasil studinya, bahwa asap kendaraan bermotor adalah penyumbang terbesar dari persoalan polusi udara.
Pihak-pihak yang memanfaatkan video pernyataan mendiang Sutopo pada kesempatan lalu jelas kelewat konyol. Bukan apa-apa, video tersebut diviralkan hanya untuk menggiring opini masyarakat untuk kemudian membenci rokok dan perokok. Kalau semua hanya didasari kebencian tanpa mau menilai secara berimbang, tentu tidak akan ada kata win win solution.
Namun beda halnya dengan Raisa yang dalam upaya menggugah kesadaran perokok. Gugahan yang disampaikan senada dengan kampanye Perokok Santun yang selama ini menjadi concern Komunitas Kretek. Berdasar sebuah laman berita, Raisa menghimbau kepada perokok untuk selalu lebih peduli terhadap lingkungannya dan merokok di ruangan khusus yang telah disediakan.
Himbauan Raisa itu jelas mengisyaratkan adanya harapan yang berbasis etika moral, bahwa perokok dinilai mampu pula untuk menciptakan rasa nyaman bagi lingkungannya. Kita tentu bersepaham dengan hal itu. Makanya Komunitas Kretek kerap kali menekankan kepada perokok untuk tidak merokok di dekat wanita hamil dan anak-anak, ataupula saat berkendara.
Namun jika kita sedikit kritisi soal ruang merokok, sebetulnya banyak tempat yang tidak sepenuhnya mengakomodir hak perokok. Alih-alih ingin menegakkan Kawasan Tanpa Rokok, tetapi justru mengabaikan ketersediaan ruang merokok yang merupakan bagian dari amanat Undang-undang. Maka alangkah lebih merdunya lagi, jika Raisa turut menghimbau para pihak untuk perhatian pula dalam upaya penyediaan ruang merokok di banyak tempat.
- Kesalahan Antirokok dalam Memandang Iklan Rokok dan Paparannya Terhadap Anak - 4 June 2024
- Pengendalian Tembakau di Indonesia dalam Dua Dekade - 3 June 2024
- HTTS Hanyalah Dalih WHO untuk Mengenalkan NRT - 31 May 2024