Press ESC to close

Segudang Manfaat Rokok dalam Kehidupan Berbangsa dan Bermasyarakat

Hidup kerap berjalan tak selamanya mulus. Acapkali konflik-konflik kecil hingga besar hadir mewarnai mulai dari lingkup terdekat kita bahkan di belahan dunia lain. Tak ada yang salah dengan hal tersebut, karena pertikaian sejatinya sudah ada sejak manusia dihukum tuhan untuk menghuni bumi karena hawa nafsu Adam dan Hawa yang tergiur memakan buah terlarang. Hebatnya lagi, ragam perselisihan tersebut selalu mempunyai jalan akhir, dan dunia terus berputar bersama kisah-kisah lainnya.

Ada banyak faktor yang membuat perselisihan itu sirna dan kedamaian menjadi kembali muncul. Secara moral memang memilih untuk bersikap tenang dan hangat menjadi solusinya. Variabel-variabel lain juga berpengaruh, namun jangan lupa ada faktor-faktor kecil dan detail yang juga menentukan. Faktor detail itu salah satunya adalah rokok, bukan mau melebih-lebihkan, tapi ia memang kerap hadir dalam momen-momen yang penting.

Sedikit izinkan saya berkisah, di suatu saat ada perdebatan mengenai pilihan politik saat pemilihan Presiden Indonesia beberapa waktu lalu. Mulanya perbincangan terdengar seru dan mengasyikkan, namun gegara salah satu teman menyatakan pendapatnya soal infrastruktur di Indonesia yang makin maju. Tiba-tiba teman saya lainnya dalam pertongkrongan itu langsung membantahnya dengan dalil-dalil yang ia miliki. Suasana yang tadinya sangat cair tiba-tiba berubah menjadi perdebatan antara cebong dan kampret, lucu memang.

Ajaibnya, rokok yang kami hisap rupanya mampu meredakan suasana. Awalnya saya memulai mendengar perdebatan dua teman saya sambil menghisap rokok, lalu saya tawarkan dua batang rokok pada mereka. Suasana sedikit rileks memang ketika api mulai menyala dan menari-nari di ujung batang rokok. Satu demi dua hisapan akhirnya konklusi dari perdebatan itu mereka ambil dan diakhiri dengan cukup epik. Kalau saya jadi seorang sineas maka akan saya abadikan momen itu sesinematik mungkin!

Baca Juga:  Pajak Rokok Untuk IKN Nusantara

Perdebatan memang jadi sesuatu yang sulit untuk dihindari dalam kehidupan bermasyarakat. Politisi bisa dikatakan menjadi salah satu profesi yang diwajibkan memiliki keahlian dalam berdebat. Televisi, radio, atau pemberitaan kita tentu dipenuhi dengan omongan dan bantahan yang terlontar dari mulut para politisi. Tapi, politik ternyata memiliki istilah panggung depan dan belakang. Apa yang terjadi di hadapan publik belum tentu seperti apa yang ada di belakang layar.

Saya tidak menyatakan bahwa para politisi hidup dalam drama yang mereka bangun sendiri. Tapi setidaknya jika ada kabar bahwa para politis itu sejatinya bersahabat dalam kehidupan pribadi mereka tentu ini adalah kabar yang menyegarkan. Lagi-lagi rokok yang mengambil peran dalam hal tersebut. Coba tengok foto saat salah satu Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Adian Napitupulu dan Fadli Zon (Politisi Partai Gerindra), hal yang menyenangkan bukan?

Keduanya memang ibarat Tom and Jerry dalam hal kebijakan-kebijakan pemerintah, namun di luar itu selebihnya mereka manusia biasa. Merokok bersama dalam satu ruangan dengan politis lainnya, mungkin juga bercanda tentang joke-joke baru yang berseliweran, atau sebagai seseorang yang dewasa saling memberi masukan dalam hidup berkeluarga, mungkin.

Rokok juga pernah mendamaikan kepolisian dan suporter sepak bola. Bonek, kelompok pendukung Persebaya Surabaya yang dulu terkenal dengan aksi negatifnya justru akur dengan pihak kepolisian. Memang jalan panjang ditempuh agar ada komunikasi yang cair antara dua entitas tersebut. Tapi lagi-lagi peran rokok juga vital dalam melembagakan perdamaian.

Baca Juga:  Lebaynya BPS Terhadap Rokok dan Beras

Keakraban antara Bonek dan Polisi nampak pada Jumat Sore (3/5/2019). Usai ramah tamah di kantor Kapolrestabes Surabaya saaat itu, Rudi Setiawan, beberapa perwakilan Bonek duduk melingkar di lantai luar halaman kapolres. Tebak apa yang dilakukan? Sambil menikmati senja yang hangat di Surabaya, bonek bersama Kapolrestabes kopi dan rokok serta duduk melingkar bersama tanpa batas tanpa sekat seolah kawan yang terikat sudah lama. Nampaknya, Rudi Setiawan menghadiahi satu kotak berisikan rokok-rokok kretek klasik yang kemudian dihisap bersama-sama disitu. Simbolik sekali memang, rokok mampu jadi alat pemersatu apalagi antara suporter sepak bola dan kepolisian yang memang kerap tak akur.

Bagaimana dengan anda? Punya permasalahan dalam hidup yang sulit diakhiri, coba berpikir jernih dan jika anda adalah seorang perokok maka manfaatkan rokok anda, siapa tau ada langit cerah di ujung sana, amin!

Indi Hikami

Indi Hikami

TInggal di pinggiran Jakarta