Press ESC to close

Hoax Harga Rokok Tanda Frustasi Antirokok

Lagi-lagi hoax. Saya agak khawatir dengan kondisi negara yang dipenuhi oleh produsen hoax. Jangan-jangan, nantinya negara ini bakalan bubar hanya karena hoax. Bisa saja, toh dalam urusan rokok saja perkara hoax ini sudah cukup menjengkelkan. Termasuk dalam hoax harga rokok.

Beberapa tahun lalu, kelompok antirokok memproduksi hoax harga rokok Rp 50 ribu. Padahal, kebijakan kenaikkan tarif cukai tidak setinggi itu, harga jual eceran pun begitu. Hanya karena pernyataan seorang akademisi antirokok, hoax diproduksi dengan begitu masif dan membuat bingung masyarakat.

Setidaknya seminggu terakhir, hoax harga rokok kembali muncul. Bedanya, kali ini kebijakan kenaikan tarif cukai memang amat tinggi, di angka 23% dengan kenaikan HJE di kisaran 35%. Walau begitu, sebenarnya kan sudah jelas kenaikan harga jual eceran ada di kisaran 23%, ya nggak mungkin juga tiba-tiba Djarum Super harganya naik 100% gitu. Dengan kebijakan negara, tahun depan setinggi-tingginya harga rokok masih ada di kisaran Rp 30 ribu. Tolong itu dicatat.

Sebenarnya, pola hoax soal harga rokok ini mirip-mirip tahun 2016. Waktu itu juga beredar siaran pesan tentang berapa harga rokok yang naik. Malah, waktu itu juga diproduksi kebohongan soal rekayasa foto harga rokok di toko waralaba. Semakin lah masyarakat panik, dan mempercayai hoax tersebut.

Baca Juga:  Rokok Elektrik, Bisnis, dan Kesehatan

Saya kira produksi hoax ini adalah sebuah penanda kefrustrasian kelompok antirokok dalam membangun isu. Mereka sudah mentok harus melakukan apalagi, hingga akhirnya hoax-hoax seperti harga rokok (juga hoax filter babi dan lain-lain) harus mereka produksi. Ya saya paham sih, ini dapur penghasilan mereka. Sama seperti buzzer, kalau mereka tidak melakukan kerja-kerja semacam ini bisa-bisa uang dari kakak pembina diberhentikan dan mereka jadi pengangguran.

Karena terlanjur viral dan membuat orang panik, pada akhirnya saya lagi yang harus buat klarifikasi. Jadi begini, harga rokok akan naik signifikan tahun depan. Itu sudah pasti, karena Menteri Keuangan sudah menyampaikan begitu. Kisaran kenaikan ada di angka 35%, setinggi-tingginya untuk SPM mungkin ada di angka 40%. Tapi ya, masih ada di kisaran Rp 30 ribu, nggak sampai Rp 50 ribu juga.

Setinggi-tingginya harga Sampoerna A-mild paling ada di angka Rp 35 ribu. Harga tertinggi Djarum Super 12 batang mungkin ada di kisaran Rp 27 ribu. Djarum MLD 20 batang, ya paling RP 30 ribu. Walau tidak lebih tinggi dari harga hoax, tetap saja di angka tersebut sudah kelewat mahal buat sebagian kita.

Baca Juga:  Kretek Menghidupi Para Pelaku Usaha Mikro, Rokok Elektrik Hanya Segelintir Orang

Beberapa waktu lalu sebenarnya kami sudah membuat rilisan perkiraan harga rokok untuk tahun depan. Meski tidak sebanyak jumlah merek di hoax harga, tapi saya kira itu sudah cukup untuk menggambarkan kisaran harga merek rokok yang kalian isap. Jadi, kalau tahun ini angka psikologis rokok ada di kisaran RP 20 ribu, tahun depan akan ada di kisaran Rp 30 ribu. Naik 1/3, tapi tidak sampai 2 kali lipat seperti hoax.

Mari kita cermati informasi yang beredar di internet. Ingat, tidak semua orang suka masyarakat hidup tentang. Akan ada saja pihak yang mencoba mengganggu kenyamanan masyarakat. Dan yang pasti, antirokok adalah salah satu pihak yang gemar sekali membuat kebohongan agar hidup para perokok di Indonesia melulu terganggu.

Aditia Purnomo

Aditia Purnomo

Bukan apa-apa, bukan siapa-siapa | biasa disapa di @dipantara_adit