Press ESC to close

Mirip tapi Beda: Dilema Bahasa Perokok Pasif

Dikutip dari situs resmi Centers for Disease Control and Prevention, dunia para perokok tidak hanya diisi dengan dua istilah yang selama ini kadung melekat dan populer: perokok aktif dan perokok pasif. Nyatanya, ada banyak istilah lain yang lebih spesifik menjelaskan status seseorang yang berhubungan dengan lintingan tembakau berikut.

  • Current smoker: Orang dewasa yang merokok setidaknya sebanyak 100 batang dalam hidupnya dan hingga kini masih merokok, atau disebut juga sebagai perokok aktif. Sejak tahun 1991, golongan ini terbagi menjadi every day smoker dan someday smoker.
  • Every day smoker: Orang dewasa yang merokok setidaknya sebanyak 100 batang dalam hidupnya dan sekarang masih merokok setiap hari. Dulunya disebut sebagai regular smoker.
  • Someday smoker: Orang dewasa yang merokok setidaknya sebanyak 100 batang dalam hidupnya, hingga kini masih merokok, tapi tidak setiap hari. Dulunya disebut sebagai occasional smoker.
  • Environmental Tobacco Smoke (ETS): Disebut juga dengan istilah second-hand smoke. Pada banyak kasus, ETS digolongkan sebagai asap yang berbahaya dan dihasilkan secara pasif bagi orang-orang yang bukan perokok. Umumnya, istilah ini dipakai untuk merujuk pada asap rokok di lingkungan bukan perokok.
  • Former smoker: Orang dewasa yang merokok setidaknya sebanyak 100 batang dalam hidupnya, tapi telah berhenti merokok.
  • Never smoker: Orang dewasa yang tidak pernah merokok, atau merokok kurang dari 100 batang dalam hidupnya.
Baca Juga:  Kretek Dalam Pandangan Hukum (bagian-1)

Dari daftar pengertian di atas, tidak ada yang secara langsung menerjemahkan istilahnya dengan nama “perokok pasif”. Satu-satunya yang berhubungan dengan “perokok pasif” adalah environmental tobacco smoke (ETS), yang menjelaskan tentang asap (smoke—bukan smoker) sebagai hasil dari passive smoking, yaitu asap rokok di lingkungan bukan perokok.

Selain ETS alias second-hand smoke, ada pula istilah third-hand smoke. Penamaan ini dipakai untuk merujuk pada sisa zat dari asap rokok yang bertahan di udara hingga 2,5 jam setelah rokok dimatikan sehingga dapat menempel pada pakaian atau benda-benda di sekitar. Dengan analogi yang sama, third-hand smoke juga bisa dihubung-hubungkan dengan istilah “perokok pasif”.

Tapi pertanyaannya, apakah secara bahasa, istilah “perokok pasif” itu mashok-mashok saja untuk diterima?

Agaknya, menurut KBBI, jawabannya “iya”. Soalnya, di sana, istilah “perokok pasif” berarti non-perokok yang hanya menerima (asap) rokok saja. Tapi, saya bertanya-tanya: kalau di KBBI kata “pasif” memiliki makna “menerima saja”, sedangkan kata “perokok” berarti “orang yang suka merokok”, lalu bagaimana bisa—kalau mengartikan dari dua kata tadi secara terpisah—“perokok pasif” bukan bermakna sebagai “orang-yang-suka merokok-tapi-hanya-menerima-(asapnya)-saja”? Lagi pula, kalau makna yang terakhir ditulis ini benar, bagaimana juga caranya ada orang yang suka merokok, tapi cuma mau menerima asapnya saja?

Baca Juga:  Revisi PP 109/2012 dan Onani Politik Kelompok Antirokok

Begini. Maksud saya, kata “perokok” di sana kan menggambarkan seseorang yang melakukan aktivitas merokok. Padahal, perokok pasif itu—menurut KBBI—tidak melakukan aktivitas merokok. Jadi, kenapa dia harus disebut sebagai “(((perokok))) pasif”? Apakah alasannya hanya sebatas “karena mereka turut mengisap asap rokok dari para perokok aktif yang membuat mereka sama berisikonya”?

Di banyak sumber—termasuk di bagian awal tulisan ini—istilah yang sering muncul adalah passive smoking, yaitu aktivitas di mana orang-orang yang bukan perokok menghirup asap rokok yang muncul di lingkungannya. Ingat, istilah ini dituliskan sebagai aktivitas (smoking), bukan orang yang menghirup asapnya (smoker).

Nah, dari alasan tersebut, serta adanya istilah environmental tobacco smoke (ETS) alias second-hand smoke (sekali lagi, smoke—bukan smoker), kenapa kita tidak pakai istilah yang—meski terdengar kurang keren dan biasa-biasa saja—tapi bisa jadi lebih pas menggambarkan orang-orang yang memang tidak merokok, misalnya dengan nama…

non-perokok?

Yah, daripada pusing-pusing.