Kemanusiaan di atas segalanya, saya kira itu adalah hal yang perlu ditekankan pada kepala kita. Wabah pandemi Corona ini memang menyebalkan, membuat banyak orang ketakutan, kesakitan, dan kesulitan. Karena itulah, atas dasar kemanusiaan, kita sesama manusia, tak peduli merokok atau tidak, harus bahu membahu untuk melewati fase berat dalam peradaban ini. Sayangnya, tidak semua orang bisa begitu.
Adalah perokok yang menjadi salah satu pihak pesakitan karena tuduhan demi tuduhan oleh segelintir orang. Ya, tuduhan bahwa merokok adalah kegiatan yang meningkatkan potensi seseorang terkena virus Corona. Bahwa dengan merokok di tengah wabah seperti ini, perokok dianggap menantang virus tersebut untuk hinggap di tubuhnya.
Setidaknya begitu anggapan seorang dokter bernama Ari Fahrial ketika melihat orang merokok di tengah keadaan seperti ini. Jadi begini, tanpa mengurangi rasa hormat terhadap tenaga kesehatan, imbauan berhenti merokok di kala wabah seperti ini bukan hal yang tepat. Apalagi jika kemudian dengan berhenti merokok seseorang dianggap lebih tidak berpotensi terserang Covid-19. Tidak begitu cara kerjanya.
Penyebaran virus ini terjadi melalui percikan, tetesan, atau dalam istilah medis dikenal sebagai droplet saat seseorang batuk, bersin atau berbicara. Dari percikan itulah kemudian virus ini hinggap di benda-benda yang bersinggungan dengan kehidupan manusia. Setelahnya, sentuhan tangan terhadap benda-benda tersebut membawa virus ke dalam tubuh manusia tatkala mengenai mulut, hidung, atau mata. Kurang lebih begitu cara penularannya.
Artinya, secara prinsip, penularan virus Corona ini berpotensi mengenai semua orang. Tanpa terkecuali, entah orang yang merokok atau pun tidak. Karena penyebarannya terjadi melalui droplet, dan diwadahi dengan sentuhan tangan, penyebaran virus ini tak akan pandang bulu terhadap siapa pun yang lengah terhadap virus ini.
Karena itu, anggapan bahwa merokok adalah tindakan yang menantang virus Corona adalah satu hal keliru. Kecuali dalam perkara join rokok, merokok saya kira bukanlah satu hal yang menularkan Corona. Bahkan terkait meningkatkan risiko Covid-19, merokok tidak bisa dianggap sebagai reseptor virus atau membuat imunitas seseorang menjadi berkurang. Bukan begitu.
Malah, dengan merokok, tingkat stres yang dialami seseorang karena karantina mandiri dan arahan untuk social distancing serta di rumah saja bisa berkurang. Ingat, justru tingkat stres yang tinggi dapat melemahkan imun seseorang. Dan dengan melemahnya imun, maka potensi terserang gejala Covid-19 menjadi semakin besar.
Namun, ya sudah lah tidak perlu berdebat terkait apa yang bisa menularkan atau tidak. Yang jelas, dalam hal ini, kemanusiaan di atas segalanya. Rakyat harus saling membantu rakyat yang lain. Kita yang tak paham medis harus mendukung tenaga medis dengan berdiam diri di rumah serta menjalankan arahan social distancing. Tanpa persatuan seluruh elemen rakyat, akan sangat sulit bagi Indonesia untuk melewati pandemi ini.
- Awas, Pabrik Rokok Incaran Para Caleg! - 15 September 2023
- Daftar Varian Rokok Djarum 76,Rokok Kudusan yang Membuat Dunia Semakin Indah! - 9 September 2023
- Sound of Kretek, Mengingat Kembali Kretek Sebagai Budaya Bangsa - 5 September 2023