Press ESC to close

Buruh Tembakau di Masa Pandemi

Sektor ekonomi menjadi salah satu yang paling terasa dampaknya dari badai pandemi virus corona. Berbagai prediksi sudah diutarakan oleh para pakar ekonomi, luar biasa dampaknya. Pemerintah Indonesia saat ini memang tidak memilih kebijakan lockdown secara menyeluruh. Beberapa industri sebagai penggerak ekonomi pun tetap berjalan, salah satunya industri hasil tembakau. Sebagai konsekuensi logis, buruh pun tetap masuk bekerja.

Kondisi yang sulit sebenarnya, mengingat kesejahteraan dan kesehatan buruh juga harus diperhatikan. Meski demikian, apa yang dilakukan oleh industri hasil tembakau kepada buruh di Bojonegoro bisa jadi panutan. Buruh pabrikan rokok di Bojonegoro mungkin sangat beruntung memiliki perusahaan yang begitu peduli terhadap nasib mereka. Kesehatan mereka saat bekerja begitu diperhatikan, mereka mendapat jaminan vitamin setiap minggu. Prosedur pengamanan juga diperhatikan, seperti menyediakan gerbang penyemprot disinfektan di pintu masuk dan juga rutin dilakukan penyemprotan di area pabrik. Buruh di sana juga disediakan hand sanitizer dan juga pencuci tangan. Setidaknya, prosedur ini membuat para buruh merasa aman dan nyaman saat bekerja.

Bukan hanya soal tempat bekerja yang diperhatikan, individu tiap buruh pun juga demikian. Jaminan kesehatan mereka ditanggung oleh perusahaan. Ini menjadi satu hal yang penting mengingat penyebaran virus corona sangat tidak bisa ditebak.

Baca Juga:  Buruh Linting: Tak Bisa WFH, APD Harus Tersedia!

Sebenarnya jaminan kesehatan yang ditanggung oleh perusahaan bukan sesuatu yang wah, karena ini adalah sebuah kewajiban. Akan tetapi biasanya jaminan kesehatan itu bersifat umum, belum banyak saya dengar yang punya prosedur dan diterapkan dengan baik saat pandemi virus corona ini. Saya bisa memaklumi, karena bahaya dan ledakan penyebaran virus ini tidak pernah diprediksi sebelumnya oleh banyak orang.

Buruh pabrikan rokok di Bojonegoro mendapatkan vitamin setiap minggunya untuk menjaga kebugaran tubuh. Saya tidak mengetahui persis apa vitamin yang diberikan, akan tetapi hal baik memang tetap harus diapresiasi. Mengingat banyak di luar sana industri atau pabrikan yang abai terhadap kesehatan para pegawainya. Tetap disuruh masuk bekerja, tidak dijamin kesehatannya, boro-boro dikasih vitamin, gaji saja kadang nunggak.

Contoh baik lainnya datang dari Malang. PT. Gudang Baru Berkah menerapkan kebijakan physical distancing bagi para pegawainya. Pabrik rokok tersebut juga telah menerapkan aturan pada semua karyawan dalam pencegahan penyebaran virus corona. Sama seperti yang dilakukan oleh pabrik rokok di Bojonegoro, semua karyawan harus menggunakan masker, menjalani pemeriksaan suhu tubuh dan harus melewati bilik semprot disinfektan. Setelah itu, diharuskan mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan melinting rokok.

Baca Juga:  Merokok di Gunung Gak Masalah, Asalkan...

Dua kabar baik tersebut harus ditiru oleh pabrikan, baik itu rokok atau pun di sektor lain. Di tengah kabar tak menentu terkait kebijakan Omnibus Law yang membuat tidur para buruh menjadi tak tenang, seharusnya pabrikan memberi kenyamanan dan keamanan bagi mereka. Memang, pabrikan punya modal dan segalanya, tapi tanpa buruh apalah itu semua. Buruh menjadi sektor penting dalam roda perekonomian di Indonesia, begitu juga di dunia.

Semoga juga di tengah pandemi corona dan tarif cukai rokok yang meninggi, industri hasil tembakau di Indonesia bisa bertahan, walau sulit dikatakan untuk maju. Kabar buruh yang di-PHK akibat pabrikan tak mampu bertahan saat tarif cukai naik saja sudah sangat memilukan, mudah-mudahan tidak ada lagi yang dirumahkan akibat pandemi corona. Amin.

Indi Hikami

Indi Hikami

TInggal di pinggiran Jakarta