Press ESC to close

Merokok Bersama Anak Demi Cegah Corona itu Konyol

Merokok sebagai aktivitas legal kerap kali menjadi kontroversi. Apalagi pada kondisi saat ini, ketika masyarakat lagi dikuasai kecemasan terkait pandemic Covid-19. Kecemasan itu juga didasari oleh ketidakjelasan pemerintah yang cenderung lamban dalam mengantisipasi meluasnya wabah dan bertambahnya korban. Dalam upaya mengatasi wabah virus ini pemerintah seperti membiarkan masyarakat terbelah pada kegamangan. Namun bagi kita yang sadar betul akan bahaya Covid-19, tentu lebih mendahulukan keselamatan diri dan keluarga. Mematuhi protokol penanganan standar di rumah sekurang-kurangnya.

Tak dipungkiri dalam kondisi semacam itu, ada saja masyarakat yang sepertinya tak peduli akan risiko-risiko yang diambil, sebagai contoh ada satu keluarga percaya bahwa dengan merokok merek tertentu mereka akan terbebas dari ancaman wabah. Saya mengetahui hal itu sejak beberapa waktu lalu. Melalui media sosial, tersebar video pendek yang memperlihatan tiga anak kecil,  yang dua di antaranya sedang merokok. Selain itu, ada juga tiga perempuan dan satu suara laki-laki.

Dalam tayangan video itu lelaki yang merekam kegiatan ini mengklaim rokok yang mereka hisap dapat mencegah semua anggota keluarganya terinfeksi Covid-19. Tentu ini menimbulkan banyak reaksi dari warganet. Berbagai tudingan negatif mengarah kepada dua hal; rokok dan aktivitas merokok yang melibatkan anak-anak.

Jelas saja ini bertentangan dengan pandangan normatif masyarakat. Bukan apa-apa, kita semua tahu bahwa anak di bawah umur adalah golongan yang rentan. Bahkan menyangkut pembatasan usia ini telah diatur melalui peraturan yang ada. Rokok hanya boleh dikonsumsi oleh orang di atas usia 18 tahun.

Baca Juga:  Tarif Cukai Belum Naik Saja Harga Rokok Sudah Naik

Sebagai perokok yang juga punya anak usia sekolah, saya pribadi tidak suka kalau anak saya merokok di masa-masa dia masih sekolah. Menyoal ini sempat saya tulis bahwa peran orang tua sangatlah penting dalam mengedukasi dan memberi pengawasan kepada anak terkait rokok. Mendapati video yang menuai banyak pro-kontra itu ada dua hal yang saya sesalkan atas sikap orangtua, terutama bapak dalam mengedukasi anak serta keluarganya.

Pertama, dalam konteks mencegah serangan virus Corona, mestinya seorang bapak bertanggung jawab untuk mengedukasi anak dan keluarga akan pentingnya menjaga daya tahan tubuh. Bahwa tubuh kita membutuhkan asupan vitamin, buah dan sayur, mengonsumsi makanan dan minuman yang secara umum diketahui berfaedah meningkatkan imunitas tubuh. Sambil pula disertai dengan teladan untuk berolahraga di rumah. Pula dengan tetap mengikuti protokol pencegahan paparan virus.

Kedua, seharusnya seorang bapak yang bertanggung jawab memiliki pertimbangan lebih bijak. Bahwa dengan membuat video semacam itu kemudian mempublikasikannya akan berpotensi negatif. Mestinya lebih mempertimbang dengan akal sehat terkait dampak yang ditimbulkan atas muatan yang ada di dalam tayangannya. Iya masyarakat bukan tidak percaya ada kuasa takdir dan kehendak Tuhan dalam menentukan umur manusia. Masyarakat bukan tidak punya ikhtiar untuk mencegah anacaman virus Corona.

Baca Juga:  Gudang Garam Filter, SKM Full Flavour Populer di Indonesia

Ikhtiar masyarakat dalam upaya mengantisipasi wabah memang sangat beragam. Ada yang dengan rutin minum jamu, ada yang dengan melakukan pendekatan spiritual, berdoa secara khusus dan rutin untuk menjaga keluarga dan bangsanya, serta ada pula upaya lainnya lagi yang relatif tidak merugikan diri dan sekitarnya.

Biar bagaimanapun, rokok adalah produk yang memiliki faktor risiko, tetap harus disertai rasa tanggung jawab dalam mengonsumsinya, karena itulah peran orang dewasa terutama bapak di keluarga sangatlah penting dalam memberi edukasi yang tepat dan terarah. Lha, kok ini malah terkesan mempromosikan sikap tidak etiknya kepada publik? Atau jangan-jangan ini bagian dari jurus dagang belaka. Wallahualam. Pastinya itu satu sikap yang konyol di tengah kondisi masyarakat yang lagi dikuasai kecemasan.

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah