Press ESC to close

Perokok, Corona, dan Mitos yang Menggemaskan

Semakin hari semakin banyak berita-berita lucu yang saya temui tentang virus corona yang dikaitkan dengan rokok. Apa karena saking tidak ada berita yang digarap sehingga malah membuat berita dengan informasi tidak berfaedah? Sudah sering pula kami bantah bahwa baik perokok dan tidak perokok pun sama-sama punya potensi besar terkena virus corona.

Oke, memang virus corona ini menyerang paru-paru, namun tidak tepat juga kalau disebut bahwa rokok jadi faktor utama dan tunggal terkena virus itu. Yah kadang mau bagaimana lagi, kadung benci maka apapun dijadikan alasan, bukan begitu wahai para fasis antirokok?

Baru-baru ini saya menemui berita lagi tentang virus corona yang dikaitkan dengan rokok, kali ini Kontan TV yang memberitakannya pada Selasa lalu (31/3). Judulnya cukup meyakinkan “Dua alasan perokok berisiko tinggi tertular corona’. Sebenarnya sebagai seorang perokok yang sering mengamati berita-berita macam ini, saya sudah menduga kalau pasti kaitannya sama bahaya rokok dan kesehatan, ga bakal jauh-jauh dari situ, dalilnya pasti sama.

Tapi ternyata, salah satu alasannya cukup bikin saya ketawa terbahak-bahak. Disebutkan bahwa satu alasannya perokok mudah terkena virus corona adalah aktivitas merokok yang melibatkan kontak jari tangan dengan bibir secara intens memungkinkan virus berpindah dari tangan ke mulut dengan lebih mudah. Kontan TV menyebutkan data mereka melampirkan informasi tersebut diambil dari laman resmi World Health Organization (WHO). Tapi pada intinya sih, bodo amat!

Baca Juga:  Pajak Ganda Inkonstitusional dan Menzalimi Konsumen Rokok

Dengan logika ‘perokok mudah terpapar corona karena kontak jari tangan dengan bibir’, seharusnya yang tidak merokok pun juga sangat mudah terpapar corona. Sebagian besar masyarakat Indonesia apalagi punya ciri khas sendiri yaitu makan dengan tangan tanpa sendok. Ibarat kata langsung diciduk dari piring dan langsung dilahap oleh mulut. Maka bisa dibayangkan betapa mudahnya masyarakat Indonesia terpapar corona jika merujuk pada informasi WHO tersebut. Lagian emang di barat sana makan juga tidak pakai tangan? Boleh lah ada beberapa makanan yang dimakan menggunakan sendok, garpu, bahkan pisau, akan tetapi makanan seperti burger, french fries, pizza, lantas bagaimana? Kan langsung dari tangan tanpa menggunakan sendok. Coba dipikir lagi.

Jangan sampai penikmat nasi padang baca informasi ini. Saya ga bisa bayangin betapa ngamuknya para pecinta nasi padang jika mengetahui bahwa ternyata makan menggunakan tangan tanpa sendok bisa memudahkan mereka terpapar corona. Sama-sama tahu lah kita menikmati nasi padang menggunakan sendok, garpu, dan bahkan pisau kayak orang eropa adalah sebuah penghinaan. Sama seperti halnya mencampurkan kecap ke dalam sayur asem. Jadi tolonglah WHO melihat kearifan lokal dan jangan ada hegemoni pola hidup kesehatan di negara-negara bagian timur.

Baca Juga:  Bahaya Kementerian Kesehatan dalam RUU Kesehatan

Kalau memang masalahnya di kebersihan tangan, ya kalau begitu cukup simpel saja solusinya. Sebelum merokok maka kita harus cuci tangan dulu, begitu juga dengan ketika sebelum makan. Biar lebih aman gunakan air yang mengucur, sabun cuci tangan, atau hand sanitizer. Permasalahan jadi selesai kan? Bisa meminimalisir potensi kuman yang menempel di tangan untuk masuk ke dalam tubuh melalui mulut.

Berhentilah kemudian segala sesuatu harus dikaitkan dengan rokok, apalagi melalui informasi selucu ini. Beda kasus kemudian jika satu rokok dibuat joinan, ini yang juga kami larang. Satu rokok dibuat joinan justru lebih membahayakan karena bisa jadi ada pertukaran air liur, bukan hanya corona, virus lainnya juga bisa masuk dalam tubuh. Jadi tetaplah merokok kalau itu membuat kalian senang dan merasa lebih bugar, dan kepada WHO serta Kontan TV, stop lah segala informasi yang membuat pusing masyarakat!

Indi Hikami

Indi Hikami

TInggal di pinggiran Jakarta