Dipecatnya Sitti Hikmawatty dari kursi komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia adalah perbuatan konspirasi global. Seperti anggapan Jerinx Drumer SID soal Covid-19 hanyalah konspirasi, jatuhnya Sitti dari jabatannya tentu adalah konspirasi pula. Apalagi Sitti adalah fenomena, sosok yang meroket setidaknya Sitti dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
Setidaknya ada dua peristiwa yang membuat namanya menjadi pergunjingan, eh perbincangan di masyarakat. Pertama, ketika Ia menampilkan dirinya sebagai sosok yang berani melawan kebanyakan masyarakat pada urusan PB Djarum. Terakhir, tentu saja perkara dihamilin kolam renang yang menggelikan, eh menghebohkan itu.
Dua hal tadi tak hanya membuat namanya melambung, tapi menjadikannya pahlawan di satu sisi dan juga musuh bersama pada sisi lainnya. Di kasus PB Djarum, Sitti menganggap dirinya tampil heroik. Ia menjadi sosok yang menganggap dirinya melindungi masa depan anak Indonesia. Walau kemudian publik menanggapnya menghancurkan impian jutaan anak Indonesia.
Suka atau tidak, Sitti Himawatty adalah sosok yang keren. Setidaknya ya bagi kalangan antirokok dan teman-temannya saja. Kalaupun sebagian publik menganggapnya sebagai lelucon, tidak salah dong kalau dia menganggap dirinya keren. Itu adalah hak dalam negeri yang katanya demokratis ini.
Maka, ketika Ia kemudian dipecat dari jabatannya di KPAI, wajar kalau Sitti berang. Bagaimana mungkin figur yang tengah melambung namanya bisa dipecat tanpa diadili? Ini tidak benar, bagi dirinya. Sudah pasti ini terjadi karena aktivitasnya dalam kampanye antirokok. Ya, setidaknya hal terakhir adalah anggapan dirinya.
Namun, saya sungguh sepakat kalau Sitti dijatuhkan karena konspirasi. Selayaknya tokoh politik yang tengah naik namanya, bisa saja kemudian popularitas Sitti membawanya ke jajaran nama yang cocok dicalonkan sebagai presiden. Nah agar dirinya tidak mengganggu rencana politik elit, ya sudah jegal saja dari awal. Begitu kira-kira konspirasinya.
Dalam urusan ini, rekam jejak Sitti mirip seperti Donald Trump. Mungkin awalnya dianggap sebagai lelucon belaka, tapi dengan arahan politik yang benar, toh Trump bisa jadi Presiden Amerika Serikat. Jadi bukan tidak mungkin Sitti Hikmawati bisa jadi kandidat kuat untuk jabatan presiden ke depannya.
Nah karena pengalaman di Amerika Serikat inilah kemudian elit global kapitalisma memutuskan untuk menjegal Sitti. Apalagi Sitti punya peran penting dalam kampanye antirokok di Indonesia. Sekali lagi, setidaknya itu ya menurut Sitti. Pokoknya kalau tidak dijegal bakal jadi ancaman utuk kepentingan elit global kapitalisma. Nggak mungkin bu Sitti dipecat karena kebodohan pernyataan hamil di kolam renang.
Apa pun alasan Dewan Etik KPAI memecat Sitti, sudah pasti ada kepentingan elit global kapitalisma di belakangnya. Bahkan blundernya soal berenang bisa bikin hamil yang fenomenal itu, saya kira, adalah bisikan dari agen 003 elit global kapitalisma. Tidak mungkin, seorang dengan rekam jejak sekeren Sitti bisa berpikiran seperti itu.
Lagipula, apa sih yang salah dari bicara seperti itu??? Plis ya, berenang di kolam beneran bisa bikin hamil loh. Kalau kemudian ada laki-laki yang masturbasi di kolam, spermanya muncrat kemana-mana, lalu ngambang dan berakhir di vagina perempuan. Kan bisa saja bikin hamil, walau kemungkinan berhasilnya ya Cuma 0,00000000000000001%, tapi kan tetap ada kemungkinan.
- Melindungi Anak adalah Dalih Memberangus Sektor Kretek - 29 May 2024
- Apakah Merokok di Bulan Puasa Haram? - 20 March 2024
- Betapa Mudahnya Membeli Rokok Ilegal di Warung Madura - 23 February 2024