Press ESC to close

Petani Temanggung Tanam Tembakau dan Bawang Putih Satu Lahan

Daya hidup petani memang panutan. Betapa tidak, lahan tanam yang ada senantiasa dapat dikelola untuk mengisi kelangsungan hidup, di antaranya dengan menanam bawang putih. Seperti yang dilakukan sebagian petani tembakau di Temanggung.

Periode panen bawang putih ini biasanya 90-120 hari, tergantung jenis yang ditanam. Sebagaimana kita ketahui, memasuki bulan Mei adalah masa tanam tembakau di Temanggung. Di sini paradoksnya, periode tanam bawang putih yang umumnya dilakukan pada awal tahun, untuk kali tidak dapat semuanya dipanen pada awal Mei.

Sebagian bawang putih masih harus menunggu dipanen sekira 30 hari lagi. Menurut keterangan petani, yang juga diakui bahwa musim tahun ini memang berbeda dari tahun sebelumnya. Ditambah lagi dengan adanya wabah covid. Berbagai aktivitas masyarakat banyak yang terdampak, termasuk masyarakat yang hidup dari bertani. Meski begitu, petani masih tetap menanam tembakau walaupun harus ditanam di antara tanaman bawang putih.

Bawang putih merupakan salah satu komoditas sampingan di Temanggung. Di kota yang berjuluk Kota Tembakau ini pada beberapa wilayahnya lazim memanfaatkan lahan dengan menanam vegetasi lain selain tembakau. Upaya pemanfaatan lahan pertanian ini biasanya mengikuti sistem pranata mangsa (almanak pertanian) sebagai acuan petani dalam bercocok tanam sejak lampau.

Baca Juga:  Menyediakan Ruang Merokok sebagai Langkah Toleran

Namun seiring terjadinya perubahan iklim global, sedikit banyak telah memberi dampak pada sistem penanggalan tersebut. Petani jadi lebih kerap beradaptasi dengan perubahan dari waktu ke waktu.

Di lahan perkebunan tembakau Temanggung memang sudah lazim terdapat tanaman vegetasi lainnya. Oleh petani dikategorikan sebagai tanaman sela, biasanya dari jenis kacang-kacangan. Berbeda dengan bawang putih yang memang ditanam untuk mengisi periode awal tahun sebelum memasuki masa tanam tembakau.

Tentu saja dua komoditas ini menjadi sumber penghidupan yang dapat diandalkan untuk beberapa wilayah di Temanggung. Di beberapa wilayah lainnya, terdapat juga kentang dan kubis.

Namun, dari semua tanaman sayuran itu, tidaklah menjadi sumber pengharapan besar bagi petani. Sebagian besar petani Temanggung lebih memprioritaskan untuk menanam tembakau. Selain ini telah menjadi bagian dari sejarah budaya masyarakat, utamanya lagi harga jual tembakau terbilang di atas rata-rata harga bawang, kentang, kubis, atau sayuran lainnya. Paling tidak jika merujuk harga tahun sebelumnya di kisaran 65 ribu sampai 80 ribu per kilogram.

Kualitas tembakau yang dihasilkan juga menentukan harga jualnya di pabrikan. Permintaan pabrikan rokok untuk jenis tembakau Temanggung juga terbilang tinggi. Seperti kita ketahui, ada dua pabrikan rokok besar yang masih mengandalkan serapan tembakau Temanggung.

Baca Juga:  Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Malioboro: Mengintimidasi Ruang Gerak tanpa Dipenuhinya Hak

Untuk itu tidaklah mengherankan jika pada kondisi saat ini, di beberapa wilayah Temanggung terlihat ada yang menanam tembakau di antara bawang putih. Kedua komoditas ini sama-sama memberi penghidupan bagi petani, dari sinilah saya dapat menyimpulkan betapa daya hidup petani sangat luar biasa dalam mengatasi kondisi yang sudah terbilang krisis ini.

Sependek yang saya tahu juga, tanaman tembakau yang ditanam di antara bawang putih itu tidak akan saling berebut asupan. Apa pasal? Iya karena media tanam yang digunakan, semua sudah sesuai porsi asupannya. Petani tentu lebih paham itu. Semoga saja panen tembakau tahun ini memberi keuntungan yang berarti bagi petani.

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah