Press ESC to close

Ibu Hamil Memang Semestinya Tidak Merokok

Perempuan yang sedang hamil memiliki banyak pantangan yang harus dipatuhi. Termasuk pula dalam hal merokok. Saat menjalani masa kehamilan, seorang wanita layaknya orang yang sedang berpuasa. Tak hanya puasa dari rokok, bahkan untuk memakan buah-buah tertentu yang sejatinya bermanfaat bagi tubuh, pada masa kehamilan justru dapat menimbulkan risiko lain.

Bagi wanita Jawa, kehamilan harus disertai dengan melakukan selamatan dan mitoni. Sedikitnya berdasar pengalaman pribadi, ketika istri hamil anak pertama, ibu mertua mengingatkan sederet hal yang menjadi pantangan bagi wanita hamil yang diyakini masyarakat Jawa. Saya mau tak mau turut ambil bagian untuk pula melakoni beberapa pantangan.

Saya mengenal istri saya sejak pacaran sudah suka merokok. Hanya porsinya saja yang berbeda dengan saya. Kalau saya bisa sebungkus sampai dua bungkus sehari, istri saya paling banyak hanya enam batang sehari. Itu pun terlihat pada waktu-waktu tertentu saja. Pada saat hamil istri saya tidak merokok.

Ketika mengetahui tengah mengandung anak pertama, kebiasaan merokoknya dia stop sendiri. Hal itu dikomunikasikan ke saya. Waktu saya tanya alasannya. jawabnya sederhana saja, “yo poso sik, ayah”. Yap. Dengan istilah ‘puasa’ itulah saya menemukan kaitan masa kehamilan layaknya fase berpuasa.

Baca Juga:  Ketika Kopi Ikut Dimusuhi Anti Rokok

Tentu untuk hal ini berkaitan erat dengan keyakinan. Saat Ramadan misalnya, sebetulnya kita bisa berpura-pura terlihat puasa, agar terhindar dari tudingan mata sosial. Namun ada nilai-nilai keyakinan yang mesti kita jaga. Saya mempercayai bahwa puasa adalah bagian dari sarana pendidikan. Mendidik hawa nafsu untuk dapat lebih khusyuk pada tujuan ibadah itulah sejatinya berpuasa.

Lalu kaitannya dengan puasa merokok bagi wanita hamil apa? Berpuasa tidak hanya perkara aktivitas fisik (lahiriah), juga ada ‘dunia dalam’ yang harus dididik. Baik itu berkaitan dengan anak yang dikandung, juga jagat batin yang harus dijaga. Inti tujuannya iya untuk satu keselamatan. Paradigma keselamatan itulah yang menjadi landasan laku hidup masyarakat kita.

Perihal ‘puasa’ ini jelas menyangkut pula aspek keruhanian. Apalagi bagi masyarakat jawa, yang senantiasa menjaga betul nilai-nilai susila serta keharmonisan hidup. Itulah kenapa patuh terhadap pantangan-pantangan di masa hamil menjadi penting.

Pada prinsipnya wanita hamil tidak boleh mengalami ketertekanan. Seorang suami dalam konteks ini juga harus bisa bekerjasama. Artinya, sebisa mungkin untuk tidak merokok di dekat atau sepenglihatan istri. Jangan malah jadi bikin istri tergiur untuk nyebats, bisa berabe dong.

Baca Juga:  Puntung Rokok Menolak Jadi Tersangka Kebakaran Gedung Kejaksaan Agung

Buah durian yang kita kenal harum dan enak rasanya itu, pada masa kehamilan justru menjadi salah satu buah pantangan, pula buah kweni. Beberapa jenis makhluk air, seperti ikan lele, udang, kepiting, yang kita tahu mengandung protein. juga temasuk pantangan. Ada sumber protein lainnya tentu yang dibolehkan, bukan berarti semua-mua yang berprotein pantang dikonsumsi.

Jadi, pada masa kehamilan sebetulnya bukan hanya istri yang harus patuh pada pantangan yang ada. Suami juga menanggung istilah ‘puasa’ untuk beberapa hal. Terlebih lagi itu tadi, kaitannya dengan aktivitas kita sebagai perokok. Harus bisa bekerjasama, minimal tetap berlaku santun dalam urusan sebats.

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah