Press ESC to close

Melihat Pengembangan Industri Tembakau Pamekasan

Kretek sebagai salah satu fondasi ekonomi bangsa memang sudah sepatutnya mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Jangan hanya menjadikannya sebagai objek keuntungan yang bisa diperas terus menerus, pengembangan sektor pertembakauan juga harus diperhatikan. Salah satunya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pamekasan yang punya komitmen serius dalam mengembangkan industri tembakau di wilayahnya.

Sejatinya tembakau dan Pamekasan bukanlah pasangan baru. Ada sejarah panjang di antara keduanya yang juga turut memberi sumbangsih positif bagi kabupaten yang terletak di Pulau Madura tersebut. Sejarah mencatat bahwa masyarakat di pulau garam sudah menanam tanaman ini sejak 1830 silam.

Kondisi geografis di Pulau Madura khususnya di Pamekasan memang cocok untuk ditanam tembakau. Maka tak salah kemudian jika banyak industri hasil tembakau mengambilnya dari daerah tersebut. Luas lahan untuk menanam tanaman dengan bahasa latin nicotiana tabakum ini sekitar 29ribu lebih hektar dengan produksi sekitar 20 ribuan lebih ton.

Angka tersebut cukup besar dan menjadikan Pamekasan sebagai salah satu sentra penghasil tembakau yang terbesar di nasional. Apalagi jenis varietas yang ditanam di sana adalah prancak 95 yang banyak diminati oleh IHT. Sekadar informasi, prancak 95 memiliki kadar nikotin rendah, kadar gula tinggi, dan aroma yang khas.

Baca Juga:  Dilema Perda KTR: Antara Pencitraan atau Amanah Konstitusi?

Maka kemudian apa yang dilakukan oleh Pemkab Pamekasan adalah salah langkah baik yang harus dilakukan oleh berbagai pemerintah daerah di Indonesia. Mengapa? ketika ada satu produk pertanian yang unggul maka harus mendapatkan perhatian dari pemerintah untuk pengembangannya.

Meski mirisnya di belahan bumi Indonesia lain masih banyak pemerintah yang justru acuh dengan potensi di wilayahnya. Sudah harga rokok kian mahal, aturan merokok menjadi dipersulit, nasib abu-abu para petani pun tidak diperhatikan. Ujung-ujungnya mengambil cara instan yaitu imbauan untuk alih fungsi lahan.

Di sisi lain apa yang dilakukan oleh Pemkab Pamekasan juga butuh keberlanjutan dan fokus yang tepat. Bukan hanya jargon tentang keseriusan pengembangan tembakau akan tetapi juga fokus pada nasib para petani.

Seperti yang diketahui bahwa 2019 lalu para petani di Pamekasan memiliki kekecewaan yang luar biasa akibat harga tembakau yang anjlok. Akibatnya ratusan petani beserta masyarakat lainnya melakukan demonstrasi untuk menetapkan harga yang lebih masuk akal.

Ini yang kemudian patut dikawal dan perlu menjadi perhatian penting bagi Pemkab di sana. Tidak hanya fokus pada pengembangan industri agro, tapi juga perlu memberi aturan harga yang tepat. Jika kedua itu tidak mengalami titik sinkron maka pemberdayaan tanaman tersebut beserta para petaninya pun akan jadi hal yang sia-sia.

Baca Juga:  Kenaikan Cukai Rokok, Beban Menyesakkan Bagi Keluarga Petani Tembakau

Pasalnya, seperti apa yang diucapkan oleh Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, kontribusi komoditas tembakau mampu menyerap besar di sektor ketenagakerjaan. Begitu juga dengan kontribusinya pada kehidupan 6000 lebih petani yang hidup dari tanaman ini. Jika dikelola dengan sangat baik, toh masyarakat dan pemerintah  juga yang mendapatkan keuntungannya bukan?

Indi Hikami

Indi Hikami

TInggal di pinggiran Jakarta