Press ESC to close

Harga Jual Tembakau dan Sistem Kemitraan

Persoalan harga jual tembakau di Temanggung mendapatkan respon baik dari para pihak. Hal ini dijembatani oleh Bupati Temanggung melalui Kementrian Perindustrian. Seperti yang pernah diulas tempo hari, Bupati telah mengambil langkah intervensi ke pabrikan yang ada.

Tujuan Bupati tak lain agar tembakau yang ada di petani dapat terserap pabrikan semua. Langkah itu kemudian berlanjut melalui Kemenperin. Belum terserap sepenuhnya hasil panen di Temanggung disebabkan oleh beberapa faktor pasar.

Sebagaimana yang kita ketahui, pabrikan pun saat ini tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja. Dampak regulasi cukai membuat pabrikan harus melakukan efesiensi. Tak ayal jika hasil panen petani banyak yang tidak terserap. Harga rokok di pasaran pun terus naik.

Langkah intervensi yang diambil Bupati ini memang bersifat politis. Di tengah kondisi yang serba riskan akibat pandemi, tentu banyak pihak turut miris mengetahui bahan baku rokok mengalami penurunan permintaan. Ditambah lagi permainan harga jual tembakau yang dilakukan segelintir pihak yang memanfaatkan kondisi.

Nah, sejatinya ada sistem kemitraan yang sudah diterapkan sejak lama bagi petani, sistem ini telah menjadi satu alternatif solusi. Sistem ini bertujuan untuk mengatasi persoalan di tata niaga pertembakauan. Para petani tembakau yang terpaut melalui sistem tersebut hasil panennya dapat lebih terjamin.

Baca Juga:  Menyikapi Diskursus dan Hegemoni Antitembakau

Selain sistem ini berfungsi untuk menjaga pasokan bahan baku untuk pabrikan. Pada beberapa aspek lain juga memberi keuntungan bagi petani. Setidaknya petani tak perlu dipusingkan untuk menjual hasil panennya. Satu hal lagi, melalui sistem kemitraan itu kualitas bahan baku pun dapat terjaga dengan baik.

Dalam sistem kemitraan, pihak petani dan industri melakukan kesepakatan kerja yang menguntungkan kedua belah pihak. Sistem kemitraan ini dilakukan sedari awal musim tanam hingga penjualan pasca panen. Dengan kemitraan inilah kemudian hasil panen para petani lebih terjamin.

Dengan adanya sistem tersebut, tata niaga pertembakauan semakin membaik. Sejak adanya sistem kemitraan ini petani tidak lagi terbelit oleh persoalan dengan tengkulak. Namun, di sektor komoditas lain, rantai tata niaga masih melibatkan tengkulak kecil dan besar. Persoalan ini telah menjadi momok yang memang harus diselesaikan.

Paling tidak, dipersempit ruang gerak para tengkulak tersebut dalam memanfaatkan hasil panen petani. Pada sektor tembakau posisi tengkulak mulai terpinggirkan karena keberadaan sistem kemitraan ini. Sistem kemitraan telah memangkas mata rantai dalam sistem tata niaga konvensional yang berbelit dan cenderung merugikan petani.

Baca Juga:  Eksploitasi Anak dalam Kampanye Antitembakau

Artinya dalam konteks ini, sistem yang sudah berlaku sebagai solusi alternatif telah menampakkan manfaatnya. Apalagi ketika semua pihak tengah mengalami kondisi yang serba riskan, anjloknya harga jual tembakau selama ini lebih disebabkan oleh permainan para tengkulak.

Namun bagi para petani yang berada pada sistem kemitraan, tak pernah lagi dipusingkan perkara permainan itu. Pemerintah sudah semestinya mempromosikan sistem kemitraan ini agar para petani tak lagi terbelit persoalan yang sama.

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah