Press ESC to close

Perokok Sehat, Apakah Mungkin?

Aktivitas merokok sering kali dikait-kaitkan dengan masalah kesehatan. Stigma perokok itu pesakitan kerap kita jumpai di pelbagai media dan pergunjingan. Sisi positif dari produk legal itu nyaris terlupakan publik. Lalu, benarkah ada yang disebut perokok sehat? Tentu ada.

Berdasar sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Adelaide di Australia, orang yang suka merokok ternyata kecil risikonya menjalani operasi penggantian sendi. Berbeda dengan orang yang tidak suka merokok. Penelitian tersebut disebarluaskan di Journal Arthritis & Rheumatism pada edisi Juli.

Lucunya, info positif semacam ini jarang diketahui sebagian besar masyarakat. Masyarakat melulu dijejali info-info yang mendiskreditkan rokok, menjelek-jelekkan perokok yang pastinya bukan butuh dikeren-kerenin juga.

Maksud saya di sini, sedikit sekali kita menerima info yang berimbang tentang rokok. Kalau mau kita lacak jauh pada catatan sejarah, orang-orang terdahulu menjadikan tembakau dan rokok untuk kebutuhan medis.

Secara umum, untuk mendapatkan efek relaksasi kita menjadikan rokok sebagai pilihan. Sejumlah penelitian mengidentifikasi, bahwa rokok dapat memperkecil risiko penyakit parkinson. Tolol saja jika ada yang meyakini kalau rokok dapat memperkecil penis, faktanya, rokok justru memperkecil risiko penyakit.

Pada manfaat lainnya, rokok diketahui juga dapat menurunkan risiko obesitas. Masyarakat perkotaan yang cenderung memiliki gaya hidup modern, sibuk bekerja tanpa memperhatikan pola hidup yang seimbang, jarang berolahraga pula. Sangat potensial terserang obesitas serta penyakit lainnya.

Baca Juga:  Rokok, Covid-19, dan Betapa Menyebalkannya Media

Ditambah lagi jika terpaku pada narasi-narasi kesehatan moderen yang di baliknya terkandung misi politik dagang, acap kali memandang buruk rokok sehingga dicap sebagai musuh bagi kesehatan. Namun, di balik itu, sejatinya rokok mampu menekan risiko obesitas. Iya tahu sendiri kan, unsur nikotin pada rokok merupakan zat yang dapat menekan selera makan.

Nah, perokok juga bisa kena risiko dari produk yang dikonsumsinya jika tidak mampu menjaga pola hidup seimbang dan jarang berolahraga. Merokok melulu sepanjang hari, sampai lupa makan, misalnya. Iya itu jelas berisiko.

Untuk bisa dikatakan perokok sehat, iya tentu saja berpulang pada laku hidup individunya. Banyak pesohor yang kita kenal seorang perokok dapat berlaku hidup sehat dengan tetap merokok. Sebut saja Karni Ilyas, Dedy Cobuzier, Desta, Dian Sastro, serta beberapa nama lainnya.

Diketahui juga, bahwa merokok dapat menurunkan risiko kematian akibat serangan jantung. Ada satu obat yang disebut clopidogrel bagi penderita jantung. Ini adalah obat yang digunakan untuk mencegah pengentalan darah bagi mereka yang punya masalah dengan jantung, pula problem gangguan sirkulasi darah lainnya.

Baca Juga:  Kretek Dulu dan Kini Dirongrong Pemangku Kebijakan Sendiri

Terkait obat itu, aktivitas merokok justru membantu clopidogrel melakukan tugasnya dengan lebih baik. Ini erdasar penelitian yang dilakukan peneliti Korea melalui Journal Thrombosis Research pada Oktober 2010. Kandungan pada tembakau dapat mengaktifkan protein cytochromes sehingga mengubah clopidogrel menjadi aktif.

Ini berdasar penelitian loh ya, artinya sudah ada yang melakukan studi secara khusus terkait hal-hal postif dari rokok. Maka, bisa dikatakan rokok ini tak selamanya seperti yang disoroti banyak pihak, terkait ancaman bagi kesehatan. Intinya semua ada di pola hidup yang seimbang.

Sekali lagi, jika ada yang bertanya, memang ada perokok sehat? Iya jawabnya; ada. Contohnya saya. Karena kalau sakit, pengecapan tak mendukung, tentu saya istirahat merokok. Karena sehat itulah saya merokok. Sesederhana itu kok dibikin ribet sih.

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah