Rokok dan perokok udah banyak disalah artikan sama bani anti rokok yang cuitannya semakin masif di seluruh jagat maya. Kita dan para generasi muda lain udah banyak termakan bahkan mewarisi cacat logika yang menutup fakta manfaat rokok. Ini semua bagian dari skema perang dagang antar industri farmasi dan perusahaan rokok AS untuk mematenkan nikotin.
Terlebih di era pandemik sekarang ini, rokok dan perokok udah kayak si jomblo yang mati miskin ketimpa tangga. Gimana engga, orang rokok udah difitnah bakar gedung, dianggap ibu dari lahirnya penyakit-penyakit, dituduh penyebar corona pula. Bahkan ada wacana walikota untuk memajang foto para pelanggar di publik umum kalau kedapatan ngerokok di sepanjang wilayah KTR yang dinilai ga konstitusional.
Kasian kali kita ini, rokok sebatang cuma 2 ribuan disuruh ganti ruginya 7,5 juta. Boro-boro bayar denda, bayar kos aja susah. Wagilaseehh.. belum lagi kalau mendadak artis karena foto ngrokoknya di pampang di baliho-baliho ngalahin kampanye partai politik yang sebenernya ngga diperhatiin amat sama pengendara.
Nah dengan adanya beragam peristiwa horor diatas sobat kretekus nyadar ngga sih kalau rokok atau tembakau ini begitu menjadi primadona ngga cuma buat penikmatnya tapi juga buat yang anti rokok. Coba deh kita telisik lebih jauh lagi sebenarnya apa manfaat rokok bagi Indonesia sih? Cekidot..
Pertama, sumber pendapatan negara. Industri Hasil tembakau (IHT) merupakan salah satu industri yang tidak goyah bahkan cenderung konsisten setiap tahunnya. Terbukti di tahun 1930an saat Indonesia masih diduduki oleh kekuasaan asing, industri rokok adalah komoditi yang paling menjanjikan karena selalu melebihi target pendapatan cukai dan pajak. Selain itu pada tahun 1998 rokok juga tetap eksis meski Indonesia dilanda krisis ekonomi yang hebat bahkan mengguncang seluruh lini kehidupan.
Di tahun 2015 saja rokok mampu berkonstribusi sebesar 139,5 triliun atau sekitar 100,3% di atas target hingga ditahun 2018 mencapai 153 triliun dan terus meningkat tiap tahunnya.
Kedua, memiliki nilai ekspor yang besar. Nilai ekspor dari rokok kudus Saja mencapai 61,25 juta dollar AS atau melonjak naik 24,34 persen disbanding dengan nilai ekspor sebelumnya yang memiliki 75 tujuan negara. Hal ini seharusnya dikembangkan lebih jauh lagi untuk menjaga kedaulatan ekonomi masyarakat Indonesia. Ini termasuk manfaat rokok bagi Indonesia.
Ketiga, penyerapan tenaga kerja yang besar. Industri tembakau menyerap tenaga kerja hingga 5,98 juta yang terdiri dari 4,28 juta pekerja sektor manufaktur dan distribusi sementara 1.7 juta pekerja sektor perkebunan. Artinya industri rokok sangat mempengaruhi ekonomi di tingkat domestik. Tahun ini saja pengangguran di Indonesia mencapai lebih dari 10 juta. Jadi dengan adanya industri rokok sangat membantu mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.
Nah, itu dia tiga manfaat rokok di Indonesia yang sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia. Meskipun narasi kontra produk tembakau semakin menjadi-jadi hal ini tidak akan membuat industri rokok goyah karena kedigdayaan rokok terjaga dari hulu ke hilir. Sehingga tidak bergantung ke impor, jadi industri rokok makin kuat dan stabil.
Semestinya sebagai negara penghasil tembakau kita harusnya mendukung rokok sebagai produk budaya untuk dikonsumsi bukan melarang dengan membabi buta tanpa melihat manfaat rokok dan potensi yang lahir dari sebatang rokok.
- Apa Saja Merek Rokok yang Paling Aman untuk Dikonsumsi? - 24 May 2021
- Rokok Kretek yang Bisa Dibeli di Kampung Halaman - 7 May 2021
- Macam-Macam Rokok yang Bisa Jadi Hampers Lebaran - 2 May 2021