Press ESC to close

Petani Tembakau Siap Masuk Musim Tanam

Bulan April bagi petani tembakau adalah fase awal musim tanam. Di sebagian besar daerah Temanggung, lereng Sumbing dan Sindoro, para petani terlihat melakukan aktivitas musim tanam seperti lazimnya pemandangan di beberapa daerah penghasil.

Memasuki musim tanam ini beberapa bibit yang sudah disemai siap dilanjutkan ke proses penanaman, proses ini dilakukan secara mandiri. Iya tentu. Hal ini dilakukan selain dapat menghemat biaya, proses secara mandiri ini juga dapat menjaga kemurniaan bibit.

Bibit yang setiap tahun ditanam petani Temanggung adalah varietas Kemloko. Varietas inilah yang merupakan jenis tembakau khas Temanggung yang dikenal sebagai penghasil tembakau yang dibutuhkan pabrikan, yakni Srinthil.

Pada musim tanam tembakau inilah, dapat kita temukan betapa tembakau merupakan komoditas begitu memberi daya hidup bagi masyarakat. Para petani bergiat sepenuh jiwa mengisi lahan-lahan tanam milik mereka dengan harapan mendapatkan panen yang berkualitas.

Sebagai info tambahan, varietas tembakau baru bisa dibedakan ketika usia tanam 30-50 hari. Pada masa-masa tumbuh ini, daun tembakau baru terlihat 5 helai daun. Di saat itulah, kita baru betul-betul bisa membedakannya.

Baca Juga:  Melindungi Tembakau, Menjaga Kedaulatan

Setelah melewati masa awal tanam, tanaman tembakau tidak bisa diabaikan dari perawatannya. Meski tembakau termasuk vegetasi yang tahan di lahan kering, tembakau tetap membutuhkan ketersediaan air yang cukup. Untuk itulah, petani tembakau tidak dapat berlaku sembrono dalam mencukupi kebutuhan sumber penghidupannya.

Sebagai daerah yang berjuluk Negeri Tembakau, aktivitas ekonomi masyarakat Temanggung sebagian besar tercurah di sektor emas hijau tersebut. Tembakau tidak hanya memberi kelangsungan manfaat ekonomi, tetapi juga membentuk realitas sosio-kultur yang khas dan saling melengkapi.

Tidaklah heran, Temanggung menjadi daerah penghasil sekaligus pasar yang menjadi sorotan daerah-daerah lain. Tidak sedikit tembakau dari luar Temangggung masuk ke pasar Temanggung untuk mencukupi kebutuhan permintaan.

Memasuki masa panen kemudian, daerah penghasil tembakau ini akan terjadi aktivitas yang simultan dalam merayakan hasil tanam mereka. Pada saat panen raya itulah semua orang tampak bergempita terlibat proses panen, yang selanjutnya disusul proses pasca panen.

Tembakau hasil panen akan dioleh secara baik, mulai dari pemeraman, penjemuran, perajangan, barulah kemudian bisa didistribusi ke gudang-gudang milik pabrikan untuk dijual sesuai harga yang berlaku.

Baca Juga:  Mulut Rusak atau Pemerintah Kita Sedang Sakit ?

Meski pada kurun tiga tahun terakhir, panen tembakau petani tak memberi nilai lebih bagi petani. Para petani melalui perkumpulan yang ada diharapkan untuk lebih sigap, terutama dalam menyikapi masa peralihan cuaca serta berbagai kemungkinan dari dinamika pasar.

Terdapat potensi panen raya yang harus disikapi petani agar hasil panennya nanti dapat memberi nilai lebih yang menggembirakan. Untuk itu, banyak hal yang memang harus dipersiapkan sejak masa tanam dilakukan. Pada konteks ini petani tembakau harus mampu merespon berbagai kemungkinan yang terjadi, termasuk dalam memperbaharaui pengetahuan budi daya tanam tembakau dan hal-hal pendukungnya.

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah