Press ESC to close

Pria Merokok Tidak Disukai Perempuan?

Tidak ada habisnya media mendikreditkan perokok. Apalagi aktivitas merokok ini kerap diidentikkan dengan kebiasaan pria. Sehingga tak jarang, kebiasaan pria merokok dikait-kaitkan dengan hasrat atau ketertarikan lawan jenisnya.

Tidak jarang pula orang termakan oleh narasi semacam itu. Kocaknya lagi, ada satu hasil survei yang menyanding-nyandingkan terbunuhnya hasrat lawan jenis terhadap pria perokok dibanding pria bertato, oleh sebab bau tak sedap yang ditimbulkan.

Kalau persoalan bau tak sedap, iya itu bukan persoalan karena pria itu merokok, karena sistem pencernaan yang bermasalah sih. Artinya, itu lebih mengarah pada pola konsumsi dan disiplin merawat diri.

Secara berurut hasil survei itu menyebutkan 5 hal ang bikin cewek ilfil, yakni: jenggot, nafas tak sedap, piercing berlebihan, tato, dan yang terakhir adalah kebiasaan merokok. Kebiasaan merokok menduduki urutan kelima.

Masalahnya, basis demografi dari survei itu perlu dipertanyakan lebih lanjut. Perlu dicatat, setiap daerah maupun masyarakatnya memiliki latar sosio kultur yang berbeda-beda. Apalagi ini soal hasrat yang sifatnya personal, tidak bisa disamakan satu dan lainnya.

Baca Juga:  Asap Rokok vs Asap Kendaraan Bermotor; Quo Vadis, Dunia Kesehatan?

Dari kesemua alasan para perempuan yang menjadi responden survei itu, intinya mereka tidak suka pada sesuatu yang terkesan jorok dan mengganggu imajinasi. Mereka lebih menyukai sesuatu yang apik, misalnya, kalaupun melihat cowo gondrong iya suka gondrong yang apik. Kalaupun berjenggot, iya jenggot yang apik, artinya dirawat dengan baik.

Banyak contoh kan tuh seleb-seleb yang punya pasangan berjenggot, bertato, merokok. Tampaknya kehidupan hubungan mereka harmonis saja tuh. Perkara yang bikin ilfil pasangan, iya umumnya lebih ke sikap hidup. Nah, sikap hidup ini di antaranya menyangkut disiplin merawat diri.

Ditilik dari disiplin itu, setidaknya menjadi satu cerminan, bahwa diri kita sudah mampu atau belum dalam menghargai hidup. Mau itu pria merokok ataupun pria bertato, jika satu sama lain sudah saling klik, tak ada yang perlu dibikin repot toh.

Sejauh ini sih, kalau berkaca diri sebagai perokok, pasangan saya lebih ilfil kalau saya ngupil di dekatnya, terus dibikin mainan dengan menempelkan upil ke lengannya. Wah, murka besar dia. Bisa panjang umur trauma.

Baca Juga:  Mengasah Logika Dishub Jakarta

Begitupula misalnya dengan pria merokok. Kalau rokoknya dijadikan sarana untuk usil ke pasangan, iya itu sama dengan memesan petaka. Di sinilah pentingnya rasa saling menghargai. Termasuk soal abu rokok yang berpotensi mencitrakan betapa joroknya perokok. Untuk itu, jadilah perokok santun.

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah