Press ESC to close

Melinting Rokok Adalah Keterampilan Khusus

Melinting rokok merupakan satu jenis kepakaran yang jarang dimiliki banyak orang. Mungkin ada yang menganggap itu hanyalah keterampilan sepele. Layaknya memasak indomie, suatu kemampuan yang relatif siapa pun bisa memprosesnya.

Namun, untuk mendapatkan sajian yang enak, tentu itu satu hal yang menuntut keterampilan khusus. Pernah mungkin kita merasa pekerjaan seorang penyeduh Indomie di warung Burjo hanyalah jenis pekerjaan sambil lalu.

Padahal, di balik itu semua dibutuhkan skill and feel yang saling mendukung. Tak beda jauh dengan kepakaran melinting rokok. Para buruh linting yang selama ini memproduksi rokok SKT (Sigaret Kretek Tangan) itu bukan pekerjaan sembarang. Membutuhkan ketelitian menyangkut takaran, membutuhkan ketekunan untuk membuat purna skill and feel-nya.

Untuk membuat sebatang rokok kece wal presisi secara bentuk, tahu sendiri kan SKT itu rokok yang bentuknya wajib konus. Tangan yang tak terlatih mana mampu buat serapi itu. Proses untuk menghasilkan rokok lintingan yang bagus itu tentu saja membutuhkan bimbingan serta pelatihan. Apalagi di era serba mesin dan digitalisasi ini, senjakala kepakaran telah menjadi satu isu tersendiri.

Baca Juga:  Sibuk Soal Rokok, YLKI Kendor Melakukan Pemberdayaan Konsumen

Maka, terpujilah para pihak yang masih concern menjaga kelangsungan melinting sebagai bagian dari upaya pelestarian produk kretek non filter. Seperti halnya yang dilakukan pemerintah Kabupaten Pamekasan.

Dalam rangka pemanfaatan DBHCT tepat sasaran, Pemkab menyelenggarakan program yang menyasar pada keterampilan melinting produk tembakau. Hal ini tentu patut kita apresiasi. Sebagaimana mestinya, alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau secara peruntukkan harus kembali ke daerah penghasil.

Terutama lagi untuk meningkatkan kemampuan masyarakat yang hidup dari sektor pertembakauan. Iya petani juga buruh linting. Tidaklah berlebihan jika kemudian pihak Pemkab sendiri menaruh harapan, agar masyarakat di daerahnya tetap dapat hidup dari pertembakauan.

Sebagaimana yang kita tahu juga, Pamekasan dikenal sebagai daerah penghasil tembakau. Sebagian besar masyarakatnya hidup dari tanaman emas hijau itu. Amatlah naif jika, ada pamong daerah yang menafikkan sumber penghidupan masyarakatnya.

Dalam program pelatihan tersebut, pihak Pemkab menyesuaikan pula kondisi pandemic yang saat ini tengah terjadi. Proses pelatihannya dilakukan secara berkala, yakni 11 paket pelatihan, setiap paket berisi 20 peserta.

Baca Juga:  Pemerintah Hanya Andalkan Industri Rokok

Bicara soal pelestarian kretek, bagi saya pribadi tak hanya menyoal edukasi konsumen terkait aktivitas merokok, tak melulu soal advokasi yang berfokus pada pembelaan hak yang terdiskriminasi. Namun, juga sebangun dengan semangat merawat nilai-nilai kepakaran pada pengolahan produk kretek.

Dapat kita bentangkan apa saja yang kita sebut sebagai kepakaran di sektor kretek. Mulai dari sistem tanam tembakau dan cengkeh, peracikan komposisi kretek, tata kelola perniagaannya, bahkan sampai pada keterampilan melinting. Sekali lagi, terpujilah bagi kita yang memilki kepedulian pada kepakaran yang berkaitan dengan produk kretek sebagai warisan budaya bangsa.

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah