Search
Bapak-bapak merokok

Cara Negara Memainkan Narasi Bahaya Rokok

Komoditas olahan hasil tembakau berperan besar dalam menyokong ekonomi dan pembangunan di Indonesia. Akan tetapi mirisnya adalah sektor tersebut dijadikan sapi perah keuntungan. Apalagi negara memanfaatkanya dengan dalih bahaya rokok.

Sejak beberapa tahun belakangan isu cukai rokok menjadi hal yang terus diperbincangkan. Hampir setiap tahun naik dan dengan angka yang tak masuk akal. Hanya di tahun-tahun tertentu saja tak ada ketuk palu dari pemerintah tentang kenaikan tarif cukai hasil tembakau. Tahun-tahun yang sarat kepentingan politik, tentunya.

Mirisnya, bahaya rokok ini selalu dijadikan dalih sebuah kebijakan. Diskursus mengenai tembakau dan cengkeh selalu digiring ke arah sana. Negara sepertinya sedang membangun citra yang sangat buruk dari sebuah barang bernama rokok.

Padahal cukai adalah persoalan ekonomi. Menaikan tarif cukai pun harus lebih kental dengan bahasa ekonomi. Bukan dengan mengutamakan dalih-dalih lain seperti kampanye hitam dengan jubah isu kesehatan. Dari fenomena ini saja sudah terlihat jelas bahwa negara memanfaatkan betul isu bahaya rokok.

Lucunya lagi, isu tersebut selalu digiring dan dibawa di berbagai kesempatan. Masih ingat bagaimana cukai rokok harus menalangi defisit BPJS? Itu menimbulkan banyak perdebatan di ruang publik.

Baca Juga:  Debu Pembangunan Jalan Tol Membunuh Senyum Bahagia Petani Tembakau

Ada lagi yang mengaitkan isu rokok dengan Covid-19. Alhasil kebijakan yang diambil adalah instruksi kementerian dalam negeri untuk menyegerakan percepatan pembuatan dan pelaksanaan Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok (Perda KTR) di berbagai daerah. Sudah gila memang!

Sebagai perokok terkadang saya ingin teriak dan menyatakan dengan lantang, “Sebentar dulu, dong!”. Saya juga ingin bertanya bahwa bahaya rokok yang pemerintah maksud ini dari perspektif yang mana? Kalau itu kaitannya dengan kebakaran atau salah merokok di tempat-tempat yang mudah terbakar, oke saya sepakat!

Tapi masalahnya adalah saya merasa bahwa bahaya merokok yang dianggap oleh pemerintah ini sudah kelewat bias dan masuk pada banyak hal. Saya kira argumen tersebut sangat tidak masuk akal. Apalagi ada motif terselubung di belakangnya.

Sudahlah, pada akhirnya kita ketahui bersama bahwa masalah ancaman rokok ini memang dimanfaatkan betul oleh negara. Sebagai barang yang katanya dianggap tabu, amoral, tidak menyehatkan, merusak dan sebagainya. Atas dasar tersebut maka barang ini patut dieksploitasi demi meraih keuntungan besar untuk negara.

Baca Juga:  Merokok Itu Pilihan Politik

Selamat!

Indi Hikami