Press ESC to close

Memaksa Anak Merokok, Perilaku Sebangsat-bangsatnya Orang Tua

Anak-anak adalah pihak yang harus kita lindungi jika kemudian berbicara persoalan rokok. Bahkan pada urusan meminta atau menyuruh anak membeli rokok saja, perbuatan itu sudah keliru. Apalagi jika kemudian orang tua membiarkan anak mengisap rokok, atau lebih bangsatnya lagi, memaksa anak merokok untuk kepentingan tertentu. Saya kira, itu perilaku sebangsat-bangsatnya orang tua.

Jangan berlagak kaget jika kemudian ada kabar tentang anak yang dipaksa mengonsumsi rokok untuk kepentingan tertentu. Ingat, di negara ini, kehidupan itu penuh ‘settingan’, mau itu sebagai konten atau kebutuhan. Seperti pada kasus di Sumatera Utara, dimana ada bapak memaksa anaknya merokok agar bisa rujuk dengan istrinya.

Pada dasarnya, saya tidak peduli dengan urusan rumah tangga orang. Namun, meminta seorang balita, ya umurnya baru dua tahun, untuk merokok agar kepentingannya terpenuhi itu benar-benar bangsat. Entah itu anak kandungnya, atau anak orang lain, memaksa bocah usia 2 tahun agar udud itu gila. Entah otaknya masih berfungsi atau tidak, tapi itu perbuatan tolol.

Rasa iba yang diharapkan laki-laki tersebut, bagi saya, justru hanya akan berbuah kebencian. Ya, saya membenci orang yang memaksa anak merokok, apa pun alasannya. Demikian juga jutaan orang yang mengetahui kabar ini, pun dengan mantan istrinya yang diharap rujuk. Saya kira, ketimbang rujuk, mantannya justru bakal lebih mengutuki dirinya, karena memaksa sang anak untuk berlaku begitu.

Baca Juga:  Solidaritas Konsumen, Titik Balik Kemandirian

Sialnya, kasus semacam ini justru bukan yang pertama, dan bukan satu-satunya. Setidaknya, ada 3 hingga 4 kasus seperti itu yang pernah saya dengar. Misalnya, kasus anak jalanan yang dipaksa untuk merokok dan mengemis di Jakarta. Ini adalah kasus yang awam didengar, tapi ya tidak pernah ada solusi yang dimunculkan.

Sebagai orang dewasa, kita harusnya sadar jika merokok itu adalah perkara tanggung jawab. Jangankan memaksa anak untuk merokok, bahkan sekadar menyuruh anak membeli rokok atau merokok di dekat anak saja sudah salah. Harusnya, kita memberi contoh yang benar pada mereka, bukan malah memaksa mereka melakukan aktivitas yang belum boleh mereka lakukan.

Mengingat video anak dipaksa mengonsumsi rokok itu adalah sebuah rekaman yang ditujukan guna ketahanan konten, saya jadi curiga, jika dari banyak video anak merokok, itu juga adalah upaya memaksa mereka demi kepentingan tertentu. Bisa saja, ingat bisa saja, video anak merokok yang banyak beredar itu juga ‘setingan’. Bisa saja terjadi kan?

Lah ya gimana, orang dewasa kok ya tolol membiarkan anak-anak mengisap rokok. Sudah begitu, bukannya diomeli atau dimarahi, kok ya malah dibuat konten. Cara berpikirnya itu loh, konten adalah kunci, selama bisa viral anak merokok nggak masalah. Kaya ngga punya otak gitu cara mikirnya.

Baca Juga:  Perda KTR Sleman Sebagai Syarat Kota Layak Anak: Sesat Pikir!

Mohon maaf jika pada tulisan ini ada banyak kata kasar yang keluar. Satu-satunya disclaimer yang bisa saya berikan adalah perilaku orang dewasa, apalagi orang tua, membiarkan anak-anak merokok (apalagi memaksa) adalah perbuatan yang sangat keliru. Bahkan, bagi saya, itu adalah perbuatan yang sebangsat-bangsatnya orang tua bisa lakukan pada anaknya.

Aditia Purnomo

Aditia Purnomo

Bukan apa-apa, bukan siapa-siapa | biasa disapa di @dipantara_adit