Di dalam dalam kehidupan sosial masyarakat, sebaik-baiknya kita menjadi orang yang santun, pasti akan mendapatkan stigma negatif. Mulai dari soal berpakaian hingga ke aktivitas personal kita. Kita, sebagai pria yang merokok, tak jarang mendapatkan stigma negatif, terutama dari lawan jenis kita.
Padahal, ya, kalau kita berpakaian itu, kan, mengekspresikan diri kita, kita pakai baju sesuka kita, sebahagianya kita, mengapa orang lain yang sewot? Boro-boro tatoan, kita merokok saja dibilang jelek-lah, dekil-lah, jamet-lah dan lain-lain. Sedangkan kalau ada artis atau publik figur yang merokok, bahkan terjerat kasus narkoba, asalkan dia ganteng, sering dapat pemakluman dengan mudah, dan lolos dari stigma yang negatif. Banyak dari mereka (kaum hawa) yang memaafkan para artis yang merokok, atau bahkan terjerat narkoba tersebut.
Namun, berbeda dengan kita, kita mau bergaya bagaimanapun, kalau kita merokok, rentan dengan stigma yang negatif. Para artis tersebut, walaupun merokok, tetap saja disukai oleh perempuan. Sebut saja Ariel Noah dan Andhika Pratama, mereka adalah salah dua artis yang merokok, tapi jauh dari stigma negatif. Berbeda nasibnya dengan “orang biasa” seperti kita. Masih banyak orang yang berpandangan ‘merokok itu tidak apa-apa bagi yang goodlooking’. Bagi kalian yang goodlooking, 50% hidup kalian sudah terselamatkan.
Sebetulnya kalian itu tidak suka sama rokoknya, atau tampilannya sih?
Fenomena buruk tersebut sepertinya sudah mendarah daging di masyarakat. Kita banyak menemukan tersebut di sekitar kita, di dunia nyata maupun di dunia maya. Di dunia nyata, mungkin tidak banyak orang yang terang-terangan menghina di depan kita. Namun di dunia maya, banyak sekali kita temui terang-terangan menghina kita, di akun sosial media kita sendiri. Meski tidak semua demikian.
Padahal ya, pria yang merokok adalah hal yang sangat wajar. Kenapa? Pertama, produk rokok itu adalah produk yang legal di indonesia. Pria–atau bahkan siapa pun–sah saja jika ingin merokok, asalkan sudah berusia minimal 18 tahun sesuai dengan regulasi negara kita. Yuk, mulai sekarang jadilah perokok santun. Dengan cara tidak merokok di sembarang tempat, merokoklah di tempat yang disediakan, jangan merokok kalau di dekat kalian ada anak kecil dan ibu hamil, dan yang paling penting jangan merokok sambil berkendara.
Dimulai dari diri kita sendiri, kemudian melebar ke keluarga terdekat, terus ke teman-teman. Kita punya kewajiban mengingatkan jika ada saudara atau teman kita yang masih merokok sembarangan. Jika kita sudah menjadi perokok santun, saya yakin, perlahan-lahan orang-orang tidak lagi mendiskreditkan kita.
Tabik.
- Rumah Sakit Tembakau Deli, Satu-satunya Rumah Sakit yang Pakai Kata Tembakau - 29 December 2023
- Ketakutan Bea Cukai Riau Membongkar Gudang Rokok Ilegal - 20 December 2023
- Industri SKT Tidak Sekadar Tembakau, tapi Mata Rantai Ekonomi - 14 December 2023