Press ESC to close

Asap Rokok Bisa Mengundang Makhluk Halus?

Tak ada habisnya rokok menanggung beragam fitnah yang disangkakan kepadanya. Bukan cuma soal tudingan bahaya bagi kesehatan, asap rokok disebut-sebut dapat memanggil makhluk ghaib. Entah dari mana asal usul perkara semacam ini, yang pasti seorang yang dikenal sebagai ahli herbal telah menuturkan hal itu melalui sebuah laman berita.

Lelaki yang dikenal bernama Dr. Zaidul Akbar ini mengisahkan pengalamannya melihat praktik ruqyah seorang ustadz, di dalam pengalamannya itu dikatakan bahwa makhluk halus sebangsa jin dan rombongannya suka sekali dengan makan-makanan sampah. Termasuk rokok.

Kepulan asap dari produk tembakau itu amat disukai makhluk dari dimensi lain itu. Ditekankan lagi mereka itu, “makanannya asap rokok”. Ini berita ajaib nan menkjubkan tentunya. Ternyata, selain tembakau ataupun rokok yang dikenal sebagai produk konsumsi manusia, produk konsumsi ini masuk golongan makanan kesukaan makhluk halus.

Dari berita ini, mestinya banyak pihak mulai lebih cermat lagi menghitung data entitas yang terdampak produk tembakau. Sering kan tuh ya, kalangan antirokok dan rezim kesehatan menyebut, asap rokok telah merenggut nyawa jutaan manusia setiap tahun.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun kerap mengulungkan angka kematian yang disebabkan oleh rokok, dan terus saja di-update meningkat tiap tahun. Bahkan, diperkirakan terus meningkat hingga 2030, sebanyak 23,3 juta orang. Amazing betul memang kalau kita cermati lagi angka yang dilariskan otoritas kesehatan global.

Namun, apakah total angka perkiraan kematian manusia itu benar-benar akibat mengonsumsi rokok? Apa tidak ada variabel lain yang disebut junk food alias makanan sampah memberi dampak pada kesehatan, lalu kemalasan manusia untuk berolahraga akibat diperdaya kemudahan zaman, apakah itu semua tidak berpotensi memicu penyakit dan menghadirkan kematian?

Baca Juga:  Asap Rokok vs Asap Kendaraan Bermotor; Quo Vadis, Dunia Kesehatan?

Kenapa angka kematian yang tinggi itu disasarkan faktornya hanya pada rokok, kalau sejatinya pola hidup manusia di abad kiwari jauh dari kata seimbang. Kenapa harus rokok yang menjadi satu-satunya biang kerok dari angka kematian itu.

Di sinilah, kita akan menemukan satu pertanyaan kritis, jika kebencian otoritas kesehatan terhadap rokok telah membuat mereka buta kemudian mengingkari fakta obyektif lainnya. Itu artinya, kita dijejali informasi yang tidak obyektif lagi. Melulu berisi data yang menakut-nakuti konsumen rokok.

Sementara dari sisi lain, secara ekonomi politik, produk tembakau telah mampu menghidupi jutaan orang. Di Indonesia, dari sektor produk kretek banyak masyarakat yang telah ditopang kehidupannya dari mengolah tembakau, mebiayai sekolah anak, menunaikan ibadah haji, mencukupi kehidupan sehari-hari.

Kalau saja antirokok, mau lebih melihat peluang fantastik lagi untuk melengkapi prestasi ke-amzing-an dalam memaknai rokok. Cobalah dengan segenap keseriusan, terjun untuk meneliti kemungkinan rokok dinikmati oleh entitas lain. Entitas yang juga berpeluang diusik dan ditakut-takuti keberadaannya. Yakni bangsa jin dan rombongannya. Pasar selalu bisa diciptakan toh.

Mereka (baca: sebangsa makhluk halus) itu golongan yang gemar menikmati kandungan pada asap produk tembakau yang disebut tak bernutrisi itu. Soal kebenarannya, tanyakan langsung ke Dr Zaidul Akabr saja, kok bisa sih makhluk ghaib juga suka sama asap produk tembakau?

Kalau sebangsa makhluk halus saja suka sama unsur pada produk tembakau, itu artinya, rokok telah mampu memberi manfaat dong bagi kelangsungan hidup makhluk dari dimensi lain juga. Kalau perokok digadang-gadang sekali mencoba rokok dapat kecanduan, dituding sebagai pemicu penyakit ini itu, bahkan, membawa pada risiko kematian. Lalu, bagaimana dengan nasib bangsa makhluk ghaib yang diceritakan Dr. Zaidul Akbar?

Baca Juga:  Memahami Ruang Merokok

Pihak otoritas kesehatan global dan antirokok harusnya sudah mulai peduli pada kondisi mereka yang juga bagian dari kehidupan semesta raya ini. Bayangkan, bagaimana nasib lingkungan tinggal mereka, keturunan mereka, masa depan mereka akibat mengonsumsi asap, kalau saja mereka bisa ditakut-takuti pakai data-data berbasis angka kayak yang WHO lakukan, potensial banget tuh pasar baru terbuka luas.

Perokok dari bangsa jin kemudian digolongkan sebagai pesakitan, menjadi pasien yang didorong untuk menjalani terapi ketergantungan. Dimasukkan ke dalam klinik-klinik rehabilitasi berhenti merokok, kampanye kesehatan di alam astral digalakkan, diarahkan untuk beralih mengonsumsi yang bukan rokok konvensional.

Bukankah industri farmasi dan industri kesehatan akan mendapat profit yang berkelanjutan dari kegemaran bangsa jin terhadap nikotin dan asap, seperti juga rokok di dunia manusia yang terus dipersalahkan. Akan secara otomatis memicu psikologi publik astral untuk melihat opsi produk berasap lainnya yang diklaim aman.

Sehingga kemudian hari tingkat kesibukan para kalangan ahli kesehatan akan jauh lebih ajaib lagi untuk meneliti dan memproduksi data yang bakal menjadi konsumen berita di alam astral. Ini prospektif loh, jangan salah.

Jibal Windiaz

anak kampung sebelah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *