Press ESC to close

Asap Rokok Bisa Merusak AC Mobil?

Asap rokok kerap kali dianggap sumber kerusakan kualitas udara. Padahal sebenarnya ada sejumlah variabel lain yang harus pula menjadi perhatian para pihak terkait persoalan buruknya udara, terutama di kota besar seperti Jakarta. Rokok kerap diposisikan menjadi produk yang harus bertanggung jawab pula terhadap persoalan kesehatan.

Memang sudah sejak lama juga, segala hal yang buruk-buruk pastilah dikaitkan dengan rokok dan segala yang berkaitan dengannya. Mulai dari kandungan rokok, puntung rokok, asap rokok, bahkan bungkus rokoknya pun dicitrakan buruk sedemikian rupa.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, pernah mengeluarkan Seruan Gubernur No.8 tahun 2021 yang isinya sempat memicu kontroversi di publik. Seruan Gubernur tersebut diklaim bertujuan untuk mensterilisasi area KTR dari asap rokok, jargon Jakarta Bebas Rokok digaungkan. Jargon klise yang mengabaikan amanat hak konsumen (perokok), hak yang sejatinya dijamin konstitusi.

Untuk diketahui pula, Anies dan Presiden Jokowi pernah jadi pihak tergugat dalam perkara pencemaran udara Jakarta. Artinya, mereka jadi bagian yang dianggap bertanggung jawab pada kondisi tersebut.

Menyoal kualitas udara, bukankah dominasi kendaraan bermotor dalam menyumbang polusi jauh lebih penting untuk dikendalikan? Kenapa jadi rokok yang (lagi-lagi) dijadikan tumbal untuk menutupi ketidakmampuan otoritas dalam mengatasi pencemaran udara perkotaan.

Baca Juga:  Perempuan Diperbudak Industri, Salah Paham Gustika yang Tak Paham Soal Kretek

Perkara diskriminasi pada “keluarga rokok”, khususnya asap rokok, terkadang dinarasikan secara liar. Sebagai contoh, asap rokok seringkali disebut sebagai biang kerusakan AC mobil. Maksudnya, kebiasaan merokok di dalam mobil bisa membuat ruangan kabin berbau sehingga AC bermasalah.

Padahal, opini semacam itu tidak jelas lahir dari mana dan sejak kapan. Citra buruk soal rokok sering lahir dari proses seperti itu; tidak jelas kapan dimulai, tiba-tiba sudah menyebar dan diketahui bahkan dipercaya oleh banyak pihak. Pertanyaannya: benarkah asap rokok bisa merusak AC mobil?

Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Bambang Supriyadi mengatakan AC mobil yang rusak karena asap rokok hanya mitos saja. Hanya saja, kabin mobil akan menjadi bau bila terbiasa merokok di dalam mobil.

“AC mobil yang rusak biasanya karena filter AC tidak pernah dibersihkan sehingga kinerjanya tidak maksimal,” kata Bambang, dilansir dari kompas.com.

Maksud dan tujuannya jelas untuk mendiskreditkan rokok. Padahal ahlinya sudah menyatakan itu mitos. Tapi, ya, mau bagaimana pun sudah kadung diyakini khalayak.

Begini. Perihal kebiasaan merokok saat berkendara adalah salah satu hal yang sering kami kritisi. Ada banyak artikel yang mengampanyekan perokok santun. Kebiasaan itu memang menyebalkan. Tapi, bukan berarti bisa menarasikan rokok secara serampangan.

Baca Juga:  Setelah Cukai, Kini PPN Dinaikkan

Oh iya, kembali soal polusi udara, berdasar referensi terakhir, bahwa sumber utama pemicu pencemaran udara adalah kendaraan bermotor, ada di angka 70%, dari sektor industri 25%, dan dari aktivitas masyarakat 5%. Lalu kenapa pihak antirokok begitu gencar mendiskreditkan rokok, kenapa tidak tanggap menyikapi persoalan kendaraan bermotor dan polusi yang jelas-jelas biang pencemaran? Seolah semua hanya masalah rokok.

Terlepas dari semua itu, asap rokok memang tidak disukai oleh sebagian orang. Oleh karenanya, sebagai perokok kita harus bisa lebih sadar ruang. Lihat dulu sekitar kita sebelum memutuskan untuk membakar dan mengisap rokok. Oleh karena itu pula penting bagi otoritas untuk memenuhi tanggung jawabnya menyediakan ruang merokok di ruang publik, demi konsep berbagi ruang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *