Press ESC to close

Lagi-lagi Tenis dan Masa Depan Olahraga Ini Tanpa Wismilak

Tenis mungkin bukan olahraga yang terlalu populer bagi masyarakat Indonesia. Namun, kehadiran Lagi-lagi Tenis yang menampilkan pertandingan antara Raffi Ahmad dan Dion Wiyoko melawan Desta Mahendra dan Dikta, mengingatkan kita pada masa dimana Tenis Indonesia masih mendunia. Ya, momen tersebut terjadi ketika Indonesia masih memiliki turnamen internasional yang disponsori oleh Wismilak. 

Jika Anda mengenal nama Yayuk Basuki, legenda tenis Indonesia, tentu saja peran Wismilak tidak bisa tidak dilekatkan dengan Wismilak. Yayuk adalah salah satu atlet yang bisa muncul namanya berkat penyelenggaraan tur kejuaraan WTA (asosiasi petenis wanita) dengan tajuk Wismilak Internasional. Itulah satu-satunya turnamen tenis skala internasional yang diselenggarakan di Indonesia. 

lagi lagi tenis

Turnamen yang berlangsung di Surabaya ini sejak awal mula didukung penuh oleh Perusahaan Rokok Wismilak. Pertama kali berjalan di tahun 1994, adac cukup banyak nama beken yang bermain di kompetisi ini. Misalnya, Elena Dementieva, Svetlana Kuznetsova, dan Lindsay Davenport. Meski memang ini turnamen tenis perempuan kelas tiga, tapi keberadaan Wismilak Internasional mampu membantu perkembangan olahraga tenis di Indonesia. 

Mungkin ini bukan turnamen Grand Slam, ajang tertinggi bagi olahraga tenis di dunia. Namun, turnamen ini kerap dijadikan ajang bagi jagoan tenis dunia untuk melakukan pemanasan jelang turnamen yang lebih tinggi. Dan kesempatan ini, tentu saja, dimanfaatkan oleh penyelenggara Wismilak Internasional untuk memberi ruang bagi petenis lokal. 

Baca Juga:  Produk Alternatif hanya Akal-akalan untuk Mematikan Kretek

Yayuk Basuki mungkin menjadi nama yang paling dikenal di seantero Indonesia. Meski begitu, ada begitu banyak nama lain seperti Angelique Widjaja misalnnya, yang bahkan mendapatkan kesempatan untuk tampil di usia yang masih muda; 16 tahun. Semua terjadi berkat Wismilak Internasional yang memberikan Wild Card bagi atlet nasional untuk tampil di gelaran ini walau peringkat WTA mereka masih belum mencukupi. 

Untuk prestasi sendiri, atlet kita tentu pernah menjadi raja di tanah sendiri. Misalnya Yayuk Basuki berhasil menjadi juara untuk kategori ganda campuran ketika bermain bersama Romana Tedjakusuma. Angelique Widjaja bahkan pernah menjadi juara pada tahun 2001. Semua ini terjadi berkat kesempatan dan support yang diberikan Wismilak pada olahraga tenis. 

Sayangnya, pada tahun 2007, Wismilak tidak lagi menjadi sponsor bagi turnamen ini. Saat itu, Commonwealth Bank mengambil alih peran sponsor dan memindahkan turnamen ke Bali. Namun, bank tersebut hanya menjadi sponsor hingga tahun 2011, dan sejak itu turnamen ini berpinadh ke Sofi, Bulgaria dan berkuranglah kesempatan petenis Indonesia untuk tampil di turnamen dunia. 

lagi-lagi tenis indonesia

Entah apa alasan Wismilak saat itu, namun semakin ketatnya regulasi terkait rokok di Indonesia bisa jadi menjadi penyebab mundurnya Wismilak dari dunia tenis Indonesia. Perlu diketahui jika di masa-masa itu, mulai dibahas regulasi yang mengatur larangan perusahaan rokok untuk menjadi sponsor bagi turnamen olahraga. Tidak hanya tenis, tetapi juga di kemudian hari cabang lain seperti Sepak Bola kehilangan sponsor rokok yang membuat kompetisi tidak berkembang. 

Baca Juga:  Memaksimalkan Potensi Tembakau Lombok

Hilangnya Wismilak dari dunia tenis Indonesia kemudian membuat prestasi Indonesia semakin merosot. Mungkin Anda tidak akan mengenal para atlet tenis yang masih aktif berlaga saat ini. Padahal dulu Indonesia begitu dominan di tingkat Asia, terutama di sektor tenis perempuan. Sayangnya, hilangnya Wismilak justru membuat tenis kehilangan taji dan tak lagi digandrungi. 

Kini, mungkin masyarakat mengenal tenis berkat kejelian Desta Mahendra dan Vincent Rompies yang menyelenggarakan pertandingan olahraga menghibur bersama Raffi Ahmad. Namun, dahulu kala sebelum regulasi melarang perusahaan rokok memberi sponsor pada turnamen olahraga, tenis Indonesia pernah berjaya, setidaknya di level Asia.

Ika Puspitasari

Ika Puspitasari

Perempuan dari pelosok negeri dengan sejuta mimpi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *