Press ESC to close

Menengok Nasib Layanan Berhenti Merokok

Apa sih yang kalian ketahui tentang layanan berhenti merokok?

Melihat bagaimana kondisi perokok di Indonesia saat ini dan bagaimana peran rokok dalam roda ekonomi bagi jutaan masyarakat di Indonesia, apakah layanan berhenti merokok merupakan program yang efektif untuk mengurangi jumlah perokok? Ataukah layanan tersebut dipasang layaknya hanya seperti kalimat peringatan dibungkus rokok?

Mari ketahui apa saja bentuk layanan berhenti merokok. Layanan berhenti merokok tidak hanya tersedia dalam bentuk layanan telepon online yang disediakan oleh beberapa organisasi kesehatan seperti dalam bungkus rokok. Ada beberapa bentuk layanan lainnya yang tersedia:

  1. Konseling individu: Ini melibatkan sesi konseling satu lawan satu dengan seorang profesional terlatih, seperti seorang konselor atau psikolog. Layanan ini dilakukan dengan cara mengembangkan strategi berhenti merokok yang efektif, memberikan dukungan emosional, dan membantu mengatasi tantangan yang muncul selama proses berhenti.
  2. Kelompok dukungan: Ini melibatkan bergabung dengan kelompok dukungan berhenti merokok yang terdiri dari individu lain yang juga berusaha berhenti merokok. Kelompok ini dapat menyediakan dukungan emosional, berbagi pengalaman, dan memberikan motivasi tambahan untuk tetap berkomitmen pada berhenti merokok.
  3. Program berhenti merokok struktural: Ada berbagai program berhenti merokok yang tersedia, baik dalam bentuk kelas tatap muka maupun daring. Program ini sering kali mencakup informasi tentang efek merokok pada kesehatan, strategi berhenti merokok, dan dukungan dalam jangka panjang.
  4. Terapi penggantian nikotin (TPN): TPN melibatkan penggunaan produk pengganti nikotin, seperti permen karet, plester, inhaler, atau semprotan, untuk membantu mengatasi kecanduan nikotin. Produk-produk ini membantu mengurangi keinginan merokok dan memasok nikotin tanpa efek berbahaya dari asap rokok.
  5. Obat-obatan berhenti merokok: Ada beberapa obat yang tersedia dengan resep dokter yang dapat membantu mengurangi keinginan merokok atau mengurangi efek penarikan nikotin. Beberapa contoh obat-obatan ini adalah varenicline (Champix) dan bupropion (Zyban).
Baca Juga:  Tiga Alasan Pemblokiran Iklan Rokok di Internet Wajib Dilawan

Sekilas, layanan-layanan kesehatan di atas memang terlihat sangat bagus, inovatif, dan terpuji. Namun, jika ditelisik lagi, banyak hal absurd yang terkuak dalam pelayanan kesehatan di atas. 

Begitu keras usaha yang dilakukan oleh anti rokok dan jajaran organisasi kesehatan untuk mendiskreditkan perokok. Dilihat dari banyaknya program yang mereka kembangkan, perokok terlihat seperti kaum pesakitan yang harus disembuhkan.

layanan berhenti merokok

Mari kembali ke nomor 4, Terapi Pengganti Nikotin, sekilas nampak program yang sungguh-sungguh menyehatkan, padahal ini sesat.

Perlu diketahui, nikotin tidak hanya terkandung dalam tembakau. Nikotin juga terkandung dalam sayur-sayuran seperti kembang kol, tomat, kentang, dan terong. Jika narasinya adalah pengganti nikotin, ya sekalian saja semua sayuran yang mengandung nikotin dilarang untuk dikonsumsi. Kenapa harus produk hasil tembakau yang dituju.

Program layanan kesehatan yang berfokus dalam rokok memang menyesatkan dari dulu. Pemberian gambar seram dan kalimat peringatan dalam bungkus rokok merupakan salah satunya. Jikalau memang rokok ini adalah barang pembunuh, mengapa rokok tidak sekalian dilarang saja peredarannya.

Baca Juga:  Perda KTR Sleman Sebagai Syarat Kota Layak Anak: Sesat Pikir!

Orang-orang kesehatan ini dari dulu memang aneh logika berpikirnya. Rokok begitu dicampuri urusannya hingga dibuatkan sejuta peraturan yang menekan, diolok-olok, dicemooh, tapi tidak pernah orang kesehatan ini meminta sekaligus kepada pemerintah untuk dilarang atau diilegalkan peredarannya. Kita semua tahu apa maksud licik dari hal itu? Layanan kesehatan ini tidak berguna, cuma nambah-nambah anggaran saja.

Yang paling konyol ialah layanan berhenti merokok dalam bentuk telepon dalam bungkus rokok tidak pernah bisa dihubungi atau tidak aktif, bahkan entah nomornya pun tidak diketahui siapa penanggung jawab dari nomor yang tertera tersebut.

Data juga menyebutkan, lebih dari 20.000 puskesmas di Indonesia, namun hanya 200 puskesmas yang menyediakan layanan berhenti merokok. Program kesehatan yang entah sudah berkembang sampai mana ini juga tidak dijalankan dengan baik oleh pembuatnya. 

Jadi, layanan berhenti merokok ini untuk menyelamatkan kesehatan masyarakat? menambah anggaran pendapatan bidang kesehatan? atau membunuh petani?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *