Press ESC to close

Dokter Bertanya dan Perokok Menjawab, Template Percakapan Tentang Rokok dan Penyakit

Sejak zaman dulu rokok dan penyakit selalu dianggap identik. Jika orang merokok, maka dia akan sakit. Dan jika orang sakit, maka akan selalu disangkut-pautkan dengan rokok. Bahkan jika orang yang sakit tidak merokok, akan terus dikaitkan dengan rokok atau orang yang merokok di sekitarnya. 

Hal seperti di atas adalah hal yang biasa ditemui di klinik atau rumah sakit. Ketika ada orang sakit, kemudian berobat ke dokter, maka akan ada percakapan yang kurang lebih seperti berikut. 

Dokter: Apa masnya merokok?

Orang Sakit: Iya, pak. 

Dokter: Wah sudah jelas ini penyebabnya karena rokok. 

Percakapan di atas adalah template pertama jika orang yang sakit adalah seorang perokok. Tentu, rokok akan dijadikan penyebab utama oleh sang dokter. Beda hal jika yang sakit bukanlah seorang perokok, akan ada pertanyaan tambahan untuk yang bersangkutan. Misalnya seperti:

Dokter: Apa masnya merokok?

Orang Sakit: Tidak, Dok.

Dokter: Apa di lingkungan masnya kerja atau tinggal ada yang merokok?

Orang Sakit: Ada, dok. 

Dokter: Wah sudah jelas ini penyebabnya karena anda adalah perokok pasif. Meski ngga merokok, tapi terpapar racun jahat asap rokok. 

Ketika orang yang sakit tidak merokok, maka kemudian akan dikaitkan dengan keadaan lingkungannya. Apakah Ia berada di lingkungan orang yang merokok. Jika ada keluarga, atau teman kerja yang merokok, Ia akan dianggap sebagai perokok pasif, dan penyakitnya muncul karena itu. 

Baca Juga:  Rekor Masuk Neraka

Pun kalau Ia tidak berada di lingkungan perokok, maka akan ada upaya untuk mengaitkan dirinya dengan hal lain yang berkaitan dengan rokok. Misalnya, bahwa si orang yang sakit ini secara tidak langsung ikut terpapar asap rokok yang berada di udara, atau Ia terpapar zat rokok yang menempel di baju perokok tatkala berada di tempat umum. 

Upaya mengakitkan rokok dan penyakit ini memang kerap kali muncul atau dimunculkan agar publik berpikir bahwa memang mereka berkaitan. Bahkan, rokok kerap dianggap sebagai penyebab utama suatu penyakit. Sakit jantung karena rokok, stroke karena rokok, TBC karena rokok, kanker karena rokok, dan apa-apa karena rokok. Padahal ya tidak seperti itu. 

Begini, rokok memang menjadi salah satu faktor risiko dari penyakit tertentu, terutama penyakit tidak menular. Namun, tidak bisa kemudian jika rokok dianggap sebagai penyebab utama atau penyebab tunggal dari penyakit tersebut. Karena ada faktor risiko lain yang juga bisa jadi penyebab dari penyakit-penyakit itu. 

Jika memang rokok adalah penyebab utama, atau bahkan penyebab tunggal penyakit seperti kanker atau jantung, lantas kenapa ada dokter atau menteri kesehatan yang terkena penyakit tersebut? 

Baca Juga:  Tak Ada yang Lebih Tabah dari Perokok di Indonesia

Ada begitu banyak orang yang tidak merokok, tapi terkena penyakit jantung atau kanker. Bahkan, ada juga orang yang hidupnya tidak di lingkungan perokok tetap terkena penyakit tersebut. Semua itu terjadi karena ada faktor risiko lain yang menyebabkan penyakit itu hadir. 

Karena itu, ketika dokter bertanya pada perokok tentang penyakitnya, sudah sepantasnya kita bisa membantah anggapan semua itu terjadi karena rokok. Kebodohan publik seperti ini sudah sepantasnya kita akhiri.  

Fauzan Zaki

Hanya manusia biasa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *